DESA RAWA BELATUNG
Setelah berkemas dan memasukan barang-barang ku papa dan mama segera menyuruh ku masuk ke mobil karna perjalanan dari Jakarta ke desa ibu yang letaknya di Jawa tengah itu jaraknya sangat jauh, segera papa menghidupkan mobil dan perlahan mobil papa melaju meninggalkan hingar bingar kota Jakarta.
Beberapa jam mengendarai mobil papa berhenti di rest area karna papa ingin istirahat sejenak, di rest area waktu itu papa dan mama terlihat terlelap mungkin karna di sepanjang jalan papa dan mama menghabiskan waktu nya di jalan untuk mengobrol supaya papa tidak mengantuk.
Dan aku hanya memainkan ponsel ku sambil melihat-lihat Instagram yang isi nya foto-foto ootd ku maklum saja aku ini sangat suka berfoto hanya untuk mengisi galeri di Instagram ku agar sedikit berwarna dengan efek warna dari Lightroom.
Satu jam lebih papa tertidur, kemudian mobil di hidupkan dan kita melanjutkan perjalanan yang entah akan berapa lama lagi sampai nya.
"Rania nanti kalau di desa jangan keluyuran sendirian yah bahaya", ucap mama nya.
"Bahaya kenapa sih ma lagipula aku mau kemana lagi kalau di desa, memang nya ada cafe atau mall disana", jawabku.
"Tentu saja tidak ada sayang, maksud mama kamu kalau mau kemana mana bilang sama bude mu minta ditemani sama Wati saja, si Wati itu kan hampir seumuran sama kamu cuma beda satu tahun saja karna dia anak dari bude mu kamu harus memanggilnya mbak Wati ya", perintah mama.
"Ok mama".
Waktu semakin berlalu jam menunjukan pukul 02.15 mobil yang kami tumpangi mulai memasuki area hutan, samar-samar aku melihat sekelebatan bayangan putih di semak-semak dan aku penasaran bayangan apa itu.
Aku semakin penasaran dan terus melihatnya tanpa menoleh kemudian aku melihat sosok tinggi putih yang sedang terbang menuju ke arah mobil kami, dan aku pun langsung berteriak histeris.
''Aaa... Setaan... Awas papaa ada setan", aku berteriak dengan menggoncang goncangkan lengan papa.
''Ada apa Rania sayang kenapa kamu berteriak seperti itu", tanya papa.
''Tadi Rania lihat ada pocong papa dia terbang ke arah mobil kita", jawabku.
''Kamu hanya bermimpi sayang dari tadi mama lihat kamu sedang tidur dan tiba-tiba bangun langsung berteriak kencang seperti itu sayang", jelas mama nya.
"Tidak ma, tadi Rania gak mimpi tadi tuh Rania lihat ada bayangan putih di semak-semak terus bayangan itu terbang ke mobil kita dan Rania gak salah lihat kalau itu pocong ma", ucap ku dengan bergetar ketakutan.
"Ya udah Rania tidur lagi aja ya kalau takut, nanti kalau sudah sampai papa bangunin kamu", tukas papa dibalik kemudi nya.
"Rania gak bisa tidur pa, Rania takut", ucapku.
"Ya udah kamu main game saja di ponselmu supaya gak takut lagi", seru papa.
Aku mulai menenangkan hatiku berharap kejadian tadi hanya mimpi seperti yang mama bilang, lalu aku mendengarkan lagu di ponsel ku di sela sela lagu itu ada suara seseorang yang berteriak tulong aku nduk tulongono aku.
Langsung aku lemparkan ponsel itu ke bawah, karna aku kaget mendengar suara perempuan yang mengiba minta tolong padaku.
"Ada apa lagi sih Rania kenapa kamu membuang ponselmu", tanya mama.
"Ta tadi rania dengar suara orang minta tolong ma", ucap ku.
"Tadi kan kamu lagi dengerin lagu di ponselmu, mungkin saja itu suara backsound lagunya sayang", jawab papa.
"Ta tapi pa", sahut ku terbata bata.
"Mungkin itu memang suara dari lagunya Ran yang tidak sengaja terekam saat pembuatan lagu, itu kan bisa saja terjadi ya pa", ucap mama.
"Beenar kata mama, papa juga setuju dengan pendapat mama", terang papa nya.
"Baiklah pa, mungkin itu memang benar", jawabku.
Mobil papa melaju meninggalkan hutan yang lebat itu dan memasuki area persawahan dan disana ada sebuah gapura besar bertuliskan "S**elamat datang di desa Rawa belatung**" akhirnya kami sampai juga di desa mama.
Beberapa saat kemudian mobil kami memasuki sebuah rumah dengan pagar hitam yang tinggi, pintu pagar dibuka oleh seorang perempuan dengan baju daster batik warna coklat dia adalah bude Walimah.
