20.Entahlah

"Shenaaa....kau kenapa?" tanya Alan khawatir bahkan pria itu langsung memberhentikan mobil nya ketika melihat wajah Shenaa seperti sedang bermimpi buruk.

Shenaa yang terlonjak langsung bangun, wajah nya penuh keringat padahal ac mobil sangat dingin. "Aku bermimpi laki-laki brengsek itu lagi...!" ucap Shenaa geram.

"Laki-laki siapa? perasaan kau sering sekali bermimpi seperti itu." gumam Alan.

"Entahlah, dia tidak pernah menampakan wajah nya."

Alan hanya menghela nafas dalam lalu menyodorkan air mineral kepada wanita itu. "Minum lah!" ujar Alan.

"Terimakasih Alan." ucap Shenaa dengan senyuman nya "Maaf sudah tidak percaya pada mu." seloroh nya lagi.

"Jangan di bahas. Perjalanan kita masih panjang, sebaiknya kau temani aku mengobrol biar aku tidak mengantuk." Pinta Alan membuat Shenaa mencibir lelaki itu.

Tanpa sepengetahuan mereka, ada dua orang yang mengikuti mobil Alan. Siapa mereka? sudah tentu orang-orang suruhan Broto karena lelaki tua itu memiliki firasat buruk terhadap Shenaa.

Matahari sudah condong ke barat, Alan dan Shenaa baru saja memasuki kota tujuan mereka. Sebelum pulang, Alan mengajak Shenaa untuk mengisi perut terlebih dahulu. Warung bakso sederhana menjadi tujuan mereka, pria itu mulai tergila-gila makan bakso sejak mengenal Shenaa. Selesai makan Alan langsung mengantar Shenaa ke kontrakan nya.

"Sudah ketemu?" tanya Beni yang baru saja masuk ke dalam kamar anak nya.

"Sudah pah..." jawab Alan singkat.

"Bagaimana hasil nya?" tanya Beni cukup penasaran.

"Alan yakin jika Shenaa sengaja di buang pah." ujar Alan.

"Sengaja bagaimana? jangan mengada-ada kamu!"

"Ternyata Shenaa memiliki kakek yang kaya raya bahkan beliau memiliki hotel mewah." gumam Alan.

"Iya, waktu papah ke rumah nya dulu saja sudah terlihat sangat mewah."

"Sebenarnya Shenaa dalam bahaya pah. Tante nya atau adik dari ibu nya Shenaa seperti tidak menyukai nya." gumam Alan.

"Jangan terlalu jauh ikut campur Alan. Kau boleh ikut campur ketika Shenaa dalam bahaya saja."

"Baik pah." ucap Alan.

Malam semakin larut, namun mata Shenaa tidak mau tidur padahal tubuh nya sangat lelah. Entah apa yang di pikirkan wanita itu, namun hati nya sangat gelisah.

"Kenapa hati seperti gelisah? ada apa ini?" tanya Shenaa tanpa jawab.

Pukul dua belas malam Shenaa baru bisa memejamkan mata nya. Mimpi itu kembali, sosok pria yang berdiri dengan gagah nya namun lagi-lagi Shenaa tidak bisa melihat wajah pria itu.

Malam ini Shenaa tidak bangun, mimpi itu mungkin terlalu indah. Pria dalam mimpi itu seperti menyanyikan sebuah lagu untuk nya namun ketika Shenaa hendak menghampiri nya tiba-tiba pria itu menghilang.

Malam berganti pagi, namun Shenaa belum membuka mata nya padahal jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Ketukan pintu yang sejak tadi membuat telinga Shenaa merasa sakit akhirnya wanita itu bangun juga.

Shenaa membuka pintu dengan wajah yang acak-acakkan. Alan yang melihat wajah semraut Shenaa hanya bisa tertawa geli.

"Berhenti mentertawa ku! Mau apa kau ke sini?" ujar Shenaa geram.

"Kau tidak bekerja? ini sudah jam delapan." gumam Alan.

"Aku masih lelah. Lagian aku sudah resign dari perusahan mu." seloroh Shenaa malas.

"Aku tidak menerima surat pengunduran diri mu. Bukankah masalah di antara kita sudah selesai?"

"Alan....Alan....aku ngantuk, aku lelah. Bahas nanti saja.Yang penting aku sudah resign." u apa nya sekali lagi.

"Terserah kau! bersenang-senang lah hari ini. Sore nanti aku akan menjemput mu." ujar Alan kemudain pria itu pamit. Setelah Alan pergi, Shenaa masuk dan menutup pintu kemudian melanjutkan acara tidur nya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***