Satu bulan kemudian...
Tibalah saatnya bagi Alex untuk kembali mendaftar di sekolah Akademi Elit pada usia 18 tahun.
Setiap hari Alex selalu bangun siang, karena kesehariannya dia selalu begadang dan berkeliaran di malam hari untuk melihat situasi yang berada dilingkungannya.
Tiba-tiba, Suara Alarm dari jam yang berada di atas meja bersuara dengan sangat nyaring, sehingga membangunkan Alex secara paksa dari tidurnya yang begitu nyenyak.
"Triiiinnnnngggggg"
"Akkkhhhh... Siapa yang memasang alarm yang sangat berisik ini!" teriak Alex sambil melempar alarmnya ke tempat yang jauh.
"Whoooossshhhh"
Alex melemparkan jam tersebut mengarah pada pintu kamarnya. Akan tetapi disaat bersamaan pelayan setia yang bernama Salim membukakan pintunya.
"Ceklek"
"Tuan muda, saatnya anda Ba..." ucap Salim namun perkataannya tidak dilanjutkan, karena dihadapannya ada sebuah jam yang mengarah padanya.
"Ctakk"
Seketika Salim terjatuh akibat bari sebuah jam yang mengarah pada wajahnya.
"Bruukkk"
"Akhh, kenapa banyak sekali jam yang melayang?" tanya Salim sambil tergelak di pintu kamar Alex.
Salim Gaeruman adalah orang yang sudah diselamatkan oleh Alex, pada saat dia dikejar-kejar oleh beberapa dari anggota gengster, karena dia mencoba untuk melaporkan aksi pemalakan mereka pada pihak kepolisian.
Sampai akhirnya Salim tersandung dan terjatuh pada saat berjalan melewati sebuah gang. Terjatuhnya salim membuat dirinya terkejar oleh beberapa anggota gengster yang mencoba untuk balas dendam kepadanya.
Pukulan demi pukulan terus dilesatkan pada bagian tubuh Salim sampai tubuhnya dilumuri banyak darah. Tanpa disengaja Alex melihat kejadian tersebut, dan secara spontan dia langsung menolongnya dan menyelamatkan hidupnya. Jadi sampai saat ini dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk melayani Alex sampai tutup usia.
•••
Mendengar ada sesuatu yang terjatuh di dekat pintu kamarnya, Alex langsung terbangun dan melihat apa yang telah terjadi. Dalam keadaan masih tidak karuan, karena baru bangun dari tidurnya.
"Hei, paman Salim. Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Alex sambil menatap Salim yang sedang tergeletak di depannya.
Namun Alex sangat terkejut dengan jam alarm yang berada di tangan paman Salim. Dia menyangka bahwa paman Salim yang sengaja membuat alarm pada jam tersebut dan menaruhnya di atas meja dekat tempat tidurnya.
Seketika amarah Alex meledak seperti balon yang di tusuk oleh jarum.
"Buummm"
Dahi Alex langsung mengerut, dan menatap Salim dengan pandangan sangat kesal dengan niat untuk membuatnya kembali merasakan kejadian seperti dulu.
"Ohhhh.... Jadi paman Salim, memasang alarm ini di kamarku hah? Hmmm sepertinya aku harus mengambil hewan kesukaan paman Salim." ucap Alex sambil tersenyum lebar dengan menunjukan giginya.
"Ti-tidak tuan muda, tu-tunggu biar saya jelaskan semuanya." ucap Salim sambil memohon pada Alex untuk tidak melakukan lagi hal yang membuatnya menjadi gila.
Kemudian Salim berusaha untuk keluar dari kamar Alex dengan merangkak. Namun Alex tidak akan membiarkan Hal ini terjadi sampai paman Salim mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Kreepppp"
Tangan Alex memegang pergelangan kaki Salim yang hendak keluar dengan merangkak.
"Paman Salim, jangan sungkan untuk bermain dengan Moci. Ayo sini kita bermain bersama!" ajak Alex sambil tersenyum lebar dan menunjukkan Hamster kesayangannya.
Mendengar dengan perkataan Alex yang menyebutkan nama Moci, seketika bulu kuduk Salim berdiri.
"Mo-moci?" ucap Salim sambil menengok ke arahnya.
Setelah menengok ke arah tersebut, Salim langsung berteriak dan memohon ampunan pada Alex untuk tidak melakukan lagi hal yang membuatnya trauma.
"Tidaaaaakkkkkk! Ti-ti-tikuusssss!" teriak Salim sambil berusaha untuk segera keluar dari kamar Alex.
Di pagi hari kegaduhan dalam kamar Alex membuat beberapa pelayan yang menghuni rumah tersebut berlarian menuju kamar Alex yang berada di lantai atas.
"Tap... Tap... Tap..."
"Tuan Muda? Apa yang sedang terjadi? Apakah anda baik-baik saja?" tanya seorang pelayan wanita yang selalu setia kepadanya.
