Satu ruangan bercat serba putih terlihat begitu hening, hanya terdengar suara mesin monitor yang terus berdetak secara teratur terus menerus, udara hangat dan dingin hilir mudik berganti dari balik jendela nhay, ketika tahun ikut berganti cuaca yang menemani juga ikut berganti, namun didalam ruangan itu terus diusahakan agar suhu udara nya di jaga dengan se stabil mungkin agar tidak mengganggu kenyamanan penghuni nya.
1 sosok manusia tampak tertidur pulas, memejamkan matanya seolah-olah terlalu terbuai menikmati masa tidurnya yang cukup lama. Meskipun terdapat sebuah kehidupan yang menghuni di dalam ruangan itu, tapi selama 2 tahun ini hanya terdengar suara detak jantung dan nafas yang naik turun secara teratur, tidak ada cahaya sama sekali yang keluar dari balik wajahnya.
Seluruh tubuhnya tampak di pasangi begitu banyak rentetan selang-selang mengerikan yang enggan sekali orang-orang gunakan di kala dalam keadaan terdesak, tapi laki-laki muda itu seakan-akan telah terbiasa dengan semuanya.
Tiap hari akan ada pemeriksa berseling untuk memastikan kondisi tubuh laki-laki itu agar tetap terjaga stabil, jangan sampai ada satu titik kesalahan pun yang terjadi, jika tidak keluarga laki-laki itu tidak akan enggan menghabisi dokter manapun yang berani bertindak ceroboh dalam menjaga keluarga terpenting mereka itu.
2 tahun para dokter di seluruh rumah sakit elit itu disetiap detiknya selalu bertarung dengan nyawa, hidup mereka benar-benar seakan-akan berada diujung tanduk, atau bahkan lebih tepatnya berada di atas jembatan sirotol Mustaqim, harus melangkah secara perlahan dan benar dan jangan sampai tergelincir sedikit saja saat mereka berjalan sebab dapat dipastikan mereka pasti akan langsung terjun ke dalam api neraka tanpa sisa.
Jihan tampak berdiri di depan pintu kamar rawat ruang VVIP itu, mencoba bicara dengan salah satu dokter yang merawat laki-laki itu.
"Masih tidak ada respon sama sekali?"
Dia bertanya kepada dokter pria berusia sekitar 50 tahunan itu.
Pria itu hanya menghela nafas nya pelan.
"Semua sistem tubuhnya sama sekali tidak merespon, seolah-olah tuan muda sejak awal memang sengaja menekan semua kesadaran nya agar tidak bangun dari tidurnya"
Jihan tampak diam,melirik sejenak ke arah tubuh itu.
"Dan seandainya ada harapan bangun pun, ketakutan terbesar kami tuan pasti akan shok berat saat tahu Lincoln junior sudah pergi dari sisi nya, dan ketakutan lainnya adalah..."
Dokter itu tidak berani melanjutkan kata-katanya.
"Kita belum tahu hasil akhir bukan? Tuhan selalu punya rencana indah tanpa pernah kita sangka-sangka"
Jawab Jihan masih Dengan rasa optimis nya.
Dokter itu tampak diam.
"Aku akan bicara dengan nya seperti biasa, siapa tahu kali ini akan ada respon yang berbeda"
pria itu hanya mengangguk pelan, berusaha beranjak menjauh dari sana.
Jihan masuk perlahan dari arah depan menuju ke arah laki-laki yang terbaring menutup matanya dengan rapat itu, berjalan mendekati nya lantas mulai duduk di samping kanan laki-laki itu.
Dia menyentuh lembutnya tangan laki-laki itu secara perlahan lantas berbisik dengan lembut.
"Kau tidak ingin bangun Gerry Lincoln? gadis yang ada di malam waktu itu, Emilia Lucio sebentar lagi tiba bersama Jerry Lincoln, Lincoln telah membelenggu kaki nya, membuat nya bahkan tidak bisa bernafas dengan baik sesuai keinginan mu hingga akhir"
Sepersekian detik kemudian tiba-tiba layar monitor tersebut mulai mengeluarkan suara acak yang memekakkan telinga, membuat suara panggilan Otomasi ke ruangan seluruh dokter yang berjaga.
Jihan memejamkan pelan bola matanya, setetes embun tampak tumpah di wajah nya.
Beberapa dokter mulai berhamburan masuk, seperti biasa mereka akan mencoba memberikan pertolongan sebaik-baiknya.
1 baris kalimat yang selalu Jerry Lincoln dan nyonya MC juan berikan pada mereka.
Jika Gerry tidak menjadi baik-baik saja, maka kalian juga tidak akan menjadi baik-baik saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Wati_esha
Ada harapankah?
2023-07-06
0
Wati_esha
Tq update nya.
2023-07-06
0
Ali Ajo
setuju
2022-12-04
0