Pobia Kegelapan

●●●

Pukul 16.00 (GMT- 5)

Reynald dan Jessy sedang duduk berdua di cafetaria dekat kantor Jessy.

"Apa kabar mu?" tanya Reynald pada Jessy, karena terakhir kali mereka bertemu waktu wisuda kuliah tahun lalu.

"Seperti yang lo lihat," kata Jessy sambil melihat dirinya.

"Gimana kabar Dewa? Apa dia masih kuliah di Jerman?" tanya Jessy tentang keadaan Dewa.

"Enggak, gue suruh pindah ke Universitas Alberta," ucapan Reynald membuat Jessy terkejut.

"Lo seriusan?" tanya Jessy tidak percaya, karena dia tahu Dewa anaknya keras kepala banget.

Reynald hanya mengangguk sambil menyesap cappucinonya.

"Apa dia masih sama Laura?" tanya Jessy membuat Reynald meletakkan cappucinonya.

"Enggak," jawab Reynald terkesan dingin dan ketus.

"Kasian banget Dewa pasti dia sulit banget buat ngelupain masa lalunya di sini, terlebih orang yang dia sayang enggak peka," entah kenapa hati Reynald seakan tersentil dengan ucapan Jessy.

Reynald melirik Jessy sekilas terlihat sedikit murung.

"Kenapa?" tanya Reynald pada Jessy yang tiba- tiba moodnya berubah.

"Udah hampir 5 tahun dan lo tahu enggak, perasaan gue masih sama kayak dulu," Reynald mengalihkan tatapannya ke jalanan, menatap lalu lalang orang pejalan kaki.

"Tapi kayaknya sih gue tahu, suka sama seseorang itu ada rasa kadaluarsanya," Reynald kembali menatap wajah cantik Jessy.

Jessy menunduk sambil menatap cappucinonya.

Terlihat jika dia sedang tidak baik- baik saja atau sedang pura- pura seperti tidak terjadi apa- apa.

"Oh ya lo manggil gue kesini, kenapa?" tanya Jessy setelah mereka ngobrol basa- basi selama beberapa tahun tidak ketemu.

"Emmm, lo tahu kan kabar tentang pembukaan proyek AS tuan Clay, gue butuh bantuan lo," kata Reynald terlihat dia sangat canggung untuk meminta bantuan Jessy.

Bagaimana tidak mereka sudah lama tidak bertemu dan tiba- tiba saja Reynald datang untuk meminta bantuan.

"Apa lo butuh model?" tebak Jessy yang tepat sasaran.

Reynald hanya mengangguk terlihat Jessy tertawa pelan melihat reaksi Reynald.

"Kapan?" pertanyaan Jessy membuat Reynald terkejut, tidak percaya jika Jessy akan menerima permintaannya.

"Lo seriusan?" Jessy hanya mengangguk, buru- buru Reynald mengeluarkan surat perjanjian.

"Tenang aja, gue bakal bantu lo jadi gak perlu lo buat surat perjanjian," tolak Jessy saat Reynald menyodorkan surat perjanjian.

"Tapi...,"

"Lo enggak percaya sama gue?" tanya Jessy membuat Reynald menarik kembali surat perjanjiannya.

"Hmm, gue harus balik lagi ke kantor," pamit Jessy pada Reynald.

"Kenapa buru- buru?" tanya Reynald membuat Jessy menatap Reynald.

"Gue ada kerjaan, apa ada yang ingin lo bicarakan?" tanya Jessy membuat Reynald sedikit salah tingkah.

"Yaudah, gue balik dulu ya ke kantor," pamit Jessy pada Reynald.

"Tunggu," kata Reynald membuat Jessy berhenti melangkah dan berbalik menatap kembali Reynald.

"Makasih," kata Reynald pelan dan diangguki Jessy.

Reynald menatap Jessy yang berjalan keluar, kembali ke kantornya dengan jalan kaki.

"Yes akhirnya, gue bisa deketin dia lagi," kata Reynald bersorak senang.

Disisi lain, Jessy berjalan menuju kantornya sambil mendial nomor seseorang.

"Halo,"

"Semua sesuai rencana," kata Jessy sambil menatap langit yang saat ini sangat cerah sekali.

"......."

"Tentu, lo harus bersyukur bisa bertemu sama orang tepat seperti gue," bangga Jessy membuat orang di seberang sana tertawa.

"........."

"Ok, gue tutup dulu," kata terakhir Jessy sambil berjalan memasuki kantornya.

---☆☆☆---

Laura baru saja selesai mandi karena dia baru saja pulang dari studio foto untuk photoshoot.

Laura duduk di queen sizenya sambil melirik jam weker di atas nakas.

Pukul 20.00 (GMT- 5)

"Ya tuhan gue masih ngerjain tugas lagi, mana besok waktunya dosen killer itu," gerutu Laura karena dia sangat capek baru saja pulang dari studio foto.

Laura mengambil laptopnya yang berada di atas meja dekat jendela.

Laura membuka laptopnya, dia akan mengerjakan tugas baru dia akan tidur.

Laura langsung searching untuk mencari beberapa referensi, tapi ada satu kabar hot terkini.

Laura langsung mengklik karena merasa penasaran.

Laura menutup mulutnya tidak percaya saat tahu jika Sela menjadi kabar hot terkini.

Laura buru- buru membacanya tentang artikel yang dituliskan tentangnya.

Laura merasa panas saat mereka semua mengatakan jika wajah Sela cantik bak dewi.

Dan lebih panasnya lagi mereka juga mengungkit tentang kedekatan Sela dan Bara.

Brak

Laura menutup laptopnya dengan sangat keras dengan mata memerah menahan air mata.

"Apa mereka bilang? Jadi model perusahaan ATF? Bahkan di peragaan busana AS nanti," Laura menganga tidak percaya sama apa yang media tulis.

Laura berjalan mondar- mandir sambil menyisir rambutnya ke belakang dengan kasar.

"Apa mereka buta, cewek miskin kayak dia bisa jadi model perusahaan Bara," Laura benar-benar merasa syok dengan apa yang barusan dia baca.

Laura langsung mencari ponselnya untuk menghubungi seseorang.

♡♡♡

Bara berada di dalam lift tiba- tiba lift berhenti dan gelap.

"Kenapa ini?" tanya Bara pada bodyguardnya yang dia suruh untuk membawakan jaket wol dari malnya.

"Maaf tuan sepertinya lampunya padam, tunggu sebentar akan saya hubungi petugas keamanan," kata bodyguardnya langsung menghubungi petugas keamanan.

Kini pikiran Bara tertuju pada Sela yang sedang sendirian di dalam ruangannya dan bodohnya Bara menguncinya.

"Bagaimana?" tanya Bara terlihat sangat mencemaskan Sela.

Tidak menunggu lama lampu kembali menyala dan lift juga kembali berjalan.

Bara menatap lekat angka pada lift tersebut, kenapa berjalan sangat lambat sekali.

Ting

Pintu lift terbuka buru- buru Bara keluar dan bergegas menuju ruangannya.

Bara membuka pintu ruangannya, terlihat Sela sedang meringkuk di lantai.

Bara bergegas langsung menghampiri Sela yang masih diam saja.

"Hei," panggil Bara pelan sambil memegang tangan Sela yang terasa sangat panas sekali.

Sela perlahan mendongak dengan mata yang sembab dan hidung yang memerah karena kelamaan menangis.

"Tuan," panggil Sela pelan, Bara langsung merengkuh Sela ke dalam pelukannya, memberikan ketenangan pada Sela.

"Saya takut," gumam Sela pelan sambil tersedu- sedu, Bara semakin mengeratkan pelukannya.

Sebenarnya ada apa dengan Sela, kenapa dia bisa setakut ini.

Setelah itu tidak ada lagi suara dari Sela, tangan Sela yang tadinya memegangi kemeja Bara terlepas begitu saja.

Bara menunduk untuk melihat wajah Sela, buru- buru Bara mengangkat Sela ke atas sofa.

"Mana jaket wolnya?" tanya Bara pada bodyguardnya.

"Tolong kamu jemput dokter Lia untuk kesini," perintah Bara yang langsung diangguki oleh bodyguardnya dan berangkat untuk menjemput dokter Lia.

Bara menutupi tubuh Sela dengan jaket wol yang dia ambil dari malnya.

