Perusahaan drn.khan.
Sesampainya Darren di perusahaannya. Darren langsung berjalan masuk keruangan nya. Boby yang melihat Darren sudah tiba langsung menghampiri tuan nya itu.
"Selamat pagi tuan." sapa Bobby pada Darren.
"Emm .... ada apa?" Darren yang melihat sekertaris nya menghampiri dirinya, dia pun menanyakan tujuan sekertaris nya tersebut.
"Dia itu ya. selalu saja Acuh seperti ini. syukur lah kau itu sahabat sekaligus bos ku. jika tidak sudah ku habisi kau Darren! Hahahaha .. sebenarnya walaupun kau bukan sahabat ku ataupun bos ku. Tetap saja aku tidak akan berani berurusan dengan mu!!" Bobby hanya diam saja sambil memaki-maki Darren yang ada di hadapannya.
"Jangan memaki ku di dalam hati mu!! aku bisa mengetahui dan mendengar nya dengan sangat jelas Bob!" Darren tau bahwa, sahabat nya itu sedang memaki-maki nya di dalam hatinya
Darren langsung menatap tajam kearah Bobby.
"Appaa? bagaimana kau bisa tau Darren?" Bobby sangat terkejut begitu dia tahu, kalau Darren bisa mengetahui apa yang sedang dia bicarakan didalam hatinya.
"Kau itu sahabat ku sekaligus sekertaris ku! tentu saja aku sangat mengenal mu dan mengetahui semua tentang mu!" Ujar Darren dengan nada datar nya dan karisma dinginnya.
"hehe ... hehe. Darren kau itu memang sahabat yang terbaik." Bobby kini malah tertawa kecil yang tanpa sadar bahwa, Darren sedang menatap tajam pada nya.
"Sudah ada apa? aku tidak suka orang yang berbasa-basi padaku. Termasuk kau Bob!! kau tau itukan??" Hari ini mood Darren benar-benar sedang buruk. Karna kelakuan wanita yang kini sudah menjadi istri nya. Di tambah lagi dengan kelancangan Bobby padanya. Sehingga, membuat api emosi nya semakin tersulut.
"Baik lah tuan! Maafkan saya ..." Bobby yang sudah tahu kalau Darren sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Dia lebih memilih untuk tidak membuat masalah dan meminta maaf. "Hari ini kau ada jadwal rapat penting dengan klien besar kita. Darren untuk rapat kali ini, kau harus datang. karna, proyek ini sangat penting untuk proyek yang ada di Amerika!" ujar Bobby sambil membuka berkas yang ada di tangan nya.
"Bob ku ingat kan pada mu, untuk terkahir kalinya!! Jadi kau dengar kan dan pahami ini dengan baik-baik." Darren langsung menatap kearah Bobby dengan tatapan intens nya. "Pertama, sudah ku bilang padamu jika di tempat kerja atau dimana pun yang ada orang lain selain kita berdua. kau harus memanggil ku dengan panggilan tuan atau tuan muda. karna, aku ini atasan mu dan kau Bobby kau boleh memanggil ku sesuka hati mu. jika, kita sedang berdua. Kedua, aku tidak sukak menghadiri rapat tanpa minat ku sendiri. aku akan datang jika aku menginginkan nya Bob. lagian, mereka yang membutuhkan ku bukan aku." Kini untuk peraturan yang ketiga Darren langsung menarik nafas nya dan sangat malas untuk mengatakan nya. Tapi, karna dia tidak ingin ada yang curiga terhadap hubungan nya itu. Dengan sangat terpaksa dia jugak harus melibatkan sekertarisnya. Ya, walaupun sebenarnya Sahabat nya sudah mengetahui nya.
"Ketiga, kau harus bersikap hormat kepada Viola nntik nya juga! apalagi di depan omay dan mama. sepertinya dia sudah menjadi menantu kesayangan disana. cihh ... Dasar perempuan aneh!" Darren langsung kesal karna mengingat kejadian Viola mencium nya dan sudah bersikap sembarangan di dihadapan nya.
"Baiklah tuan. Saya akan mentaati peraturan baru ini. Oh iya tuan... seperti nya tuan sudah tidak jadi kesayangan lagi di kediaman anda sendiri. Bagaimana kalau saya saja yang menyayangi mu tuan??" kini Bobby langsung tertawa sangat keras. Darren yang mendengar ucapan dari sekretarisnya membuat dirinya menjadi sangat emosi.
"Bob?? Kurasa kau sudah terlalu lama bekerja bersama ku! Bagaimana kalau kau beristirahat saja dirumah mu. Aku akan mencari orang lain untuk menggantikan posisi mu sekarang." Darren menatap Bobby dan langsung tersenyum tipis.
Bobby yg mendengar ucapan Darren langsung terdiam seribu bahasa. Dia merasa bahwa dia akan benar-benar habis hari ini.
"Maaf tuan maaf!! Saya sudah sangat lancang kepada anda!" Bobby menghela nafas nya dengan sangat cepat.
"Darren!! Kau selain dingin dan sombong. Ternyata kau jugak sangat menakutkan sekali, dengan kata-kata mu itu yang membuat semua orang tidak bisa membalas nya." Bobby meluapkan kekesalannya di dalam hati nya saja.
"Baik lah Bob. nanti kau antar kan saja semua dokumen proyek itu keruangan ku." perintah Darren pada Bobby.
"Baik tuan." balas Bobby.
"Oh iya, jam berapa jadwal rapat nya?" tanya Darren dan langsung memasuki lift khusus Presdir di perusahaan nya dan di ikuti juga oleh sekretaris nya.
"Jam 10:00 Wib, Tuan." Balas Bobby, dan masih membuka dokumen yang ada di tangan nya.
"Atur ulang jadwal nya! Aku akan menghadiri rapat tersebut jam 11:00 Bob!" perintah Darren
"Baik tuan." Bobby sebenarnya sangat kesal. Jadwal yang sudah dia susun jauh-jauh hari. Dengan gampang nya Darren menyuruh nya untuk mengatur ulang jadwal itu.
"Jangan lupa antar dokumen yang ku minta tadi padamu keruangan ku!" Darren yang sudah berada di depan ruang nya langsung masuk.
"Baik tuan." Bobby pun juga masuk keruangan nya yang ada di sebelah ruang Darren.
Darren yang sudah masuk keruangan nya. Dia langsung duduk dan menyalakan komputer. Darren masih membayangkan wajah Viola berulang kali. Apa lagi pada saat di meja makan Viola terus-menerus melakukan hal yang sangat mengejutkan baginya
"Sial!! mengapa aku terus membayangkan gadis itu sih!" Darren mengusap wajah nya dengan sangat kasar. Agar tidak membayangkan wajah Viola lagi.
Tidak lama kemudian setelah dia fokus pada komputer nya. suara ketukan pintu pun terdengar dari luar.
"Tok..tok..tok." ketukan pintu.
"Masuk!!"
"Tuan ini dokumen yang kau minta." Bobby langsung memberikan dokumen itu pada Darren.
"Letakan di meja saja Bob." Darren masih fokus pada layar yang ada di depannya. Namun ketika Bobby hendak meninggalkan ruangan tuan nya, "Tunggu Bob!" panggil Darren.
"Iya tuan. Apa anda memerlukan sesuatu?" Bobby langsung membalikkan badannya menatap kearah Darren.
"Suruh orang untuk mengantar kan coffe keruangan ku!" Darren langsung membuka dokumen yang diantar oleh Bobby tadi.
"Baik tuan. Apa ada lagi yang anda butuhkan tuan?" Bobby tidak ingin dua kali kerja, sehingga dia menanyakan nya lagi pada Darren.
"Tidak! Kau boleh keluar sekarang!" Ujar Darren.
"Baik tuan." Bobby langsung melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Darren.
Sementara Darren masih terus membolak-balikan halaman dokumen penting perusahaan nya. Darren yang berusaha untuk fokus. Namun, usahanya itu gagal. Dia tidak bisa fokus sama sekali. karna, memikirkan sikap Viola padanya di meja makan pagi tadi.
"Ada apa dengan ku hari ini? gadis itu benar-benar membuat ku sangat kacau!! berani sekali dia memegang tangan ku dan mencium ku tanpa persetujuan ku sama sekali!!!" Darren langsung mengebrak meja kerjanya. "Lihat saja nnti malam! akan kuberi pelajaran dia." gumam Darren dan tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangannya. Darren pun langsung menyuruh orang tersebut untuk masuk.
"Tuan ini coffe yang anda minta." ujar wanita tersebut dengan rambut pendeknya dan mata berbinar-binar. karna, melihat ketampanan Darren.
"Eemm baik lah. kau boleh keluar" perintah Darren pada wanita itu. namun, pelayan itu tidak mendengar nya sama sekali.
"Hei, aku menyuruh mu keluar!! apa kau tidak mendengar nya??" Darren langsung menatap tajam wanita yang ada di depannya.
"Ba ... baik tuan." Wanita itu sangat takut, sehingga membuat nya menjadi sangat gemetaran.
Namun, ketika wanita itu hendak keluar. tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di depan pintu. sehingga, membuat Darren langsung merasa sangat terkejut.
"Jangan tutup pintu nya!" perintah Darren dengan suara datar.
"Baik tuan." Wanita tersebut langsung keluar, tanpa menutup pintunya ruangan tuan nya. Karna, itu perintah tuan nya sendiri.
"Heii!!" Panggil Darren ketika melihat orang yang datang itu adalah Viola. "Kau mengapa ke kantor ku? sepertinya kau sangat tidak sabar menunggu malam ini istri ku!!" Darren tersenyum tipis melihat gadis yang ada di hadapannya.
"Maaf tuan. maksudnya apa ya? saya tidak Mengerti." Gadis yang ada dihadapan Darren merasa sangat bingung. Karna, perlakuan aneh tuan nya itu pada dirinya.
"Jangan pura-pura tidak tau istri ku!" ujar Darren yang masih belum sadar sama sekali.
"Istri?? Maaf tuan ... saya hanya di suruh meminta tanda tangan anda oleh tuan Bobby. tuan muda!" jawab gadis itu dengan rona merah di pipi nya yang menahan rasa malu.
Darren yang mendengar perkataan gadis yang ada di hadapannya merasa sangat terkejut. Dan langsung menyadarinya bahwa, gadis tersebut bukan Viola.
"Kau? sejak kapan kau disini?" Darren merasa sangat kaget.
"Sejak tadi tuan." Dia langsung menundukkan kepalanya, karna malu.
"Ada urusan apa kau keruangan ku?" Darren hanya bisa kembali bersikap sangat dingin seperti biasanya.
"Saya di suruh mengantarkan dokumen ini kepada tuan. untuk anda tanda tangani tuan. sekertaris Bobby yang menyuruh saya tuan." Gadis itu langsung menyerahkan dokumen nya pada Darren. Namun, Darren tidak mengambil nya.
"Sial Bobby!! bisa-bisa nya dia menyuruh karyawan wanita untuk mengantarkan dokumen keruangan ku. dia kan tau aku sangat tidak suka ada wanita yang masuk keruangan ku tanpa izin dari ku. awas kau Bob!!" pekik Darren dan langsung kembali duduk ke kursi kerja nya.
"Baik lah. kau letakkan saja di meja!! nnti akan ku tanda tangani dan menyuruh Bobby yang mengambil nya." Darren langsung menatap kearah komputer nya kembali.
"Baik tuan." jawab gadis itu yang masih berdiri diruangan Darren.
"Kau boleh keluar sekarang!" perintah Darren dengan nada dingin nya.
"Baik tuan!" Balas Gadis tersebut. Dan langsung melangkahkan kakinya keluar.
"Iisss .. mimpi apa aku semalam!! kenapa tuan yang terkenal dingin itu bisa bersikap seperti ini sih padaku!! Apa karna aku cantik ya?" Gadis itu langsung menutupi wajah nya, karna malu dan salah tingkah.
"Violaaaaa!! gara-gara kau aku jadi seperti ini. mengapa bayangan mu selalu saja ada dipikiran ku sih…?" Darren mengusap wajah nya dengan kasar.
Darren yang terus-menerus membayangkan Viola langsung terkejut. Karna, kehadiran Bobby yang tiba-tiba sudah ada di depan nya.
" BOBYY!" pekik Darren. "Kau itu ya tidak bisa mengetuk pintu dulu sebelum masuk ha?" Darren langsung menatap Bobby dengan tatapan membunuh nya.
"Maaf tuan. saya sudah mengetuk pintu!! namun, tidak ada jawaban sama sekali. saya takut terjadi hal buruk di dalam. makanya, saya masuk. dan betapa terkejutnya saya melihat tuan baik-baik saja." Bobby membalas perkataan Darren dengan sangat tenang.
"Jadi kau merasa kecewa?? karna, aku baik-baik saja ha?" tanya Darren dengan nada yang sangat tinggi.
"Sekali lagi maaaf tuan!! sebagai sekretaris anda, aku akan merasa sangat bersyukur. karena, anda baik-baik saja." Bobby kini menghela nafas nya. "Namun, jika sebagai sahabat mu. Tentu saja aku akan merasa sangat-sangat kecewa!" Bobby langsung tertawa melihat wajah sahabat nya yang sudah memerah.
"Bob!! kau berani sekali sekarang ya?" Darren merasa sangat kesal. karna, sahabat nya itu sudah mengejek dirinya.
"Ayo lah Darren!! ada apa dengan mu hari ini? kau terlihat aneh sekali!" tanya Bobby yang langsung to the points pada Darren.
"Ntah lah Bob!! Hanya saja aku tiba-tiba memikirkan badut itu." Balas Darren yang masih membayangkan wajah Viola.
"Badut? maksud mu Viola ?" tanya Bobby dengan sangat penasaran.
"Tentu saja dia!! lalu siapa lagi coba??" ujar Darren dengan suara berat nya.
"Hahaha ... Darren Darren! hati-hati dengan perkataan mu!! nnti kau bisa jatuh cinta dengan nya tau!" Bobby terus tertawa dan menggelengkan kepalanya.
"Bob kau itu gila ya!! Ada apa kau kemari ha?" Darren sudah muak dengan perlakuan sahabat nya yang sangat berani hari ini padanya.
"Ini sudah jam 11:00 Darren. kau harus menghadiri rapat yang sudah kau jadwal atas keinginan mu sendiri itu." Bobby langsung tersenyum tipis melihat Darren yang melupakan jadwal yang sudah di atur nya sendiri.
"Emmm baik lah! aku akan kesana sebentar lagi. kau boleh keluar sekarang!" perintah Darren dengan nada dingin nya.
"Kau itu ya Darren dingin sekali kaya es batu." pekik Bobby yang langsung berjalan cepat keluar dari ruangan Darren. Agar tidak di bunuh oleh sahabat nya yang dingin itu.
"Terserah apa kata mu!!" teriak Darren pada Bobby yang sudah keluar dari ruangan nya.
Tidak lama kemudian, Darren keluar dari ruangan nya. Dan langsung menuju keruangan rapat. diikuti oleh Bobby dan karyawan lain nya untuk melihat presentasi perusahaan lain keperusahan nya.
^^^Bersambung...^^^
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments