●●●
Di tempat meeting di perusahaan Reynald kini juga sedang mengadakan beberapa persiapan untuk proyek Amerika.
"Bagaimana dengan persiapannya?" tanya Reynald terkenal dingin dan tegas.
"Maaf tuan, sebelumnya proyek untuk baju festival kebudayaan bulan lalu belum kunjung selesai, apakah kita juga akan mengikuti proyek besar ini?" tanya sekretarisnya pada Reynald.
"Perusahaan ATF juga ikut andil dalam proyek besar ini, saya tidak akan membiarkan mereka menang begitu saja," kata Reynald sambil menatap tajam ke depan.
"Lalu bagaimana dengan proyek kita yang sebelumnya tuan? Mereka sudah mengerjakan hampir setengahnya," kata kepala direksi mengingatkan akan proyek bulan lalu.
"Sebagian kalian kerjakan proyek untuk bulan lalu setengahnya lagi untuk proyek Amerika," perintah Reynald sambil menatap satu persatu karyawannya.
"Tapi tuan, karyawan kita tidak sebanyak itu untuk mengerjakan dua proyek sekaligus," Reynald bersandar pada kursinya.
Memainkan bolpoin di tangannya sambil berpikir sesuatu untuk memecahkan masalah yang ada.
"Itu urusan gampang biar saya atasi," kata Reynald sambil tersenyum smirk.
"Minggu depan saya akan terbang ke Jerman untuk beberapa hari, Cleo kamu ambil alih untuk sementara waktu," perintahnya pada Cleo selaku sekretaris duanya.
"Baik tuan," jawabnya.
"Siapkan tiket terbang VIP untuk penerbangan Jerman, kamu akan ikut saya," perintah Reynald pada Dino sekretaris satu.
"Baik akan saya siapkan segala keperluan anda," kata Dino mulai memesankan tiket VIP seperti yang diminta Reynald.
"Baik, meeting selesai kalian bisa kembali ke ruangan," kata Reynald mengakhiri meeting pagi ini.
Reynald meraih ponselnya mendial nomor seseorang dan menghubunginya.
"Walles," sapanya ketika panggilannya tersambung pada Walles.
"Aku butuh bantuanmu," lalu Reynald pergi meninggalkan ruangan meeting meninggalkan Cleo dan Dino.
"Apa kau sudah selesai?" tanya Cleo pada Dino yang masih membereskan berkas meeting.
"Sudah," Dino pergi menuju ruangan Reynald.
Setelah dirasa Dino pergi jauh dari ruangan meeting, Cleo merogoh ponselnya disaku.
"Tuan, semua sudah beres," lapornya pada seseorang di seberang sana.
Buru- buru Cleo pergi keluar dari ruangan meeting sebelum mereka curiga padanya.
Namun, dibalik sikap Cleo ada seseorang yang melihat semuanya dengan jelas.
●●●
Sejak pukul 6 pagi tadi, di rumah Bara sudah ramai dengan para bodyguard.
Bukan menjaga melainkan melakukan kerja bakti.
Sekitar 150 bodyguard sejak pagi tadi sibuk membersihkan rumah mewah Bara.
"Ya tuhan rumah udah luasnya kek istana, mana dari tadi enggak selesai- selesai," keluh Rendy terlihat ingin sekali rasanya menangis.
"Perasaan dari tadi gue udah bersihin, kenapa enggak selesai- selesai juga, kesel gue," dumel Reno sambil duduk di lantai menatap lantai satu yang luasnya bisa dibuat main basket.
Sedangkan Bara sejak tadi mondar- mandir sambil mengelap meja yang sudah bersih atau sekedar menyemprotkan aroma terapi untuk ruangan.
"Bara sebenarnya kita mau kedatangan tamu siapa sih?" tanya Rendy terlihat dia sudah sangat kesal.
"Tuan apa Barack Obama akan datang kesini?" tanya Reno membuat Bara berbalik dan menatap asisten juga bodyguardnya itu.
"Apa kalian sudah selesai dengan bersih- bersihnya?" tanya Bara sambil berkacak pinggang layaknya ibu memarahi anak.
"Bos, sebenarnya siapa sih tamu yang akan datang?" tanya Reno yang duduk di lantai sambil mendongak menatap Bara.
"Kenapa enggak OB kantor aja sih yang lo bawa kesini buat kerja bakti," dumel Rendy sangat kesal sekali pada Bara.
"Iya tuan, OB kantor kan jumlahnya hampir satu RT," tambah Reno mendukung ucapan Rendy.
