Nala menggebrak mejanya lalu berdiri membuat semua diam dan melihat ke arah Nala.
“Pada nggak punya otak lo semua !” bentak Nala menunjuk ke semua arah di depannya dengan kasar
“Nal, sabar Nal, lo mau Tante kesini karena dipanggil BP lagi ?” bisik Raymond
Nala hanya menoleh sebentar menatap Raymond “sorry gue jadi emosi” ucap Nala ke arah Lana lalu berjalan ke depan kelas
“Gue disini bukan mau sok-sok an, gue bantu pengurus kelas lainnya yang sibuk ngomongin tentang ini kelas ! Gue nggak ngelarang kalian buat ngobrol apa bercanda selama itu nggak berisik sampai ganggu kelas lain !” ucapnya tegas
Tiara yang ditatapnya malah memutar bola matanya dengan malas dan masa bodoh dengan ocehan Nala “lo juga ya wakil ketu ! Lo pikir mata gue buta nggak lihat mata lo muter-muter ngeremehin gue ! Lo yang mau sendiri jadi wakil, mana tanggung jawab lo !” bentak Nala menggebrak meja guru yang tebal itu
..
“Gila, gue jadi takut sama Nala” bisik Miko
Gue udah firasat Nala.. batin Raymond menyerah
Tiara nggak mau kalah, dia berdiri dan membela dirinya “kok lo nyalahin gue sih ? Lo sendiri yang rembukkan nggak ngajak gue !”
“Idih udah gila kali tuh cewek” gerutu Jovanka
“Tiara ! Gue udah ajak lo ya sebelum gue mulai diskusi ini, sebelumnya Jo juga udah ngajak lo tapi lo nolak, jangan fitnah” ucap Lana tegas
Semua murid langsung berbisik membicarakan Tiara, mereka sangka dengan parasnya yang cantik akan meluluhkan hati mereka, tapi semua itu kalah dengan paras cantik Nala terlebih sikapnya yang bisa mengkoordinir kelas karena sebagian dari mereka juga merasa bising.
“Gue bakal laporin lo ke Bu Maria !” ancam Tiara
“Nggak usah repot-repot, gue bisa laporin diri gue sendiri tanpa bantuan lo” ucap Nala dengan dinginnya
Waktunya pas sekali Bu Maria masuk kelas untuk melihat hasil kerja muridnya “loh, Nala, kamu ngapain disitu ?” tanya Bu Maria
“Maaf Bu, saya kesel dan menggebrak meja ini tadi” jawab Nala tanpa rasa takut melirik Tiara yang mulai panik
“Maksud kamu ?” tanya Bu Maria bingung
Lana berdiri dari duduknya “kelas ini dari tadi berisik, saya bersama Nala, Jovanka, Melani, Raymond, dan Miko lagi berdiskusi tentang pengeluaran untuk kelas ini tapi karena terlalu berisik Nala marah dan menggebrak meja, maaf Bu” jelasnya
Bu Maria mengernyitkan dahinya “Tiara, kenapa cuma kamu yang nggak ikut diskusi ? Padahal yang bukan pengurus aja ikutan”
“Saya nggak diajak Bu” jawabnya
“Bohong Bu, tadi saya lihat Jovanka ajak Tiara pas bel masuk baru bunyi tapi Tiara menolaknya dan bilang males” jawab salah seorang murid
“Tadi juga Lana udah ngajak Tiara, Bu, tapi dia juga masih nolak” lapor murid lainnya
“Tiara, Ibu kecewa sama kamu, padahal Ibu senang kamu mencalonkan diri kamu sebagai wakil” ucap Bu Maria
“Mereka bohong Bu” ucap Tiara masih membela dirinya
“Kalau gitu kamu maju kedepan” ucap Bu Maria
Kini Bu Maria sudah berdiri bersandar di tepi meja guru dengan kedua tangan dilipat di dadanya sementara Nala dan Tiara berdiri di depan kelas.
Ekspresi keduanya berbeda, Nala berdiri tegap namun tetap santai dengan wajah khas judesnya sementara Tiara terlihat gugup dan memainkan jemari tangannya di balik punggungnya.