Bara lalu mengambil air untuk mengompres Sela, karena tubuhnya sangat panas.

"Tuan, ini dokter Lia," kata bodyguardnya membuat Bara terkejut.

Ya tuhan, dia terbang atau bagaimana, bisa datang secepat ini.

"Maaf tuan saya akan memeriksanya," kata dokter Lia memulai mengeluarkan stetoskopnya.

Dokter Lia juga memeriksa suhu tubuh Sela, benar suhunya 37° karena itu tubuhnya sangatlah panas.

"Apa dia baik- baik saja dok?" tanya Bara khawatir ketika melihat termometer menunjukkan angka 37.

"Sebenarnya apa yang terjadi tuan? Kenapa Sela seakan mengalami syok yang luar biasa, bahkan jantungnya tidak bisa berdetak dengan normal sangat cepat sekali," lapor dokter Lia pada Bara.

"Apa ada kejadian yang menimpanya beberapa menit yang lalu?" interogasi dokter Lia pada Bara.

"Tadi sore dia kehujanan, karena itu saya kunci dia didalam sini, saya sedang mengambil teh hangat untuknya, tiba- tiba lampu padam selama 5 menit.....,"

"Nah, itu dia masalahnya," kata dokter Lia memotong pembicaraan Bara karena sudah tahu apa penyebab Sela seperti ini.

"Apa?" tanya Bara penasaran.

"Sela kemungkinan mengalami pobia kegelapan atau lebih dikenal dengan nyctophobia, dimana seseorang itu mengalami ketakutan yang begitu hebat saat dia berada di ruang gelap, lalu muncul rasa sesak, keringat dingin bahkan jantung berdebar tidak karuan," jelas dokter Lia pada Bara.

"Lalu bagaimana cara mengobatinya?" tanya Bara dengan sangat detailnya.

"Anda bisa membawanya ke psikiater agar mereka bisa membantu Sela sedikit demi sedikit menghilangkan rasa takut dalam kegelapan," jelas dokter Lia.

"Sebenarnya apa penyebab dari pobia itu sendiri?" tanya Bara sekali lagi agar lebih paham.

"Tidak bisa kita ketahui secara pasti, tapi ada kemungkinan jika dia pernah mengalami traumatis pada masa kecilnya, entah dia mengalami sesuatu yang buruk sehingga dia selalu teringat kembali dengan kejadian hal itu atau dirinya yang berusaha untuk mengenang kejadian lalunya sehingga dia harus mengingat kembali kejadian itu di ruang kegelapan," kata dokter Lia membuat Bara kini paham.

"Kalau begitu saya permisi dulu tuan," pamit dokter Lia karena semua urusan sudah selesai.

"Terima kasih," kata Bara mengantarkan dokter Lia keluar dari ruangannya.

Bara menutup ruangannya lalu berjalan menuju kamarnya untuk mengambil selimut tebal.

Bara menatap mata Sela yang kini sembab dan hidung yang memerah.

.

.

.

.

.

.

Sela perlahan membuka matanya, dia masih berada di kantor dan Sela menatap ke samping.

What?

Bara kini sedang tidur disampingnya, ingin sekali Sela buru- buru lari pergi dari sini.

Sela perlahan bangun dengan sangat pelan sekali agar Bara tidak bangun.

Bara membuka matanya melihat Sela yang sudah bangun dengan pelan- pelan.

Bara menarik tangan Sela untuk kembali tidur di sampingnya.

"Kau mau kemana?" tanya Bara pelan dengan suara khas bangun tidur.

Sela sedikit salah tingkah bagaimana tidak posisi mereka yang bisa dibilang sangat dekat sekali bahkan semalaman tidur di sofa berdua.

"Saya mau siap- siap buat kuliah," kata Sela menunduk tidak berani menatap mata Bara hanya sekilas saja.

"Apa kamu memiliki pobia pada kegelapan?" tanya Bara pelan sambil menatap lekat wajah Sela yang begitu dekat dengannya.

Sela menatap mata Bara lalu mengalihkannya pada pandangan lain.

"Entah saya juga tidak tahu, yang pasti saya sangat takut saat berada di kegelapan dan keringat dingin dan kecemasan seakan muncul bersamaan," kata Sela mengatakan apa yang dia rasakan saat lampu padam.

"Apa kamu pernah mengalami sesuatu yang membuatmu trauma?" tanya Bara yang tidak henti- hentinya menatap wajah cantik Sela.

"Saya sendiri juga tidak tahu, yang pasti saat saya berada di kegelapan, saya akan mendengar suara tembakan dan juga suara jeritan kesakitan, itu semua terputar begitu saja saat saya berada di ruang yang gelap," jelas Sela tentang apa yang dia ingat saat ketakutan di ruang gelap.

Bara menatap wajah Sela lekat, sebenarnya ada apa dengan gadisnya ini.

Kejadian apa sehingga membuat Sela menjadi trauma dan mengalami pobia seperti ini.

"Tuan," panggil Sela membuat Bara tersadar dari lamunannya.

"Bisakah saya bangun, saya ingin bersiap- siap untuk pergi ke kampus," kata Sela membuat Bara semakin mendekatkan dirinya pada Sela.

"Untuk hari ini tidak ada kuliah," kata Bara terdengar sangat dingin dan menakutkan.

"Kenapa anda sangat menyebalkan, saya sudah dua hari tidak kuliah dan kemarin baru masuk dan sekarang anda menyuruh untuk tidak masuk, anda kira saya sekolah TK, yang bisa masuk dan keluar begitu saja," dumel Sela kesal dengan sikap Bara.

"Apa kamu ingin mendapatkan hukuman," ancam Bara membuat nyali Sela seakan menciut, Sela tidak tahu apa hukumannya yang jelas, dia yakin jika Bara akan memberikan hukuman yang tidak masuk akal.

"Rendy come on, aahhhh," teriak Rendy saat membuka pintu dan melihat Bara dan Sela berbaring bersama di sofa.

"Astaga mata adik ternodai, ampunilah hambamu ya tuhan," kata Rendy sambil menutup matanya dan teriak- teriak enggak jelas.

Sela yang sangat malu saat ini, langsung bangun dan berlari menuju kamar Bara untuk bersiap.

"Gue buta gue enggak lihat apa- apa, cuma lihat ada dua orang tidur di sofa....,"

Bukk

Bara melempar Rendy dengan bantal dengan kesal.

"Lo bisa enggak masuk ke dalam ruangan gue ketuk pintu," kata Bara merasa kesal pada Rendy yang menganggu waktunya dengan Sela.

"Emang sejak kapan lo nyuruh gue ngetuk pintu waktu masuk ruangan lo," kata Rendy sambil melempar bantalnya ke sofa.

Bara duduk di sofa dengan menatap tajam ke arah Rendy seakan ingin sekali menerkam.

"Ya tuhan itu mata keluar dari tempatnya baru tahu lo," kata Rendy yang mendadak salah tingkah saat ditatap tajam Bara.

"Oh iya gue mau nganterin berkas ini, di sini semua sudah terkumpul dengan rapi dan urut sesuai yang lo mau," kata Rendy sambil memberikan berkas yang sejak tadi dia bawa.

"Semuanya?" tanya Bara memastikan sekali lagi jika Rendy tidak salah atau ada yang kelewat.

Bara membuka berkasnya, benar semua tersusun dengan sangat rapi dan sistematis.

"Bagus," kata Bara memuji pekerjaan Rendy. Rendy menganga mendengar ucapan Bara.

"Cuma itu?" tanya Rendy membuat Bara beralih menatap Rendy.

"Lalu?" tanya Bara balik.

"Enggak ada bonus kek, traktiran kek, atau sekedar beri tiket jalan- jalan gitu," kata Rendy berharap Bara memberinya bonus untuk pekerjaannya ini.

"Oh lo mau tiket jalan jalan?" tanya Bara membuat Rendy mengangguk dengan sangat antusias.

"Pesen aja tiketnya, sekalian deh lo bawa itu baju lo dan jangan balik lagi ke sini," kata Bara membuat Rendy merasa jika darahnya naik.

"Lo tahu enggak, gue dulunya berharap kalau gue bisa ketemu sultan terus nikah sama anaknya, jadilah gue jadi menantu sultan, tapi takdir berkata lain, bukannya ketemu sultan yang ada gue ketemu raja setan," kata Rendy membuat Bara mendelik menatap jengkel pada Rendy.