"Kenapa harus kita coba yang jadi korbannya," gumam lirih Rendy sambil melihat bodyguard lain yang sedang nyapu istana bukan lagi rumah.
Ngepel lantai yang luasnya udah kayak lapangan sepak bola, motong rumput luasnya nauzubillah, ngelap jendela yang jumlahnya hampir nyamain pintu seribu. Gue masih bisa senyum kok.
"Seneng aja lihat kalian kerja bakti gini," kata Bara lalu pergi begitu saja tanpa melihat respon keduanya.
"Ya tuhan berdosa banget mulut mu," teriak Rendy pada Bara yang hanya melambaikan tangannya.
"Tau gitu gue dulu bersyukur masuk perusahaan Reynald dari pada masuk kandang singa jantan," gumam Rendy sambil melirik sinis Bara yang pergi begitu saja.
Mereka kembali membersihkan rumah yang sebenarnya tidak kotor.
Karena setiap hari ART juga selalu membersihkan, entah kenapa bos gila itu tiba- tiba mengadakan kerja bakti yang seumur hidup Rendy, baru dilakukan waktu ini.
Apa perlu Rendy membenturkan kepala Bara agar dia sadar kalau rumahnya itu luasnya kayak lapangan sepak bola.
Sekitar 20 menit Bara turun lagi ke lantai satu. Namun, kini dengan penampilan yang berbeda.
Rapi dan sangat wangi.
"Ya tuhan ini parfum satu pabrik dipakai semua atau dia emang mandi parfum," heran Rendy pada sikap Bara hari ini.
"Ren, apa perlu kita menyadarkan Bara, sikapnya emang aneh, gue takut itu anak habis kebentur kepalanya?" tanya Rendy pada Reno yang sedang mengepel.
"Caranya?" tanya Reno menanggapi usulan Rendy.
"Tinggal benturin aja kepalanya ke tembok," kata Rendy dengan santainya.
"Kita belum sampai benturin kepalanya, yang ada kita kena tendang sama tuan Bara," kata Reno menolak ajakan Rendy.
Reno lebih mencari jalan aman dari pada jadi santapan singa jantan.
"Oh iya mungkin sekitar 40 menit saya akan pergi jadi saat saya kembali, pastikan semua sudah bersih dan rapi," pesan Bara sebelum memasuki mobilnya.
Semua mengangguk mengerti, Bara mengendarai mobilnya sendiri tanpa mau disopiri.
"Ya tuhan kenapa dia enggak beli robot aja, hamba mau pingsan rasanya," keluh Rendy yang kembali duduk lagi.
♡♡♡
Bara sudah sampai di depan rumah Sela, Bara langsung saja mengetuk pintunya.
Tok tok tok
Tidak ada jawaban, Bara masih menunggu untuk dibukakan pintu.
Tok tok tok
Bara kembali mengetuk pintu karena tidak ada jawaban dari dalam.
Sedangkan di dalam rumah di atas kasur yang empuk dan di bawah selimut yang tebal, seseorang mulai membuka matanya perlahan.
Lalu melirik sekilas pada jam dinding di kamarnya.
Pukul 9 tepat.
Sela kembali menutupi tubuhnya dengan selimut lalu tersadar akan sesuatu.
"Arghhhhhhhhh," teriak Sela membuat Bara yang di luar terkejut dan panik mendengar teriakan Sela.
Bara mencoba membuka knop pintunya namun terkunci dari dalam.
Tidak ada pilihan lagi, Bara langsung saja mendobrak pintunya.
Brakkk
Bara langsung masuk ke dalam untuk mencari Sela, takut terjadi sesuatu.
Sela buru- buru keluar dari kamar untuk melihat apakah Bara sudah datang.
"Arghhhhhh," teriak Sela saat keluar dari kamarnya, karena Bara sudah di depannya, bagaimana cara dia masuk.
"Keluar enggak," teriak Sela pada Bara sambil mendorong Bara agar keluar dari dalam rumahnya.
"Iya- iya saya keluar," kata Bara buru- buru keluar.
Bara mengatur napasnya sambil bersandar di mobil.
"Ya tuhan gue dosa enggak ya, liat Sela kayak tadi," gumam lirih Bara sambil menggelengkan kepalanya.
Gimana Sela enggak teriak coba, karena dia cuma pakai baju singlet dan tiba- tiba Bara sudah berada di dalam rumahnya.
Kira- kira ginilah gambaran baju yang dipakai Sela waktu bangun tidur tadi.
Bara menunggu di luar sambil menyandar di mobilnya.
