15.Aku Bisa Sendiri

Cukup lama Shenaa tidak sadarkan diri, membuat Alan semakin gelisah. Alan terus melirik jam yang meliringkar di lengan nya, sudah hampir pukul delapan malam namun wanita itu belum menunjukan tanda-tanda kehidupan.

"Kita bawa ke rumah sakit saja." ujar Dava khawatir.

"Aku sudah memanggil Dokter tadi. Dia bilang Shenaa hanya kelelahan dan stres."

"Kita tunggu tiga puluh menit. Jika tidak sadar, kita harus membawa nya ke rumah sakit." gumam Dava.

"Baiklah..!" sahut Alan.

Sepuluh menit telah berlalu, namun Shenaa belum juga membuka mata. Alan yang sudah seperti orang gila terus mondar mandir tidak jelas. Di menit ke dua puluh, barulah wanita itu menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Shenaa mulai mengerjapkan mata nya, tangan nya bergetar memegang kepala yang cukup sakit.

"Shenaa, kau sudah sadar?" ujar Alan menghampiri Shenaa. Alan dan Dava bisa bernafas lega sekarang.

Shenaa menatap setiap sudut ruangan itu, "Di mana aku?" tanya nya lirih lalu mencoba untuk bangun.

"Kau ada di hotel ku. Pelan-pelan." ucap pria itu.

"Aku mau pulang." ujar Shenaa acuh.

"Shenaa, ku mohon jangan. Apa pun masalah kau dan papah, sumpah demi apa pun aku tidak tahu. Jadi istirahat lah di sini."

"Bisa kau beri aku makan? aku sangat lapar!" gumam wanita itu.

Tahulah bagaimana Alan, pria itu dengan grusa grusu mangambil makanan yang sudah sejak tadi ada di atas nakas. "Biar aku suapi..!" seloroh Alan.

"Aku bisa sendiri..!" tolak Shenaa.

Alan hanya bisa menghembuskan nafas kasar nya, ke dua pria itu hanya melihat bagaimana getar tangan Shenaa ketika menyendok makanan nya. "Kau masih marah pada ku?" tanya Alan hati-hati.

Tangan Shenaa terhenti, mata sendu nya lekat menatap mata elang milik Alan. "Aku tidak ingin bicara apa pun pada mu." ucap Shenaa dengan wajah dingin nya.

"Aku benar-benar tidak tahu masalah kalian. Jangan membuat ku menjadi serba salah Shen...jangan marah apa lagi membenci ku!" pinta Alan sedih.

"Benar kata Alan Shen, dia tidak tahu apa pun masalah kau dan om Beni. Jadi tolong jangan mengacuhkan kami seperti ini." sambung Dava.

"Aku sudah kenyang!" ucap Shenaa lalu meletakkan kembali piring nya yang masih utuh.

"Kau bahkan baru makan beberapa sendok. Bagaimana kau bisa kenyang?" ujar Alan.

"Aku kenyang dengan ocehan kalian berdua!"

"Aku suapi...." ujar Alan kemudian mengambil piring makanan.

"Biar aku saja." ujar Shenaa lalu mengambil alih piring yang ada di tangan Alan.

"Menginaplah di sini, kau butuh istirahat." pinta Alan kembali.

"Aku butuh penjelasan papah mu!" seloroh Shenaa membuat dada Alan sedikit bergetar.

"Aku akan membawa mu ke rumah." ujar Alan.

Dava hanya diam saja, pria itu sungguh bingung dengan permainan takdir yang tiba-tiba mempertemukan mereka dengan Shenaa. "Aku pulang dulu ya..." pamit Dava.

"Dan kau, pulang lah sana." usir Shenaa pada Alan. Wanita itu lupa jika ia sedang berada di mana sekarang.

"Aku akan tinggal di kamar lain." ucap Alan.

Shenaa hanya membulatkan mulut nya membentuk huruf O. Wanita itu sedang tidak ingin bercanda seperti biasa nya. Sungguh Alan sangat merindukan hari-hari nya ketika ia sedang bersama Shenaa. Alan sangat menyukai wanita itu karena Shenaa bukan seperti wanita kebanyakan yang biasa nya akan mencoba menggoda dengan hal-hal yang menjijikkan. Shenaa tetap lah Shenaa, wanita yang ketika berteman tidak mau memandang status dan pangkat seseorang.

Terpopuler

Comments

🕊️ℰʀᷞᴠͥɪͦɴᷠᴀⷹªᶰᵃᵗᵃˢʸᵃ🕊️

🕊️ℰʀᷞᴠͥɪͦɴᷠᴀⷹªᶰᵃᵗᵃˢʸᵃ🕊️

Alan bucin m shenaa🤣🤣🤣

2021-02-21

1

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

bagus lah sheena

2021-02-18

0

instagram: heynukha

instagram: heynukha

Awas ada orang ketiga (setan)

2021-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!