"Dan sayangnya lagi, si raja setan kaya raya, mau enggak mau gue harus jadi pengikut setianya dong," Rendy tidak menyadari jika Bara sekarang menatapnya tajam.

"Gue juga dulunya berharap punya bodyguard yang patuh, ramah dan sopan sama atasannya, bukan banyak tingkah dan pecicilan kayak lo," kata Bara membalas ucapan Rendy.

"Yaudah lo pelihara aja anjing," kata Rendy tidak mau kalah debat dengan Bara.

"Ngapain, gue udah melihara pawangnya," kata Bara sambil berlalu pergi meninggalkan Rendy sebelum dia sadar dengan ucapan Bara.

"Dasar bos gila, kalau udah melihara anjing ngapain masih cari anjingnya," gumam Rendy sambil menatap kepergian Bara.

"Tunggu- tunggu, apa dia bilang, udah melihara pawangnya, siapa?" gumam Rendy bertanya pada dirinya sendiri.

"Gue apa Reno?" bingung Rendy dengan ucapan Bara.

Sedangkan Bara sedang menahan tawanya ketika membayangkan, jika Rendy menyadari ucapannya barusan, bahwa yang Bara maksud pawangnya anjing adalah Dia.

------------------------------------------

Terpopuler

Comments

Frans Taela

Frans Taela

pasti sisela lihat pembunuhan orang tua reynal

2021-10-12

0

ELmyah

ELmyah

gmn kbr ibu sela ya

2021-07-24

0

Khadijah Wijaya

Khadijah Wijaya

kena prank juga kan

2021-02-09

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kemewahan Aldebaran
3 Debaran Aneh
4 Jodohkah Kita
5 Penyelamat
6 Pergi Ke Mal
7 Bara Caper
8 Kesempatan
9 Rumah Sela
10 Tinggal Bersama Bara
11 2R Bikin Heboh
12 Kehebohan Kampus
13 Laura Berulah
14 Jangan Posesive Bara
15 Kantor Bara
16 Pesta
17 Kemarahan Bara
18 Gabriela Kuliah
19 Ketakutan Sela
20 Pobia Kegelapan
21 Gabriela Menginap
22 Emosi Bara
23 Perhatian Ini Uwu
24 Kemah
25 Kecemasan Bara
26 Balasan Bara
27 Tingkah Gila 2R
28 Kehebohan di Wahana
29 Sela Cemburukah
30 Terlalu Cemburu
31 Tindakan Bara
32 Reynald & Sela
33 Tunda Perasaan
34 Persiapan Penilaian
35 Berkat Sela
36 Flashback
37 Pertengkaran Kecil
38 Beasiswa Luar Negeri
39 Jebakan Gabriela
40 Berkunjung
41 Pengakuan Sela
42 Please Jangan Bengek
43 Ciee Yang Cemburu
44 Kabar Duka
45 Di Luar Dugaan
46 Dinner
47 Tantangan Reynald
48 Pertarungan
49 Ingatan Sela
50 Bela Diri
51 Balap Motor
52 Pak Bos Merajuk
53 Baberque Time
54 Sultan Liburan
55 Kesalahpahaman
56 Pergi
57 Pengumuman
58 Bertemu Sela
59 Dia Sakit
60 London Punya Cerita
61 Jadi Tahanan Bara
62 Perpisahan
63 Galau Bikin Ulah
64 Kecelakaan
65 Kekecewaan Bara
66 Pengumuman
67 3 Tahun Kemudian
68 See You Again
69 Berubah
70 Club
71 Mengundurkan Diri
72 Pindah Rumah
73 Pesta
74 Rindu Bagai Candu
75 Panik Enggak
76 Flashback
77 Keseruan di Bahama
78 Kesedihan Sela
79 Mabuk
80 Ulah Gabriela
81 Kecelakaan
82 Ternyata •••
83 Clue
84 Siasat Penculikan
85 Penembakan
86 Penembakan 2
87 Pilu
88 Bara & Reynald
89 Hari Bahagia Jessy
90 Stella Island
91 Pernikahan Jenald
92 Idul Fitri
93 Rencana Kejutan
94 Wedding Bala
95 Weeding Bala 2
96 Unboxing
97 Honeymoon Sweet
98 Momen 2R
99 Prewed
100 2R Nikah
101 Hadiah Honeymoon
102 Hello Daddy
103 Mamud Ngidam
104 2R Jadi Pengasuh
105 Kebahagiaan Mereka
106 Tingkah Suami
107 Baby Boy
108 Bumil Buat Rusuh
109 Semua Kena Imbas
110 Bara Junior
111 Bara Junior 2
112 Kejutan Untuk Baby
113 Keluarga Kecil
114 2R Jadi Daddy
115 Baby Sister
116 Lembaran Baru
117 END: Inilah Kisah Kami
118 UCAPAN TERIMA KASIH
119 S2 Coming
120 Cerita Baru
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Prolog
2
Kemewahan Aldebaran
3
Debaran Aneh
4
Jodohkah Kita
5
Penyelamat
6
Pergi Ke Mal
7
Bara Caper
8
Kesempatan
9
Rumah Sela
10
Tinggal Bersama Bara
11
2R Bikin Heboh
12
Kehebohan Kampus
13
Laura Berulah
14
Jangan Posesive Bara
15
Kantor Bara
16
Pesta
17
Kemarahan Bara
18
Gabriela Kuliah
19
Ketakutan Sela
20
Pobia Kegelapan
21
Gabriela Menginap
22
Emosi Bara
23
Perhatian Ini Uwu
24
Kemah
25
Kecemasan Bara
26
Balasan Bara
27
Tingkah Gila 2R
28
Kehebohan di Wahana
29
Sela Cemburukah
30
Terlalu Cemburu
31
Tindakan Bara
32
Reynald & Sela
33
Tunda Perasaan
34
Persiapan Penilaian
35
Berkat Sela
36
Flashback
37
Pertengkaran Kecil
38
Beasiswa Luar Negeri
39
Jebakan Gabriela
40
Berkunjung
41
Pengakuan Sela
42
Please Jangan Bengek
43
Ciee Yang Cemburu
44
Kabar Duka
45
Di Luar Dugaan
46
Dinner
47
Tantangan Reynald
48
Pertarungan
49
Ingatan Sela
50
Bela Diri
51
Balap Motor
52
Pak Bos Merajuk
53
Baberque Time
54
Sultan Liburan
55
Kesalahpahaman
56
Pergi
57
Pengumuman
58
Bertemu Sela
59
Dia Sakit
60
London Punya Cerita
61
Jadi Tahanan Bara
62
Perpisahan
63
Galau Bikin Ulah
64
Kecelakaan
65
Kekecewaan Bara
66
Pengumuman
67
3 Tahun Kemudian
68
See You Again
69
Berubah
70
Club
71
Mengundurkan Diri
72
Pindah Rumah
73
Pesta
74
Rindu Bagai Candu
75
Panik Enggak
76
Flashback
77
Keseruan di Bahama
78
Kesedihan Sela
79
Mabuk
80
Ulah Gabriela
81
Kecelakaan
82
Ternyata •••
83
Clue
84
Siasat Penculikan
85
Penembakan
86
Penembakan 2
87
Pilu
88
Bara & Reynald
89
Hari Bahagia Jessy
90
Stella Island
91
Pernikahan Jenald
92
Idul Fitri
93
Rencana Kejutan
94
Wedding Bala
95
Weeding Bala 2
96
Unboxing
97
Honeymoon Sweet
98
Momen 2R
99
Prewed
100
2R Nikah
101
Hadiah Honeymoon
102
Hello Daddy
103
Mamud Ngidam
104
2R Jadi Pengasuh
105
Kebahagiaan Mereka
106
Tingkah Suami
107
Baby Boy
108
Bumil Buat Rusuh
109
Semua Kena Imbas
110
Bara Junior
111
Bara Junior 2
112
Kejutan Untuk Baby
113
Keluarga Kecil
114
2R Jadi Daddy
115
Baby Sister
116
Lembaran Baru
117
END: Inilah Kisah Kami
118
UCAPAN TERIMA KASIH
119
S2 Coming
120
Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!