05.Jangan Shenaa

Sungguh menyebalkan bagi Shenaa, wanita itu harus berdesakkan di bis pagi ini. Segala macam bau-bauan hilir mudik di hidung Shenaa. Turun dari bis Shenaa sedikit berjalan kaki sekitar lima menit untuk menuju proyek.

Sapaan para pekerja bangunan menambah semangat Shenaa, bibir tipis nya selalu mengembang membalas sapaan mereka. Shenaa langsung melakukan pekerjaan, meski sedikit ceroboh, Shenaa selalu bisa menyelesaikan pekerjaan nya dengan baik.

"Mbak Shenaa, tuh bos." ujar Haris sambil menunjuk ke arah mobil Alan.

Shenaa menghembuskan nafas kasar, "Pak Haris, saya kembali bekerja ya." sahut Shenaa. Wanita itu memilih untuk tidak bertemu dengan bos nya karena ia masih trauma dengan kejadian kemarin.

Di proyek ini, hanya Shenaa wanita satu-satu nya yang berada di situ. Meski begitu semua pekerja sangat menghargai Shenaa karena wanita itu sangat ramah dan mudah bercanda.

Dari jarak jauh, Alan terus memandang ke arah Shenaa yang sedang asik menulis sesuatu dan entah apa yang di tulis nya.

"Dava....kenapa Hendra meletakkan wanita itu di proyek ini?" tanya Alan sedikit penasaran.

"Karena ini sesuai dengan jurusan nya. Dan menurut desas desus yang ku dengar Hendra sengaja menaruh nya di proyek ini karena motif balas dendam."jawab Dava panjang lebar.

"Balas dendam apa?" tanya Alan semakin penasaran.

"Menurut gosip yang beredar, Shenaa pernah menolak cinta Hendra." ujar Dava.

Alan tertawa geli, ia terus memandang wajah lesu dan letih Shenaa. Sebenarnya ia merasa kasihan melihat Shenaa yang nampak lelah namun Alan malah penasaran dengan kehidupan Shenaa.

"Cari tahu latar belakang." perintah Alan pada Dava.

"Baiklah." ucap Dava.

Alan dan Dava kemudian pergi untuk meninjau proyek yang lain nya namun sebelum itu mereka mencari tempat untuk makan siang terlebih dahulu. Tak butuh waktu lama untuk Dava, pria itu sudah mendapatkan apa yang ia cari.

"Anak buah ku sudah mencari tahu latar belakang Shenaa." ujar Dava.

"Katakan!" perintah Alan.

"Nama lengkap nya Shenaa Maharania, tidak memiliki orang tua dan tinggal di kontrakan kecil di wilayah xxxx." terang Dava.

"Dia anak yatim piatu?" tanya Alan penasaran.

"Menurut informasi, beberapa tahun silam Shenaa dan orang tua nya mengalami kecelakaan beruntun. Mereka bukan berasal dari kota ini dan keberadaan saudara-saudara nya pun tidak di ketahui. Setelah orang tua nya meninggal Shenaa di titipkan di panti asuhan karena ia tidak memiliki tempat tinggal di kota ini." jelas Dava.

Sejenak Alan terdiam, pria itu sepertinya mulai tertarik dengan Shenaa. Sedangkan Dava masih membaca chat panjang lebar yang di kirimkan anak buah nya itu.

"Hebat sekali Shenaa ini, dia sekolah dan kuliah sambil bekerja. Selesai kuliah dan mendapatkan pekerjaan di perusahaan mu di memutuskan untuk keluar dari panti asuhan dan hidup mandiri." ucap Dava yang terus menatap layar ponsel nya.

"Masih ada informasi lain?" tanya Alan.

"Tidak ada. Mengenai kecelakaan dan saudara nya pihak panti tidak tahu sama sekali." tukas Dava. "Kau kenapa? apa kau tertarik pada nya?" tanya Dava.

"Ya. Dia seperti nya berbeda dari wanita yang banyak ku temui." jawab Alan.

"Jangan main-main Alan, ingat jika kau sudah bertunangan." ujar Dava mengingatkan.

"Hanya sekedar mengisi kekosongan apa salah nya?" kilah Alan.

"Jangan Shenaa, hidup nya sudah cukup menyedihkan."

"Tapi aku lebih tertarik berteman dengan nya." ujar Alan.

"Kalau berteman itu tidak masalah, kalau buat main-main tolong jangan." tukas Dava dan Alan hanya mengangkat ke dua pundak nya.

Mereka melanjutkan makan siang, setelah selesai Alan dan Dava langsung pergi. Kenapa langsung pergi? karena itu restoran milik Alan sendiri.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***