Mencoba bangkit

Sementara Mariana hanya bisa meratapi kesedihannya sendirian.Sahabatnya Cruz sedang berada dinegara yang berbeda dengannya kini.Cruz hanya bisa melakukan panggilan video dengan Mariana.Sementara sahabat wanitanya Patricia,tengah terbaring lemah dirumah sakit.

Mariana segera bangkit dari duduknya,dan beranjak masuk kedalam kamar mandi.Setelah membersihkan diri,Mariana yang merasa sangat lapar itu.Segera menyibukkan dirinya didapur rumah sederhananya itu.Sendirian dan sepi,itulah gambaran Mariana saat ini.Berulang kali Mariana membuang nafas beratnya,melepaskan semua sesak dan kesakitan didadanya.

Dua hari berlalu

Mariana sudah kembali melakukan aktifitasnya.Bekerja disebuah perusahan tekstil,dibagian desain.Kini Mariana harus menggunakan angkutan umum untuk pergi kemana mana.Mobil pemberian mantan kekasih dulu,sudah ia jual.

Kekasih Mariana meninggal satu tahun lalu,akibat over dosis obat obatan terlarang.

Dengan senyum tersemat dibibir cantiknya,Mariana memulai langkahnya dengan penuh keyakinan.Ia yakin bahwa ia akan baik baik saja,walau kini harus hidup sebantang kara.Sementara Liam masih tetap meratapi dukanya.Ia masih belum beranjak dari sofa rumahnya.

Matanya terus menatap wajah cantik Amanda,yang berada dalam bingkai foto ditangannya.Air matanya kembali terjatuh,kala mengingat kejadian dimalam itu.Betapa sakitnya Amanda,yang tubuhnya tergolek lemah penuh luka.Sendirian meregang nyawa ditengah dinginnya malam.

Tak lama dua sahabatnya datang berkunjung.Seperti biasa mereka akan terus cerewet memaksa Liam untuk makan dan bangkit dari keterpurukan.Liam hanya bisa menurut untuk urusan makan.Tapi untuk tidak bersedih,Liam tidak bisa berjanji.

"Apa kalian sudah menemukan siapa pemilik mobil itu.?" tanya Liam

"Mobil itu ternyata barang curian dan juga hasil taruhan dimeja judi.Pemilik awal mobil sudah lama meninggal.Dan dokumen baru kepimilikan mobil itu palsu,dan sudah dirubah juga tentunya.Kita tidak bisa melacaknya." jelas Nicholas

"Lalu keberadaan mobil itu..?" tanya Liam kembali

"Mobil itu sudah dihancurkan disebuah gudang penimbunan barang rosokan.Satu hari setelah kejadian tragedi Amanda,seorang wanita mengirimnya kesana.Namun sang pemilik tempat juga tidak tau persis wanita itu seperti apa wajahnya.Karena ia memakai masker dan juga topi untuk menutupi rambutnya." jelas Mark

"Brengsek..! kenapa ada wanita sejahat itu.? kenapa dia tega meninggalkan Amanda sekarat sendirian disana.?" ucap Liam geram

"Kita pasti akan menemukannya.Apa pun bentuk kejahatan didunia ini,mau serapi apa pun ditutupi.Pasti nanti akan terkuak juga.Tidak akan ada orang yang bisa hidup tenang,jika menyimpan beban dosa dihatinya." ucap Nicholas

"Aku yang akan membuatnya menderita dengan tanganku sendiri,jika sampai nanti aku mememukan bajingan itu." ucap Liam dengan geramnya.

"Jika itu yang kau mau,mulai sekarang bangkitlah.! buang dukamu,persiapkan dirimu untuk menguliti bajingan itu hidup hidup.Jika kau seperti ini terus.! jangankan mengulitinya,baru akan menyetuh pipinya saja,kau yang akan dibuat terkapar lebih dulu." ledek Mark

"Sialan kau..! aku ini pria kuat.Merontokkan gigimu hanya dengan sekali pukul saja aku mampu.Apa lagi menguliti wanita bajingan itu." ucap Liam geram

"Benarkah.? coba lakukan.! aku ingin merasakan gigiku rontok olehmu." tantang Mark

"Kemari kau..! aku patahkan lehermu sekalian." ucap Liam seraya bangkit dari duduknya,dan mengunci leher Mark dengan lengannya.

Hahahaha akhirnya Nicholas dan Mark,bisa sedikit kembali melihat tawa dibibir sahabatnya itu.Dua hari sudah senyum dan tawa itu hilang dari wajah tampan sahabatnya.Liam juga akhirnya merasa sedikit lebih baik kini.Walau luka dan cintanya,akan sulit terhapuskan.Tapi hidupnya harus tetap terus berjalan.