"Selamat datang Dedy, Anggi dan Rania kalian pasti capek banget kan naik mobil dari Jakarta sampai desa ayo langsung masuk ke rumah aja biar aku yang tutup pintu pagarnya", ucap bude Walimah.
"Eh iya mbakyu capek banget apalagi diperjalanan si Rania banyak mimpi yang jelek-jelek pasti dia sangat kelelahan karna perjalanan yang panjang", jawab mama.
"Hallo bude apakabar", tanyaku dengan mengecup punggung tangan bude Walimah.
"Kabar baik Rania sayang, kamu sekarang sudah besar ya cantik seperti mama mu waktu muda tapi kenapa kamu bermimpi jelek Ran, kamu tidur gak berdoa dulu ya", kata bude Walimah.
"Hehehe iya bude sepertinya Rania lupa baca doa sebelum tidur", jelasku.
"Makanya lain kali sebelum tidur baca doa dulu biar gak mimpi jelek", tukas bude.
"Denger tuh Ran kata budemu jangan tidur dulu kalau belum berdoa", sahut papa.
"Iya iya... Rania minta maaf deh gak gitu lagi janji", ucapku dengan menunjukan dua jari peace.
"Ya".
"Ya udah ayo masuk kalian bersihin badan dulu, langsung istirahat saja nanti pagi biar ku buatkan sarapan yang enak untuk kalian semua", kata bude Walimah dengan menutup pintu rumah.
"Simbah dimana mbakyu kok gak kelihatan", tanya mama Rania.
"Oh simbah sama Wati sedang ke rumah lek Ngatini kan besok anaknya mau sunatan jadi mereka bantu-bantu disana besok sore juga sudah pulang", jawab bude dengan seringai kecil di wajah nya.
Setelah berbincang dengan bude Walimah kami semua tertidur di kamar masing-masing karna memang sangat melelahkan hanya bisa duduk selama berjam-jam di dalam mobil rasanya tulangku sakit semua.
Keesokan paginya aku terbangun di jam 9 karena cacing didalam perut ku terus meronta kelaparan dan aku bergegas mandi untuk segera makan memuaskan rasa lapar cacing-cacing yang ada diperutku ini.
Ah enak sekali masakan bude Walimah ini meski hanya masakan ala kadar nya tapi ini terasa sedap karna bude memasaknya menggunakan tungku dan kayu bakar ciri khas orang desa, batinku didalam hati.
"Sudah kenyang Ran, gimana masakan bude suka gak? bude harap kamu menyukai masakan bude karna kamu akan tinggal lama disini dengan bude simbah dan juga Wati", ujar bude Walimah.
"Suka dong masakan bude enak banget Rania sampe nambah dua piring loh", ujarku.
"Wah hebat ya anak papa makanya banyak banget".
"Iya dong anak mama yang cantik ini makan nya banyak biar cepet dewasa biar bisa cepet bahagiain mama nya", celetuk mama.
"Dih mama Rania kan masih remaja belum dewasa", jawab ku.
"Kalian sudah makan nya belum bude mau beresin meja makanya biar gak ada kucing masuk ngambil makanan".
"Udah mbakyu aku sama mas Dedy sudah makan sebelum Rania, mari aku bantu beresin meja dan mencuci piringnya", tukas mama.
Kemudian mama dan bude pergi ke belakang untuk mencuci piring sementara papa mencuci mobil di halaman depan sedangkan aku hanya duduk termenung di teras samping rumah karna kekenyangan.
Tiba-tiba ada bapak-bapak yang umurnya diatas papa mengintip ke arah rumah kami dan dia melemparkan sesuatu yang tidak ku ketahui apa itu dan laki-laki tua itu kaget karna aku melihatnya sedang melempar sesuatu ke arah rumah kami kemudian laki-laki itu lari terseok-seok karna tanah liat yang dia injak sedikit becek.
Aku segera mengejarnya untuk melihat apa yang dia lemparkan, dan kagetnya aku saat aku melihat banyak belatung di area rumah kami.
Kemudian aku menjerit karna takut melihat belatung yang begitu banyak dan menjijikan itu.
"Papa... Tolong.. Aaaaaa... Takuuut...".
Kemudian papa berlari menghampiri ku dan langsung memeluk ku.
"Ada apa Rania sayang kenapa kamu berteriak ketakutan". Tanya papa.
"I itu pa ada belatung banyak banget", jelasku.
Tanpa ku sadari bude Walimah dan mama sudah berada di samping ku dan papa, terlihat wajah bude Walimah yang begitu kaget dan ada guratan ketakutan di wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Amelia
❤️❤️❤️👍👍😊
2024-03-11
0
ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻
p
2023-11-24
0
🥑⃟Riana~
Menarik
2023-08-07
0