Aqila Priceila adalah orang yang suka membuat keributan di lingkungan miliknya, yang tidak jauh dari kediaman Alex. Dia juga membentuk sebuah gengster dengan nama Blood Flowers dengan anggota lebih dari 100 orang, untuk merebut kekuasaan dari wilayah lainnya.
Namun setelah bertemu dengan Alex, kehidupan yang dijalaninya berubah secara drastis. Hal ini dikarenakan bahwa dirinya telah dikalahkan oleh Alex, dan telah disadarkan dari semua perbuatan yang merugikan orang lain.
•••
"Ahhh... Tuan Muda, apakah anda lupa bahwa hari ini adalah pendaftaran untuk memasuki akademi?" tanya Aqila sambil mengerutkan dahinya.
Seketika Alex berpikir dan mulai mengingatnya bahwa yang dikatakan oleh Aqila benar.
"Eh??? Kenapa kalian tidak membangunkan dari tadi?" teriak Alex sambil melesat menuju kamar mandinya dengan kecepatan berlarinya seperti peluru.
"Swooossshhhhh"
"Hah? Padahal dari tadi aku bangunkan, tapi tuan muda tertidur seperti bangkai ikan." ucap Aqila sambil memegang dahinya oleh tangan kanannya.
Tanpa disengaja dia melihat, Salim yang sedang tergelak karena sudah dijahili oleh Alex dengan seekor hamster.
"Hey. Cepat bangun! Cepat antar tuan muda menuju akademi." ucap Aqila sambil menarik-narik baju salim.
"Ah... haa... Tikusss... Tikusss..." ucap salim sambil mengigau karena keadaanya yang tidak sadarkan diri seperti orang yang akan mati.
Aqila masih terus berusaha untuk menyadarkan salim dari keadaan yang membuatnya tidak sadarkan diri.
Sementara itu, setelah Alex selesai mandi. Dia langsung mengganti bajunya, lalu segera pergi menuju tempat akademi tersebut, dengan berlari.
"Baiklah, semuanya aku berangkat!" ucap Alex sambil berpamitan pada semua orang yang menghuni rumah besarnya.
"Tu-tunggu tuan muda! Bagaimana dengan sarapanmu?" tanya Aqila yang bersusah payah sudah membuatkan sarapan untuknya.
"Kali ini aku sangat terlambat, mungkin aku akan jajan makanan yang dipinggir jalan di arah yang sama menuju akadmei." ucap Alex sambil melambaikan tangan dan membuka pintu depan rumahnya.
Mendengar perkataan Alex seperti itu, Aqila membiarkannya untuk tidak sarapan karena dia hampir terlambat untuk mendaftar di akademi. Tanpa di duga Salim keluar dari pintu kamarnya yang tidak jauh dari ruang tamu.
"Cklek"
"Baiklah tuan muda ayo kita... Loh kok dimana tuan muda? Tadi aku kira dia menunggu di ruang tamu." tanya Salim dengan sangat terkejut bahwa Alex sudah tidak ada di ruang tamu tersebut.
"Tuan muda baru saja pergi beberapa detik yang lalu. Aku kira kamu sudah berada di dalam mobil dan bersiap untuk mengantarkannya." jawab Aqila sambil menunjuk ke arah pintu depan.
Dalam sekejap mereka berdua berpikir, bahwa Alex pergi dengan berjalan kaki tanpa ada yang mengantarnya menaiki mobil. Salim dan Aqila langsung berlari munuju pintu depan rumah dan berharap bahwa Alex masih berada di halaman rumahnya.
"Tap... Tap... Tap..."
"Cklek"
"Tuan muda!" ucap mereka berdua secara bersamaan.
Namun setelah Salim dan Aqila membukakan pintu, di depan rumah sudah tidak ada siapapun. Mereka berdua sangat panik, karena mereka pikir telah menjadi pelayan yang sangat buruk.
Alex sengaja melakukan hal ini karena dia tidak suka memamerkan kekayaannya di depan semua orang. Apalagi jika dia diantar sekolah dengan mobil ferarri yang hanya ada 60 unit di dunia, dia merasa sangat bodoh jika terus ditatap oleh semua orang.
Alex terus berlari dengan sekuat tenaganya sambil melihat-lihat makanan untuk dijadikannya sebagai pengisi tenaga.
"Tap... Tap... Tap..."
"Tidak ada jajanan yang bisa dicerna dengan mudah, semua sama saja apalagi hanya ada gorengan dan makanan yang penuh dengan lemak. Haahhh..." ucap Alex sambil terus berlari dan menghel
Ketika Alex hendak berlari melawati sebuah toko roti, ada seorang nenek berdiri di depan pintu toko dan memanggil namanya.
"Alex tunggu sebentar!" teriak nenek may sambil meminta Alex untuk menghampirinya.
