18.Apa Maksud Mu?

"Apa benar ini alamat?" ujar Shenaa sambil melihat ke secarik kertas.

"Seperti nya iya. Bapak-bapak tadi bilang jika pagar tinggi berwarna emas." ujar Alan sedikit menerawang.

Shenaa yang yakin langsung memecet bel, tak berapa lama seorang pria yang berumur sekitar empat puluh tahun membuka pintu gerbang.

"Maaf, cari siapa ya?" tanya seorang pria yang terlihat seperti tukang kebun.

"Benar ini alamat.......?" tanya Shenaa sambil menunjukan secarik kertas.

"Benar mbak! mbak nya cari siapa?" tanya pria itu.

"Bisa kami bertemu dengan pemilik rumah ini?" tanya Alan dengan wajah datar nya.

"Silahkan masuk!" ucap pria itu mempersilakan.

Shenaa dan Alan masuk, mereka duduk di teras rumah yang terlihat cukup mewah itu. Tak berapa lama seorang pria yang sudah berumur keluar bersama seorang wanita yang berusia sekitar empat puluh lima tahun.

"Maaf, kalian siapa ya?" tanya wanita itu lalu Shenaa dan Alan menoleh ke mereka.

Mata lelaki tua dan wanita itu terbelalak, mereka seperti melihat seseorang dari dalam diri Shenaa.

"Nama saya Shenaa, ini teman saya Alan." ucap Shenaa memperkenalkan.

"Siapa kau?" tanya lelaki tua berumur itu. "Kenapa wajah mu sangat mirip?" ujar nya lalu memegang dada nya seakan sakit.

"Jika kalian tidak berkepentingan, silahkan kalian pergi dari sini..!" ucap sinis wanita itu seakan tidak suka dengan kehadiran Shenaa.

Alan yang merasa tersinggung langsung maju menutup Shenaa. "Jika kami ke sini, itu berarti sangat penting." ucap Alan dengan tegas nya.

"Ayo masuk...." ujar lelaki tua itu mempersilakan. Alan menarik tangan Shenaa untuk masuk lalu mereka duduk di ruang tamu. "katakan ada apa?" tanya pria itu.

"Apa kalian benar-benar melupakan anak kecil yang kalian tolak dulu?" tanya Alan tanpa basa basi sedangkan Shenaa hanya diam karena sejak tadi Alan menekan tangan Shenaa.

"Apa maksud mu?" tanya wanita itu dengan nada tinggi.

"Turunkan suara mu...!" bentak lelaki tua itu. "Hai...anak muda, apa maksud mu?" tanya nya kembali.

"Apa kalian mengenal Nurliana dan Bagus?" tanya Shenaa dengan memejamkan mata nya. Sungguh, hati nya sudah tidak kuat lagi.

Mata lelaki tua itu melotot terkejut, "Dari mana kau tahu nama anak ku?" tanya lelaki tua yang bernama Broto itu.

"Mereka orang tua ku." jawab Shenaa membuat tubuh wanita yang bernama Asih itu mulai gemetar.

"Dasar penipu! mereka sudah mati...!" ucap Asih. "Jika kalian butuh uang kami bisa memberikan nya."

"Kami tidak butuh uang anda! kami ke sini hanya ingin penjelasan kenapa kalian menolak Shenaa ketika kalian tahu jika orang tua nya sudah meningga!" ujar Alan membuka suara.

"Menolak? siapa yang di tolak?" tanya Broto kebingungan.

Alan kemudian menceritakan kembali apa yang di ceritakan oleh papah nya. Bahkan pria itu bisa memberikan bukti jika mereka mengelak nanti nya. Wajah Asih seketika merah padam, wanita itu mulai ketakutan.

"Jika ku lihat kalian sangat kaya. Apa harta menjadi salah satu alasan nya?" tanya Alan dengan seringai licik nya.

"Bisa kau jelaskan Asih? bukankah kau bilang mereka sudah meninggal dalam kecelakaan. Bahkan makam mereka pun kau tidak tahu!" ujar Broto mencoba menahan sesak di dada nya.

"Pak, jangan mudah percaya dengan asing! bisa saja mereka penipu." ujar nya membela diri.

"Tidak. Shenaa sangat mirip dengan Liana." ucap nya sambil memegang dada nya.

"Jika anda tidak percaya, kalian bisa melakukan tes DNA." ujar Alan membuat Asih semakin ketakutan.

"Aku datang jauh-jauh ke sini hanya ingin tahu alasan kalian menolak ku dulu!" seloroh Shenaa dengan mata berkaca-kaca.

"Kau benar anak Liana....kau cucu ku..." gumam Broto dengan suara bergetar nya. "Aku tidak pernah menolak mu. Kau sangat mirip ddengan Liana, mata mu dan cara bicara mu sangat mirip." ujar Broto hendak memeluk Shenaa namun wanita itu menarik tubuh Alan untuk menghindari pelukan kakek nya.

"Jangan menyentuh ku! kalian jelaskan saja kenapa kalian dulu menolak ku. Setelah itu aku akan hidup dengan tenang tanpa mengingat masa lalu ku."

Broto bingung mau menjelaskan apa, lelaki tua itu memang tidak tahu apa-apa tentang penolakan Shenaa ketika Beni dan beberapa orang polisi membawa nya ke rumah itu.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***