“Ibu punya pertanyaan buat kalian, apa yang harus dilakukan wakil ketua kelas kalau saat ini ketua kelas sibuk dengan tugasnya sebagai ketua kelas ?” tanya Bu Maria serius
Nala diam tenang menunggu Tiara menjawabnya lebih dulu “Nala ?” tanya Bu Maria
“Sebenernya saya mau menunggu jawaban dari wakil ketua kelas saya dulu Bu” jawab Nala dengan tenangnya
“Lama, masih banyak berpikir” sindir Bu Maria
Nala menghela nafas sebentar “sebagai wakil ketua kelas saya akan sadar diri dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan pada saya, terlebih jika saya tidak bisa membantu tugas ketua kelas saat ini setidaknya saya bisa menenangkan teman-teman lainnya agar tidak berisik sehingga tugas ketua kelas bisa berjalan lancar dan setelahnya saya akan meminta laporan langsung dari ketua kelas tentang hasil diskusi agar saya paham dan mengerti dengan isi dan tujuan kesibukan ketua kelas tadi” jelas Nala tanpa ragu dan penuh ketegasan
“Wuahh, daebak eonni” gumam Jovanka dan Melani
Bu Maria membuat sebuah pertanyaan matematika dengan soal yang berbeda di papan tulis “kalian pilih salah satu dan kerjakan soal itu” perintahnya
Terlihat Tiara kebingungan memilih soal “pilih aja, gue bakalan kerjain soal sisanya” ucap Nala dengan nada meremehkan
Kesal, Tiara segera mengambil spidol dan memilih soalnya namun tetap bingung cara pengisiannya, sementara Nala mengerjakannya dengan tenang lalu berdiri di tepi papan tulis agar jawabannya terlihat.
Lana sendiri ikut mengisi soal keduanya dan jawaban Nala benar.
“Nala, coba hapus jawaban kamu lalu kalian tukar soal” ucap Bu Maria setelah Nala sudah menyelesaikan soalnya
Nala menurutinya dan lagi-lagi dia mengerjakannya dengan tenang sementara Tiara hanya bisa pura-pura berpikir dengan cara penjabaran yang salah.
..
“Saya sudah mengerjakannya sendiri Bu, dan Nala menjawab dengan benar kedua soal tadi” ucap Lana
“Pengurus kelas Ibu ubah ya, Nala akan menggantikan Tiara sebagai wakil, dan sekertaris kelas hanya Melani” ucap Bu Maria
Tiara sudah kembali duduk ke tempatnya dengan wajah kesal sekaligus malu “Lana, Jovanka, bisa kalian jelaskan isi diskusi kalian siang ini ?” tanya Bu Maria mempersilahkan Lana dan Jovanka ke depan kelas
“Biar Nala dan Jo aja Bu yang jelaskan” ucap Lana
“Dih nggak bisa gitu ! Maju dong lo, biar ada kerjaan” protes Nala
“Nala” ucap Bu Maria penuh penekanan
“Maaf Bu” ucap Nala
Terpaksa Jovanka maju sendiri karena Bu Maria menunjuk Nala dan Jovanka untuk menjelaskannya sementara Lana tertawa puas tanpa suara di tempat duduknya.
Jovanka sudah berdiri di samping Nala dengan buku catatannya tadi “gue grogi Nal” bisik Jovanka
Nala merangkul bahu Jovanka “santai aja santai" bisiknya "sesuai hasil diskusi kita tadi, kita bakalan beli beberapa kebutuhan kelas, Jo, jelasin” ucapnya membuka suara
“Ah.. ya.. eum.. jadi gini ya guys, jenis-jenis alat kebersihan, sampai kebutuhan lainnya bakalan kita beli sendiri karena pihak sekolah nggak sediain.. dan biayanya kita kumpulin dari uang kas, sesuai ucapan dari Lana, kita sepakat buat ngumpulin uang kas per orang lima ribu buat 1 minggu, jadi kita cuma butuh 20 ribu per orang buat 1 bulan, apa ada yang keberatan ?” jelas Jovanka
“Kalau diam berarti setuju ya” ucap Nala datar namun sorot matanya menusuk tajam
..
“Ray, dia dari kecil makannya apaan sih ? Udah judes, galak banget” bisik Lana menggerutu
“Ehem.. Hati-hati suka loh Lan” goda Miko
“Iya, tauk tauk jodoh” ledek Raymond
Lana menghela nafas berat dan memilih kembali fokus ke depan kelas.
..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments