Perasaan aneh. * MANSION ALPHA KHANDRA BERTA.

Tubuh Emery merosot kebawa sambil terus memenutupi telinganya dengan sangat rapat bersamaan dengan air mata yang semakin deras mengalir.

"Tuan muda, apa yang terjadi?"

Suara ketukkan pintu terdengar dari luar pintu saat suara gaduh terdengar sangat jelas dari ruangan tersebut. Yang tentu saja di abaikan oleh Alpha Khandra yang saat ini sudah di kuasai amarah. Apalagi saat ia kembali mengingat kejadian kemarin yang hampir saja merenggut nyawanya karena ulah orang yang benar-benar sangat di bencinya, ayah dari sosok yang sekarang tengah berada di hadapannya.

"Aku mencintaimu Tuan, sangat mencintaimu, tapi kenapa.. " Gumam Emery yang terdengar bergetar namun terdengar jelas di pendengaran Alpha.

"Apa? Cinta? Dengan tidak tau dirinya kau bilang mencintaiku?" Tanya Alpha Khandra dengan senyum smirknya sambil melangkah mendekati Emery yang masih terduduk di sudut ruangan dengan Air mata yang terus mengalir di pelupuk matanya.

"Kau tidak berhak mendapatkan cinta dariku, kau bahkan tidak berhak untuk bahagia, kau seharusnya menderita seumur hidupmu. Dan aku akan membuat hidupmu semakin terpuruk." Ucap Alpha Khandra dengan tatapan dinginnya.

"Lakukanlah Tuan, jika hal itu bisa membuat Anda merasa bahagia, lakukanlah.. "

"Sayangnya dengan hanya melihatmu menderita itu tidak cukup untukku, kenapa kau tidak mati saja?" Ucap Alpha Khandra dengan senyum smirknya menatap tajam wajah istrinya yang terus menangis.

"Matilah jika kau ingin melihatku bahagia, bukankah kau mencintaiku?" Tanya Alpha Khandra dengan nada rendah.

"Tu.. Tuan Alpha... "

"Karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah mencintaimu, never." Ucap Alpha Khandra yang langsung beranjak meninggalkan Emery yang masih terisak di sudut ruangannya.

BRAAKK..

Suara bantingan pintu bersamaan dengan jeritan Emery yang dengan erat memeluk kedua lututnya yang bergetar. Dengan perlahan Emery menyeret langkahnya keluar dari ruangan kerja suaminya yang sudah nampak berantakan. Dengan sigap Areta meraih tubuh Emery untuk di peluknya, kekhawatiran nampak jelas di wajah wanita paru baya tersebut yang sejak tadi berdiri di depan pintu ruang kerja Alpha dengan perasaan cemas.

"Apa ada yang terluka Nyonya? Anda baik baik saja?" Tanya Areta dengan nada yang penuh kekhawatiran.

"Saya tidak apa apa Bi, saya hanya ingin beristirahat." Jawab Emery yang terus berjalan.

"Nyonya, biarkan saya menemani anda,"

"Tidak perlu Bibi Reta, saya benar tidak apa apa." Balas Emery tersenyum sambil terus melangkah menuju kamarnya.

Di dalam ruangan yang terlihat gelap tampa pencahayaan sedikitpun, nampak Emery sedang duduk termenung di pinggiran tempat tidurnya. Mata sembapnya jauh menerawang keluar jendela kamarnya. Tangannya bergetar sambil Mengenggam sebotol Benzodiazepin. Tidak ada air mata lagi di sudut matanya yang biasa menemani kesendiriannya. Hanya ada senyum tipis Di wajahnya pucatnya.

"Aku benar-benar ingin membuatmu bahagia Ken," Gumam Emery menatap beberapa pil yang sudah ada di genggaman tangannya.

* * * * *

Sementara di jalanan kota yang nampak mulai sepi, terlihat sebuah mobil Alphard hitam tengah mengintari jalan dengan kecepatan sedang.

"Kita akan ke mana Tuan?"

Tanya Dareen yang sudah hampir 5 jam mengintari kota tersebut, namun belum juga ada tujuan, sepertinya Alpha masih sangat betah dengan kediamannya, sambil menyandarkan tubuhnya di kursi penumpang dengan nyaman sambil memejam, bahkan ini pertanyaan yang entah sudah berulang kali di tanyakan Dareen yang belum mendapat satu jawaban pun dari Alpha.

"Tuan muda,"

"Hmm."

"Sepertinya Anda nampak tidak sehat."

"Diamlah.. Aku baik baik saja."

"Tapi Tuan, Anda terlihat sangat pucat saat ini,"

"Aku hanya butuh Air mineral." Jawab Alpha yang masih memejamkan matanya.

"Baiklah, saya akan ke supermarket dekat sini untuk membelinya." Jawab Dareen yang langsung menepikan mobilnya saat melihat sebuah supermarket 24 jam di tepi jalan sana.

"Tunggu."

Serga Alpha saat dengan tidak sengaja matanya menangkap satu sosok yang tengah berjalan sambil membawa sekantung sampah untuk di buanganya. Sosok gadis dengan seragam kerjanya tengah berlari kecil menyebrangi jalan yang sudah mulai nampak sepi.

"Bukankah dia gadis yang waktu itu?" Tanya Alpha yang masih terus mengamati gerak-gerik gadis tersebut, hingga gadis itu kembali ke dalam supermarket dan langsung meraih alat pel dan mulai mengepel lantai.

"Dia gadis yang waktu itu kan?"

"Iya Tuan, gadis itu karyawan di tokoh ini."

"Bukannya katamu dia kerja di sebuah kedai kopi?"

"Benar, saat pagi hingga siang hari, gadis itu bekerja di kedai kopi, kemudian lanjut bekerja paru waktu di toko itu dari sore hingga malam hari." Jelas Dareen yang membuat Alpha mengernyit. Hingga tidak berselang lama ia pun bergegas turun dari mobil mewahnya dan langsung masuk ke toko tersebut bahkan sebelum Dareen membukakannya pintu mobil.

"Selamat malam, selamat datang di Toko kami."

Sapa karyawan tokoh tersebut membungkuk hormat dengan senyuman di wajahnya.

"Malam."

"Silahkan berbelanja Tuan.. "

Kalimat gadis itu terhenti saat pandangannya tertuju pada pergelangan tangan pria di hadapannya yang masih terbungkus perban.

"Eh.. Anda Tuan yang waktu itu kan?"

Tanya Gadis itu tiba-tiba saat ia mendongakkan kepalanya ke atas dan melihat wajah sang pengunjung yang masih berdiri di hadapannya. Sosok yang mempunyai postur tinggi dengan tubuh yang proporsional lengkap dengan wajah tampan namun terlihat dingin dan datar.

"Anda Tuan yang waktu itu kan?" Tanya gadis itu lagi meyakinkan.

"Hm,"

"Bagaimana keadaan Anda? luka Anda? Apa sudah tidak sakit lagi?" Tanya gadis itu lagi sambil terus mengamati lengan Alpha yang masih terbalut perban.

"Ini hanya luka kecil," Jawab Alpha singkat.

"Oh.."

Tapi itu tidak terlihat seperti luka kecil.

Batin gadis itu mengangguk dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya, yang entah mengapa saat melihat senyum itu membuat Alpha ikut menarik sudut bibirnya keatas hingga membentuk sebuah senyuman yang sontak membuat mata Dareen melebar sempurna karena terkejut. Ia yang sejak tadi berada di samping Alpha dan terus mengamati respon Alpha yang tidak seperti biasanya hanya bisa terdiam menikmati senyum presdirnya.

Apa karena gadis manis ini?

Batin Dareen yang kembali mengalihkan pandangannya ke arah gadis yang masih berdiri di hadapan mereka dengan alat pel yang masih berada di tangannya.

"Apa Tuan membutuhkan sesuatu? Biar saya bantu." Tanya gadis tersebut sambil meletakkan alat pel di sudut ruangan tersebut.

"Aku butuh air mineral." Jawab Alpha.

"Baiklah, saya akan mengambilnya untuk Anda." Jawab gadis itu yang langsung berlari kecil meninggalkan mereka yang masih berdiri di sana. Hingga beberpa menit kemudian gadis itu kembali dengan cukup banyak botol air mineral di pelukannya, dan membuatnya cukup kerepotan saat membawanya.

"Anda butuh berapa banyak? Dan mau yang merek apa? Saya sengaja membawa banyak agar Tuan bisa memilihnya." Ucap gadis itu terengah dengan nafas yang sedikit ngos-ngosan.

"Kau tidak perlu membawa semua merek, biar aku bantu," Ucap Alpha yang kembali membuat Dareen melongo.

Apa? Tuan muda mau membantu gadis ini? sejak kapan anda menjadi pria yang murah hati.

Batin Dareen hingga ia terlupa dengan tugasnya yang harus melayani presdirnya saat ini.

"Ah tidak perlu, tangan Anda masih terluka, ini berat, nanti tangan Anda bisa sakit lagi." Balas gadis itu menolak.

"Hei aku seorang pria, luka sekecil ini tidak akan membuatku mati." protes Alpha.

Bahkan Tuan muda sudah mengucapkan lebih dari tiga kata pada gadis ini. sepertinya ada yang salah. Dareen.

"Ha?? Ah iya ma.. Maaf hehehe.. " Balas gadis itu terkekeh yang membuat Alpha kembali tersenyum dengan manis, meski senyuman itu terlihat begitu mengerikan bagi Dareen yang langsung menggeleng pelan sambil meraih troli di sudut sana.

"Saya rasa Anda membutuhkan ini Nona..."

"Edrea, Tuan bisa menaggil dengan sebutan Rea saja."

"Ah iya, Nona Rea. Bisakah Anda menyerahkan botol-botol itu? sepertinya itu berat." Ucap Dareen yang langsung mengambil semua botol mineral dari gadis itu dan menaruhnya ke dalam troli.

"Ah iya hahaha.. " Balas gadis itu kembali terkekeh sambil menggaruk tengkuk lehernya.

"Astaga saya sampai lupa harus membersihkan tempat ini." Lanjut gadis itu menepuk jidatnya saat ia menyadari akan membersihkan lantai supermarket sebelum toko itu tutup.

yah sebaiknya anda cepat menyingkir dari hadapan Tuan Alpha, sebab saya takut saat melihat Tuan Alpha mulai tersenyum, ini bukan seperti dirinya. Dareen.

"Maaf Tuan, apa ada lagi yang Anda butuhkan?" Tanya gadis itu.

"Tidak." Jawab Alpha singkat.

"Iya sudah, silahkan." Dengan sedikit berlari gadis itu menghampiri meja kasir untuk melayani Dareen yang sudah sejak tadi berdiri dengan troli dan sebuah black card di tangannya.

"Jadinya beli berapa buah?" Tanya gadis itu kepada Dareen.

"Dua bo.... "

"Semuanya" Sahut Alpha dari sudut sana.

"What?" Reflek Dareen sambil melihat beberapa botol air mineral di dalam troli.

Air mineral sebanyak ini untuk apa Tuan?

Batin Dareen menarik nafas dalam sambil mengeluarkan semua botol mineral yang kurang lebih berjumlah 20 buah.

Dan gadis ini, bagaimana cara dia membawa begitu banyak botol mineral dengan tubuh mungilnya. Dareen.

"Baiklah, silahkan Tuan, Terimakasih telah berbelanja di toko kami." Balas gadis itu tersenyum ramah sambil melambaikan tangannya ke arah Alpha, meski wajahnya terlihat sangat kelelahan saat pembayaran transaksi selesai, namun dengan semangat ia meraih alat pelnya dan mulai mengepel saat keduanya sudah meninggalkan supermarket tersebut.

Hingga 5 menit kemudian Mobil Mewah Alpha kembali melaju membelah jalan kota yang sudah nampak terlihat sepi di pukul 22.30 malam.

"Sepertinya Dia seorang gadis pekerja keras." Ucap Alpha perlahan dengan mata yang masih menatap kaca spion yang mengarah ke arah supermarket tersebut.

"Iya Tuan. Gadis yang cukup gesit." Balas Dareen yang juga masih mengamati ekspresi presdirnya.

"Aku sedikit khawatir, di jam sekian dia masih di luar rumah untuk bekerja."

"Ap.. Apa? Tuan khawatir?"

"Hm,"

Benarkah aku sekarang sedang bersama Tuan Alpha? Merasa khawatir dengan orang asing bukanlah dirinya.

Batin Dareen sambil sesekali melirik Alpha lewat kaca yang berada di hadapannya.

"Dareen,"

"Iya Tuan muda,"

"Kenapa aku tiba-tiba jadi ingin melindungi gadis itu." Ucap Alpha yang kembali membuat Dareen melongo.

"Ma.. Maksudnya Tuan?" Tanya Dareen yang sepertinya masih mencoba mencerna kata-kata Alpha barusan.

"Aku seperti merasa tidak tega saat melihatnya kelelahan seperti tadi." Jawab Alpha yang membuat Dareen tersedak.

"Tuan muda serius? Apa mungkin.. " Dareen menghentikan kalimatnya.

"Mungkin apa?" Tanya Alpha mengernyit.

"Ah tidak Tuan, ini hanya pikiran bodoh saya saja." Jawab Dareen yang lebih memilih aman.

"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan?"

"Maaf Tuan.. Apa mungkin Tuan jatuh cinta pada gadis itu?" Tanya Dareen perlahan.

"Jatuh cinta?"

"Iy.. Iya Tuan.. "

"Apa kau tau bagaimana rasanya jatuh cinta?" Tanya Alpha dengan wajah polosnya.

"Haa?? "

Dareen kembali melongo saat mendengar pertanyaan sang Presdir. Tapi memang hal yang wajar jika Alpha menanyakan hal tersebut, sebab selama Alpha tumbuh remaja hingga sekarang yang sudah berusia 30 tahun, Alpha Khandra tidak pernah bersama wanita lain selain istrinya sekarang, yang tepatnya ia tidak pernah tertarik kepada seorang wanita apalagi untuk jatuh cinta kendati ia sudah menikah. Dan hal itulah yang membuat Alpha nampak terlihat bodoh jika berurusan dengan perasaannya.

Sebab hari harinya selalu di sibukkan oleh pekerjaan dan juga balas dendam. Hingga ia tidak mempunyai waktu untuk memikirkan hal seperti itu, selain itu, selama ini ia juga memang tidak pernah punya niat untuk mencari seorang wanita meskipun ia tidak pernah merasa bahagia dengan pernikahannya sekarang yang dari awal memang sudah ia niatkan hanya untuk balas dendam saja.

Dan kali ini Dareen benar-benar terkejut dengan reaksi presdirnya yang semudah itu merasakan iba ataupun khawatir kepada seseorang yang baru di lihatnya. Dan tidak menutup kemungkinan juga jika besok Alpha Khandra akan mengatakan jika ia menyayangi gadis manis itu.

Yah, gadis itu memang manis.

Batin Dareen yang masih berputar putar dalam pikirannya sendiri.

"Kenapa diam saja?"

"Ma.. Maaf Tuan, saya juga belum pernah merasakan jatuh cinta, tapi menurut buku yang saya baca, tanda-tanda seseorang jatuh cinta, yah seperti yang Tuan rasakan sekarang, tiba-tiba merasa khawatir dan ingin melindungi gadis tersebut." Jawab Dareen.

"Benarkah? Apa aku benar-benar jatuh cinta pada gadis itu?" Tanya Alpha.

Astaga, mana saya tahu Tuan, kan anda yang merasakannya

"Mungkin saja Tuan." jawab Dareen.

"Apa kau yakin?"

Seharusnya saya yang bertanya seperti itu Tuan.

"Mungkin, tapi... "

"Apa kau sadar kalau kau sudah banyak mengucapkan kata MUNGKIN?" Tanya Alpha yang membuat Dareen langsung mengatupkan bibirnya.

"Maaf Tuan, tapi pada saat Tuan melihat gadis itu, apa jantung Tuan Muda berdetak dengan kencang?" Tanya Dareen lagi seraya menatap Alpha yang nampak terlihat sedang berfikir.

"Jantungku memang berdetak dan itu menandakan jika aku memang sehat." Balas Alpha.

Tentu saja Anda sangat sehat sekarang Tuan,

"Bu.. Bukan begitu Tuan, ma.. Maksud saya, berdetak... "

"Sejak aku lahir sampai saat ini jantungku selalu berdetak Dareen."

Bisakah Anda langsung mencekik saya saja Tuan?

"Maksud saya, saat melihat gadis itu apa jantung anda berdetak atau berdebar dengan kencang?" Tanya Dareen lagi.

"Entahlah.. "

Jawab Alpha singkat sambil memegangi jantungnya yang memang masih berdetak dengan normal sejak tadi. Seolah menyerah dengan obrolan mereka malam ini, Dareen lebih memilih diam dan tetap fokus pada kemudinya meski sesekali ia masih penasaran dan kembali melirik presdirnya yang nampak terlihat melamun sambil terus memegangi dadanya untuk memeriksa detak jantungnya. Hingga selang 20 menit.

"Dareen, aku ingin kau menempatkan orang kita di sekitar supermarket tempat gadis itu bekerja." Perintah Alpha Khandra yang terlihat nampak khawatir.

"Maksud Tuan?"

"ikuti saja perintahku. Lindungi gadis itu."

"Baik Tuan, saya akan segera mengirim orang kita ke sana besok. Apa Tuan muda akan pulang ke Mansion?"

"Tidak."

"Baiklah Tuan."

Jawab Dareen mengangguk sambil menginjak dalam pedal gas mobilnya menuju ke sebuah hunian mewah milik Alpha. Sebuah Panthouse yang selalu ia datangi saat suasana hatinya sedang kacau, atau untuk sekedar menyamankan dirinya.

* * * * *

* TO BE CONTINUED.

Terpopuler

Comments

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

part dareen agak kocak😅

2021-09-13

1

Fitria Ria

Fitria Ria

adiknya alpha kalik ya🤔
kali aja kan pas ayahnya alpha di bunuh ibunya udah mengandung

2021-04-24

1

Mirna Rayn

Mirna Rayn

seru... seru... ayo lanjut makin penasaran aku.., 🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩

2021-02-15

1

lihat semua
Episodes
1 Mimpi buruk.
2 Pertanyaan Emery. * MANSION ALPHA KHANDRA BERTA.
3 Insiden. * MANSION CHRIS CULLEN.
4 Kanzia Edrea.
5 Perasaan aneh. * MANSION ALPHA KHANDRA BERTA.
6 Over dosis. * MANSION CHRIS CULLEN.
7 Janji Areta.
8 Terluka parah. * HOSPITAL.
9 Kemarahan Alpha. * HOSPITAL.
10 Hilangnya Emery. * HOSPITAL.
11 Amnesia. * HOSPITAL.
12 Nama baru. * PANTHOUSE.
13 Perasaan Kang Daniel.
14 Elard dan Edrea.
15 Ketakutan Elard.
16 Kebenaran yang menyakitkan. * THAILAND.
17 Cinta Edrea. * MANSION CHRIS CULLEN.
18 Peringatan untuk Elard.
19 Tertembak.
20 Air mata Elard. * HOSPITAL.
21 Kenangan masa lalu. * MANSION CHRIS CULLEN.
22 Duka keluarga Cullen. * HOSPITAL.
23 Luka Chirs Cullen. * HOSPITAL.
24 Maaf.
25 Kepergian Alpha Khandra. * MANSION ELARD.
26 Awal musim dingin.
27 Perkenalan pertama.
28 Lucas Elfredo.
29 Kesedihan Starla.
30 Keraguan Alpha.
31 Ucapan selamat tinggal.
32 Kembali bertemu.
33 ketegaran Dareen.
34 Kedatangan Starla.
35 Rumah sakit. * HOSPITAL.
36 Kerinduan Starla. * HOSPITAL.
37 Status Alpha. * HOSPITAL.
38 Kenyataan pahit. * HOSPITAL.
39 Panthouse.
40 Kunjungan Emery.
41 Dilema Lucas. * MANSION ALPHA KHANDRA.
42 Melepaskan.
43 Perpisahan.
44 Kang Daniel Elfredo.
45 Air mata Starla.
46 Perkelahian.
47 Kegalauan Emery.
48 Luka lama.
49 Prustrasi.
50 Masalalu Keano.
51 Koma.
52 Perasaan Emery.
53 pengakuan.
54 Masalalu.
55 Tiar Galenka.
56 Di Culik.
57 Di Culik 2
58 Terluka.
59 Kembali.
60 EXTRA CHAPTER.
61 EXTRA CHAPTER.
62 EXTRA CHAPTER.
63 Eleanor Cullen Berta.
64 Musim ke dua "I Can't Have Your Heart"
65 Awal kehidupan baru
66 Tamu tak di undang
67 Cukup berada di sisiku.
68 Apa kau baik-baik saja?
69 Sebutan yang manis
70 Sesuatu yang mengganggu
71 Kembali terjebak
72 Meminta pertemuan
73 Kekhawatiran yang berlebihan
74 Terbaring koma
75 Kunjungan teman lama
76 Sosok Albern Almero
77 Sambutan tak biasa.
78 Gabriella Almero
79 Jackob Sean Almero
80 Aku menginginkannya
81 Pertemuan untuk kesepakatan
82 Permintaan gila
83 Latar belakang keluarga Berta
84 Kejutan besar
85 Kau marah padaku?
86 Masakan spesial
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Mimpi buruk.
2
Pertanyaan Emery. * MANSION ALPHA KHANDRA BERTA.
3
Insiden. * MANSION CHRIS CULLEN.
4
Kanzia Edrea.
5
Perasaan aneh. * MANSION ALPHA KHANDRA BERTA.
6
Over dosis. * MANSION CHRIS CULLEN.
7
Janji Areta.
8
Terluka parah. * HOSPITAL.
9
Kemarahan Alpha. * HOSPITAL.
10
Hilangnya Emery. * HOSPITAL.
11
Amnesia. * HOSPITAL.
12
Nama baru. * PANTHOUSE.
13
Perasaan Kang Daniel.
14
Elard dan Edrea.
15
Ketakutan Elard.
16
Kebenaran yang menyakitkan. * THAILAND.
17
Cinta Edrea. * MANSION CHRIS CULLEN.
18
Peringatan untuk Elard.
19
Tertembak.
20
Air mata Elard. * HOSPITAL.
21
Kenangan masa lalu. * MANSION CHRIS CULLEN.
22
Duka keluarga Cullen. * HOSPITAL.
23
Luka Chirs Cullen. * HOSPITAL.
24
Maaf.
25
Kepergian Alpha Khandra. * MANSION ELARD.
26
Awal musim dingin.
27
Perkenalan pertama.
28
Lucas Elfredo.
29
Kesedihan Starla.
30
Keraguan Alpha.
31
Ucapan selamat tinggal.
32
Kembali bertemu.
33
ketegaran Dareen.
34
Kedatangan Starla.
35
Rumah sakit. * HOSPITAL.
36
Kerinduan Starla. * HOSPITAL.
37
Status Alpha. * HOSPITAL.
38
Kenyataan pahit. * HOSPITAL.
39
Panthouse.
40
Kunjungan Emery.
41
Dilema Lucas. * MANSION ALPHA KHANDRA.
42
Melepaskan.
43
Perpisahan.
44
Kang Daniel Elfredo.
45
Air mata Starla.
46
Perkelahian.
47
Kegalauan Emery.
48
Luka lama.
49
Prustrasi.
50
Masalalu Keano.
51
Koma.
52
Perasaan Emery.
53
pengakuan.
54
Masalalu.
55
Tiar Galenka.
56
Di Culik.
57
Di Culik 2
58
Terluka.
59
Kembali.
60
EXTRA CHAPTER.
61
EXTRA CHAPTER.
62
EXTRA CHAPTER.
63
Eleanor Cullen Berta.
64
Musim ke dua "I Can't Have Your Heart"
65
Awal kehidupan baru
66
Tamu tak di undang
67
Cukup berada di sisiku.
68
Apa kau baik-baik saja?
69
Sebutan yang manis
70
Sesuatu yang mengganggu
71
Kembali terjebak
72
Meminta pertemuan
73
Kekhawatiran yang berlebihan
74
Terbaring koma
75
Kunjungan teman lama
76
Sosok Albern Almero
77
Sambutan tak biasa.
78
Gabriella Almero
79
Jackob Sean Almero
80
Aku menginginkannya
81
Pertemuan untuk kesepakatan
82
Permintaan gila
83
Latar belakang keluarga Berta
84
Kejutan besar
85
Kau marah padaku?
86
Masakan spesial

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!