Mungkin sekitar 20 menit Sela baru keluar dengan penampilan yang sudah rapi dan pastinya cantik.
"Ya tuhan, apa ini kelakuan anda?" tanya Sela meratapi pintu rumahnya yang rusak karena Bara mendobraknya.
Bukannya menjawab Bara malah terdiam karena pesona Sela yang sangat alami dan natural.
Plak
"Aww," rintih Bara ketika Sela memukul bahunya.
"Bagaimana jika nanti ada pencuri yang masuk," ketus Sela sambil menatap iba pintunya.
"Tenanglah tidak akan ada pencuri disiang bolong ini," kata Bara dengan santainya.
"Bukankah tuan yang bilang kalau di sini penjagaannya kurang aman?" skak mat, Bara terdiam.
Ini namanya senjata makan tuan.
"Baiklah saya panggilkan tukang untuk memperbaiki,"kata Bara berjalan agak menjauh dari Sela dan menghubungi seseorang.
Sela hanya diam dan melihat pintunya, betapa malangnya pintu usangnya itu karena ulah bos gila ini.
"Sudah selesai, ayo kita berangkat," ajak Bara pada Sela.
"Tapi rumah saya kan pintunya rusak, gimana nanti kalau ada pencuri, keenakan pencurinya enggak usah pakai acara bobol pintu karena anda sudah mendobraknya," kesal Sela sambil menatap sinis Bara.
"Ya tuhan sebentar lagi ada orang yang akan datang untuk memperbaiki," kata Bara mencoba membujuk Sela agar mau pergi.
"Kenapa anda tidak berpatroli saja menjaga rumah saya sebagai ganti rugi pintunya?" tanya Sela pada Bara.
"Lalu apa kamu akan membiarkan saya melihat kamu dengan pakaian haram itu," goda Bara membuat Sela melotot tidak percaya pada ucapan Bara barusan.
Buru- buru Sela pergi dari hadapan Bara dan masuk ke dalam mobil.
Bara menahan tawanya melihat wajah kesal sekaligus rona merah Sela.
Bara langsung memutari mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan rumah Sela.
"Pintu saya rusak jadi anda sebagai jaminannya jika ada pencuri masuk," Bara tertawa mendengar ucapan Sela.
"Tenanglah, mungkin mereka sudah memperbaikinya," gumam Bara lirih sedangkan Sela hanya diam dan menatap luar.
Bara melirik sekilas Sela, lalu kembali menatap ke arah depan.
Bara akan mulai bicara pada Sela.
"Kamu serius mau bekerja dengan saya?" tanya Bara membuat Sela menatapnya sekilas.
"Anda sudah bertanya ke- 20 kalinya dan jawaban saya masih sama," ketus Sela kesal pada Bara.
"Saya tahu untuk menjadi seorang sekretaris tidaklah mudah, harus banyak pengalaman juga tahu akan pengetahuan," kata Bara dengan tegas.
"Dan saya hanya lulusan SMA," sahut Sela cepat.
"Saya tahu, tapi saya mempunyai pilihan yang bagus untuk mengawali mimpimu," kata Bara sambil menatap tulus Sela.
"Bagaimana jika kamu kuliah?" pertanyaan Bara sukses membuat Sela mengernyit bingung.
"Anda tahu bukan, saya punya hutang begitu banyak pada anda dan itu belum saya ganti, lalu bagaimana saya akan kuliah," kata Sela mengingatkan pada Bara akan keadaannya.
"Bukankah kamu sangat ingin sekali kuliah di jurusan managemen?" tanya Bara pada Sela.
"Dulu itu mimpi saya namun, kini itu hanya sekilas angan, yang hanya terlintas di pikiran," kata Sela sambil menunduk memainkan jarinya.
"Apa kamu tidak ingin membuat ibumu bahagia?" tanya Bara serius pada Sela.
"Anak mana yang tidak ingin membuat ibunya bahagia," ucapan Sela seakan menampar dirinya.
"Saya akan membiayai ibumu hingga sembuh total," kata Bara tidak melanjutkan perkataannya.
Sela menatap lekat mata Bara, seakan memohon agar dia bisa menolong menyelamatkan nyawa ibunya.
"Tanpa kamu harus mengganti semua biaya perawatannya," Sela terkejut, bagaimana mungkin Bara bisa melakukan hal sebaik itu.
"Tapi dengan satu syarat," kata Bara membuat jantung Sela seakan berdetak sangat cepat.
Ya tuhan semoga ini pilihan yang tepat, Sela bakal lakuin apapun agar ibu bisa cepet sembuh.
"Kejarlah mimpimu," kata Bara sambil menatap mata sayu Sela.
Bara sangat berharap Sela mengerti apa yang dia maksud.
Mimpi yang sejak dulu dia inginkan dan paling didambakan.
Semoga Sela bisa mewujudkan dengan dorongan dan semangat dari Bara.
●●●
Rendy sedang mengelap jendela atas ruangan di lantai dua.
20 menit lagi bosnya akan datang, sebelum takdir ditentukan oleh Bara, Rendy memilih untuk membereskan saja.
Rendy kembali duduk di sofa sambil mengamati jendela yang sudah sangat kinclong setelah dilapnya.
"Padahal itu jendela bersih, jangankan kotoran debu nempel aja enggak ada, karena kita tinggal dekat pantai," gumam Rendy sambil menatap jendela besar itu.
"Dan bodohnya gue mau disuruh ngelap jendela yang jelas- jelas udah bersih," gumam Rendy mengakui kebodohannya.
Ponsel Rendy berbunyi menandakan ada panggilan masuk.
Bos Gila Kerja.
Nama yang tertera pada layar ponselnya, Rendy langsung mengangkatnya.
"Halo tuan Bara," sapa Rendy sopan tapi dengan penuh penekanan.
"Buruan lo kesini," kata Bara diseberang telepon membuat Rendy mengernyit bingung.
"Kemana?" tanya Rendy.
"Perumahan Sela, lo masih inget kan," kata Bara membuat Rendy ingin sekali melemparkan ponselnya.
"Emang ada masalah apaan sih?" tanya Rendy sebal pada sikap Bara.
"Lo perbaiki pintunya, gue enggak sengaja mendobraknya," kata Bara membuat Rendy melotot tidak percaya.
"Oh jadi tamu yang mau dateng itu Sela," teriak Rendy membuat para bodyguard yang tadinya bersih- bersih spontan dan sangat kompak berjalan mendekat kearah Rendy untuk mendengarkan obrolan mereka.
"Enggak usah banyak tanya lo, buruan," perintah Bara tidak sabaran.
"Gue tahu lo udah lama jomblo Bar, tapi lo sabaran dikit napa ngajak kencan cewek jangan main dobrak aja pintunya," ejek Rendy membuat para bodyguard yang mendengarkan menahan tawanya.
"Bahkan mata gue yang suci ini sudah ternodai sama sesuatu yang buruk," kata Bara membuat Rendy dan para bodyguard membungkam mulutnya agar tidak tertawa.
Rendy memang sengaja menyalakan speaker agar semua mendengarnya.
"Udah buruan lo kesini perbaiki pintunya," kata Bara memerintah Rendy.
"Kenapa harus gue sih yang merbaiki pintunya, gue kan bukan tukang kayu," ketus Rendy membuat Bara geram diseberang telepon sana.
"Yaudah kalau lo enggak mau, lo panggilin aja tukang kayu suruh merbaiki pintunya," kata Bara membuat Rendy tersenyum lebar.
"Nah gitu kan enak jadinya, kenapa enggak dari tadi gitu," kata Rendy senang.
"Tapi beresin dulu pakaian lo baru panggil tukang kayu," wajah Rendy rasanya ingin sekali menangis.
"Gue juga udah ada sekretaris pengganti lo, jadi buruan beresin baju lo terus panggil tukang kayunya buat merbaiki," kata Bara membuat Rendy ingin sekali memukul Bara saat itu juga.
"Iya- iya ini tukang kayunya dateng," kata Rendy lalu mematikan sambungan teleponnya dengan sepihak.
"Reno, lo ikut gue sekarang," ajak Rendy pada Reno.
"Kemana tuan?" tanya Reno pada Rendy.
"Cari tukang kayu, ya merbaiki pintu lah," kesal Rendy seperti cewek yang sedang pms.
Dengan langkah gontai Rendy dan Reno berjalan menuju garasi untuk mengambil mobil.
"Sebenarnya gue ini sekretaris atau tukang kayu sihh?" gumam Rendy membuat Reno menahan tawanya saat mendengarnya.
Reno mengendarai mobilnya menuju perumahan Sela untuk memperbaiki pintu yang telah dirusak Bara.
●●●
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Dianita Indra
next
2022-02-20
0
Yus Ys
cerita nya asik...tdk monoton...lanjut kk..sukses...sampai tamat ya👍👍🤩🤩💝💝💝
2022-01-26
0
Yang ❤️ Yaman
sumpah ya..
di novel ini Barack Obama hd trending topik 🤣🤣🤣
2021-12-10
0