Alex kemudian menoleh kebelakang, dan berjalan mundur setelah nenek may pemilik toko roti tersebut memanggilnya.
"Ahh... Ada apa nenek may?" tanya Alex sambil jalan di tempat.
"Sudah lama aku tidak melihatmu berlari di pagi hari, tapi kenapa kamu berpakaian rapi seperti itu?" tanya nenek may sambil tersenyum melihat pakaian Alex yang sangat rapi.
"Aku akan kembali belajar di akademi nenek may, aku..." ucap Alex namun perkataannya tidak dilanjutkan akibat perutnya sudah lapar melampaui batasannya.
"Kruuuukkkkk"
Wajah Alex langsung memerah karena suara cacing di dalam perutnya terlalu nyaring.
"Ahh... Kebetulan nenek punya sesuatu untukmu. Tunggulah sebentar ya!" ucap nenek May sambil masuk ke dalam tokonya untuk mengambil sesuatu yang di berikan pada Alex.
"Tu-tunggu nenek May, A-ku sedang terburu-buru..." ucap Alex namun perkataannya tidak di dengarkan oleh nenek May.
Alex terpaksa harus menunggu sebentar, walaupun hal ini akan menyita waktunya untuk segera pergi mendaftar di akademi elit sebelum pendaftarannya ditutup.
Hanya menunggu 10 menit, nenek May kembali keluar dari tokonya sambil membawa beberapa roti untuk diberikan pada Alex.
"Tadinya nenek ingin kamu untuk singgah sebentar, Akan tetapi nenek melihat kalau kamu sedang terburu-buru, jadi ambilah ini untuk bekalmu nanti." ucap nenek May sambil memberikan beberapa roti dalam kotak plastik pada Alex.
Alex sangat senang atas pemberian yang diberikan oleh nenek May, namun dalam pikirannya dia tidak ingin menerima pemberian dari siapapun tanpa membayarnya.
"Nenek May, berapa harga dari semua ini?" tanya Alex dengan nada rendah sambil memegang kotak plastik yang berisi beberapa roti isi, dan mengambil beberapa lembar uang dari sakunya.
"Alex tidak usah bayar. Ini adalah tanda terimakasih dari nenek, karena kamu selalu membantu nenek sejak dulu. Jadi nenek mohon terimalah walaupun roti ini tidak sebanding dengan hasil kerja kerasmu yang selalu membantu nenek disaat sedang kesusahan." jawab nenek sambil menolak pemberian uang dari Alex.
"Jangan berbicara seperti itu nenek May, pemberian dari nenek membuat diriku sangat bahagia. Dan juga tolong nek, jangan membandingkan roti ini dengan hasil kerja kerasku dari dulu. Sekecil apapun itu, bila seseorang dengan tulus memberikannya pasti akan membuat hati mereka sangat senang, termasuk juga diriku." ucap Alex sambil tersenyum dan menerima pemberian dari nenek May dengan sangat senang.
Kemudian Alex langsung pamitan pada nenek May, karena dia harus segera pergi untuk mendaftar di akademi. Namun ketika Alex melanjutkan perjalannya menuju akademi tersebut, setiap pemilik toko menghentikannya untuk memberikan sesuatu padanya.
"Alex tunggu sebentar!" ucap pemilik toko minuman, kemudian memberikan beberapa minuman penambah stamina pada Alex.
Di toko selanjutnya...
"Alex tunggu sebentar!" ucap pemilik toko kue, kemudian memberikan beberapa potongan kue untuk dibawa oleh Alex.
Di toko selanjutnya...
"Alex tunggu sebentar!" ucap pemilik toko donat, kemudian memberikan beberapa donat untuk dibawa oleh Alex.
Sampai pada akhirnya, Alex menerima pemberian dari setiap toko yang dilewatinya sampai tasnya penuh dengan makanan dan minuman, ditambah lagi dua kresek besar yang ada dalam genggaman tangannya.
"Uuuuhhhhh... Kenapa aku harus membawa ini semua?" teriak Alex dengan sedikit kesal karena terlihat seperti orang yang ingin berjualan makanan dan minuman.
...Bersambung......
...{Pemberitahuan Update}...
...(Setiap Hari up eps terbaru pada pukul 21.00 bila keadaan author sedang normal)...
...Jika berkenan dan bersedia jangan lupa untuk dukung author dengan Like, Komen, Vote, Rate novel ini serta saran dan bantuannya agar lebih semangat untuk crazy up. Pendapat anda sangat berharga bagi pemula seperti saya....
...Terimakasih 🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
system terkuat
kenapa baru jumpa novel sebagus iniiii
2022-04-05
0
Nurul
mantan ketua geng mau berangkat sekolah dicegat Ama tetangga komplek
2022-02-26
0
revilion
lanjutt
2021-07-17
0