07.Hendra Di Pecat

Ini adalah musim hujan, bekerja di lapangan membuat tantangan tersendiri untuk Shenaa. Seperti pagi ini, wanita itu harus berlari menuju hal bus. Pagi ini Shenaa bisa duduk manis di dalam bus di karekan sepi. Tak terasa bus tersebut sudah tiba di halte tujuan Shenaa.

Wanita itu menarik nafas dalam saat ia harus kembali berlari menuju tempat proyek. Payung yang di bawa nya tak lantas bisa melindungi diri nya dari deras nya hujan.

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di samping Shenaa. "Ayo masuk." perintah Alan namun Shenaa menolak dengan alasan ia sudah basah. "Kau memilih masuk atau aku pecat sekarang!" ancam Alan dan mau tidak mau Shenaa masuk ke dalam mobil itu.

Alan melepas jas nya lalu menyelimutkan ke pundak Shenaa. "Pak jangan....nanti jas bapak basah." tolak Shanum namun Alan tidak menggubris nya.

"Kau basah. Jika kau sakit bagaimana? apa ada yang akan mengurus mu?" ujar Alan lalu Shenaa terdiam. Rambut nya basah, sungguh wanita itu nampak cantik meski sekarang terlihat acak-acakan.

"Loh pak, kok kita melewati proyek nya?" tanya Shanum ketika Alan memilih melajukan mobil nya.

"Kau basah. Kau butuh berganti pakaian." tukas Alan.

Alan mengajak Shenaa pergi ke butik yang ia kenal. Sesampai nya di butik Shenaa hanya dia karena ia masih bingung.

"Rara....carikan pakaian kerja untuk dia." perintah Alan.

"Baik pak." ucap Rara. Wanita itu kemudian memilihkan satu set pakaian kerja yang cukup cocok jika di kenakan oleh Shenaa.

"Cepat ganti." perintah Alan lalu Shenaa menurut begitu saja.

Tak berapa lama Shenaa keluar, cukup menawan wanita sangat cocok jika mengenakan pakaian apa pun. "Pak, ini sangat mahal saya tidak bisa membayar nya." ujar Shenaa.

"Kau diam saja." balas Alan lalu pria itu mengeluarkan sebuah kartu untuk membayar nya.

Alan dan Shenaa kemudian pergi, sedangkan hujan masih setia turun ke bumi. "Kenapa kau tidak menolak ketika Hendra memindahkan mu?" tanya Alan.

"Saya sudah menolak pak tapi cecunguk itu masih saja." jawab Shenaa tanpa merasa takut.

"Kau memanggilnya cecunguk, jika ku bilangkan pada Hendra bagaimana? kau pasti akan di pecat." ujar Alan.

"Laporkan saja terserah. Jujur saya sudah tidak kuat beker seperti ini." seloroh Shenaa tanpa mengingat siapa Alan.

"Kau akan menjadi pengangguran."

"Masih banyak pekerjaan lain. Meski mencuci piring di warteg sekali pun." ujar Shenaa.

Alan hanya menggelengkan kepala nya, bibir nya tersenyum simpul saat melihat wajah Shenaa. Sesampai nya di proyek, hujan sudah mulai reda. Shenaa masuk terlebih dahulu sedangkan Alan masih memarkir mobil nya.

Bertemu Hendra, adalah salah satu hal yang harus di hindari oleh Shenaa. Benar saja dugaan Shenaa jika Hendra akan membentak nya tanpa ampun di depan para pekerja. Para pekerja yang mendengar hinaan dan omongan kasar dari Hendra ingin rasa nya mereka mengaduk pria itu ke dalam semen.

"Kau tahu ini jam berapa?" tanya Hendra sambil menunjukkan jam yang melingkar di tangan nya. "Kau pikir kau siapa masuk bekerja hingga sesiang ini? kau di sini di gaji jadi jangan seenak nya."

"Maaf pak, saya kehujanan." lirih Shenaa.

"Kehujanan? orang miskin seperti mu juga takut pada hujan? kau lihat mereka di sana, pekerjaan mereka berat namun mereka datang tepat waktu."

"Tapi saya tadi bersama dengan pak Alan."

"Kau ini selain bodoh juga pandai berbohong! pak Alan akan lihat-lihat jika membawa wanita kedalam mobil nya. Coba kau bercermin, kampungan, bodoh dan ceroboh."

Shenaa yang sudah tidak tahan dengan hinaan Hendra langsung membentak pria itu. "Diam..! Jangan menghakimi seseorang dari apa yang anda lihat wahai tuan Hendra yang terhormat. Mulai sekarang saya mengundurkan diri." ucap Shenaa lalu berbalik badan untuk meninggalkan Hendra. Namun tiba-tiba tangan langkah nya terhenti ketika Alan menarik tangan nya.

Wajah Hendra langsung pias, pria itu membungkuk kan badan memberi hormat. "Lepaskan. Saya sudah mengundurkan diri." ucap Shenaa dengan sorot mata yang mulai berkaca-kaca.

"Bukan kau yang seharus nya berhenti tapi dia." ucap Alan tegas.

Hendra langsung mengangkat wajah nya, "Tapi pak, apa salah saya?" tanya Hendra tidak terima.

"Yang pertama kau tidak menerima alasan Shanum. Dan yang di katakan oleh Shenaa itu benar, jika dia datang bersama saya. Yang kedua, aku banyak mendengar laporan jika kau sok berkuasa mengatur bawahan mu. Dan yang ke tiga, kau seorang berpendidikan tapi tidak bisa menjaga etika dalam bicara pada wanita."

Hendra terdiam, pria itu tidak berani berkata sepatah kata pun karena Alan yang ia kenal sangat sadis dan kejam. Hendra kemudian pergi ketika Alan meusir nya.

Terpopuler

Comments

Endang Priya

Endang Priya

cinta ditolak jd arrogant.

2021-11-26

0

.

.

typo mu kaka mengubah nama🤭🤭🤭

lanjut... msih bnyak eps yg hrus di kejar😅😅

2021-02-25

0

🇮🇩⨀⃝⃟⃞☯Ayodyatama🌹

🇮🇩⨀⃝⃟⃞☯Ayodyatama🌹

shanum...jd inget sebelah🤔

2021-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!