Kediaman one drn.khan...
Viola dan Bobby yang sudah sampai di kediaman Darren. Bobby segera turun dan membukakan pintu mobil untuk Viola.
Viola yang melihat Bobby membukakan pintu mobil untuk dirinya merasa tidak enak hati.
"Oh iya, boleh aku mengatakan sesuatu kepadamu?" tanya Viola, menatap ke arah Bobby.
"Tentu saja bisa nyonya." balas Bobby.
"Jika seandainya nntik kau mengantarkan ku lagi. Kau tidak perlu membukakan pintu mobil nya untuk ku!" seru Viola. Viola yang merasa tidak enak hati. karna, Bobby membukakan pintu mobil untuk dirinya. Ia langsung menyuruh Bobby untuk tidak membukakan pintu mobil lagi. jika, dirinya hendak keluar dari dalam mobil.
"Tapi ... Nyonya! Itu sudah kewajiban ku, untuk melayani mu." ujar Bobby.
"Aku tidak membutuhkan nya tuan Bobby!" raung Viola sembari memandang tajam kearah Bobby. "Aku masih memiliki kedua tangan! jadi, hanya untuk membuka pintu mobil ini saja aku masih mampu! dan satu hal lagi, kau memanggilku apa tadi? nyonya? tuan Bobby ... Aku ini bukan tuan mu! Aku sama seperti mu. yang bekerja untuk seseorang. bahkan, lebih buruk lagi!" kesal Viola. Yang membayangkan betapa sial nya ia bisa berurusan dengan orang seperti Darren dan juga sekertaris nya ini.
Bobby yang mendengar Viola memanggil nya tuan langsung merasa angker. Jika, Darren mengetahui nya maka habislah dirinya itu.
"Maaf ... bisa tidak anda jangan memanggilku tuan!" Bobby menatap kearah Viola dan Viola membalas tatapan dari sekretaris calon suami nya itu. "Jika, tuan Darren mengetahuinya maka, saya akan terkena masalah nyonya."
Viola yang mendengar ucapan dari Bobby, hanya diam saja.
"Yang dikatakan tuan Bobby ada benar nya juga! Kalau singa itu tau aku memanggil sekertaris nya dengan panggilan tuan. Maka, bukan hanya sekertaris nya saja yang akan kena masalah! Pasti aku akan kena imbas nya juga." Viola membayangkan dirinya yang akan di siksa oleh tuan kejam itu.
"Nyonya, mengapa anda termenung?" Bobby yang melihat calon istri tuan nya itu termenung, langsung memanggil nya.
"Tidak! saya tidak lagi termenung" elak Viola, "saya hanya lelah saja!"
"Baiklah ... Nyonya Viola. saya akan segera pergi. Agar nyonya bisa beristirahat!" Bobby langsung menjauh dari Viola. Namun, tiba-tiba ia menghentikan langkah kaki nya itu. "Oh iya ... satu hal lagi! saya membukakan pintu mobil untuk anda dan memanggil anda nyonya. itu atas dasar karna, anda adalah calon istri dari tuan saya. Jika, bukan karna itu. Maka saya tidak akan melakukannya!" ujar Bobby pada Viola. Dengan senyum tipis diwajahnya. dan melanjutkan langkah kakinya yang sempat ia hentikan.
Viola yang mendengar Bobby bicara seperti itu merasa sangat kesal.
"Cihh ... Pria macam apa sih dia? Kasar sekali bicara pada ku." tukas Viola. yang masih memandangi Bobby yang berjalan menuju ke mobil. "Kurasa ni ya ... semua orang yang berada disekitar tuan singa itu pasti akan seperti dirinya! Yang sangat dingin dan cuek, jadi cocok jika aku memanggil tuan Darren itu Mr. Ice dan tuan singa. Sementara, sekretaris nya itu. sebaik nya aku memanggil nya apa ya?"pikir Viola. Nama apa yang cocok untuk sekretaris calon suaminya itu.
"Ah ... Yasudah lah. Nntik saja aku pikirkan lagi! Sebaiknya aku masuk saja kedalam." Viola melangkahkan kakinya kearah kediaman Darren.
Namun, langkah kaki Viola terhenti ketika ada seseorang yang membukakan pintu, sebelum ia mengetuk pintu itu. betapa terkejut dirinya, yang melihat lagi dan lagi seseorang membukakan pintu untuk nya.
"Kenapa sih ... org-org disini tidak membiarkan ku untuk membuka pintu sendiri!" kesal Viola.
"Ada yg bisa saya bantu nona?" tanya salah satu pelayan di kediaman tersebut.
"Anda itu siapa ya?" Viola yang tidak mengenal pria yang didepannya langsung menanyakan nya tanpa ia menjawab pertanyaan dari pelayan yang tepat berdiri di depan Viola.
"Maaf nona. seharusnya, saya yang bertanya! nona ini siapa ya?" tanya pelayan dengan sangat lembut.
"Eh iya ... maaf Pak! Saya lupa memberitahu nama saya pada bapak. Perkenalkan nama saya Viola. tuan Darren yang menyuruh saya untuk kemari pak." Viola tersenyum menatap pelayan tersebut.
Pelayan yg mendengar jawaban dari Viola. Merasa sangat terkejut dan takut. Dirinya sudah ceroboh tidak menyambut calon istri dari tuan nya dengan baik.
Seluruh orang mengetahui bahwa Darren akan menikah dengan gadis yang bernama Viola Talisa. Namun, mereka semua tidak tau gadis seperti apa yang akan di nikahi oleh tuan nya itu. Jadi, sangat wajar jika mereka melakukan kesalahan.
"Nyonya tolong maaf kan saya!" Pelayan itu menatap Viola memohon untuk dimaafkan oleh nya. "Saya melakukan kesalahan nyonya! saya pantas untuk di hukum. Tapi, saya mohon jngan pecat saya nyonya! saya tidak tau harus tinggal dimana jika dipecat." Pelayan tersebut terus meminta maaf pada Viola. Viola merasa sangat bingung. Karna, pelayan itu tidak melakukan apa pun yang merugikan dirinya.
"Pak ada apa dengan mu! anda tidak melakukan kesalahan apapun. Jadi, anda tidak perlu meminta maaf pak!" ujar Viola memandang ke arah pelayan yang ada di depannya.
"Saya salah nyonya Viola ... saya melakukan kesalahan yang sangat besar! seharusnya, saya tidak boleh melupakannya nyonya. bahwa, di kediaman ini hanya tuan, nyonya besar, nyonya tertua dan jugak sekertaris dari tuan Darren yang mengetahui keberadaan kediaman ini." jelas pelaya tersebut pada viola. "jadi, nyonya! jika, ada seseorang yang tiba-tiba datang kemari. pasti itu adalah org yg sangat penting bagi tuan Darren nyonya! Dan pada saat nyonya memberitahu nama nyonya saya langsung mengetahuinya bahwa nyonya muda adalah calon istri dari tuan kami!" seru pelayan tersebut. Menatap kearah Viola.
"Anda tidak melakukan kesalahan pak!" seru Viola yang tersenyum kearah pelayan tersebut. "Hanya mengetahui nama dan tidak mengetahui wajah. Sangat wajar jika melakukan kesalahan pak!" timpal Viola.
"Nyonya muda baik sekali ... Tuan tidak salah memilih pasangan hidup untuk nya." Pelayan tersebut merasa takjub dengan sikap Viola yang selalu tenang dan tetap tersenyum.
" Ha ha ha ha ha ... si bapak bisa aja deh!" Viola menepuk pundak pelayan yang ada didepannya. "Oh iya, nama bapak siapa ya?"
"Nama saya Sarno, Nyonya." Pelayan memperkenalkan diri nya pada Viola.
"Baiklah ... Pak Sarno! boleh saya masuk sekarang?" Viola sudah merasa keram di kakinya. karna, terus berdiri di depan pintu. "Kaki saya ini sudah sangat pegal pak! Berdiri terus seperti ini." Viola tersenyum ketika pelayan itu melihat dirinya yang masih berdiri.
"Maaf, nyonya. saya lupa, menyuruh nyonya masuk kedalam. Mari nyonya, silahkan masuk!" seru pelayan yang mempersilahkan Viola untuk masuk.
"Terimakasih pak .." Viola langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam kediaman Darren. Dan lagi-lagi dirinya selalu terkejut melihat yang ada di sekitarnya.
"Wahhh ... rumah ini besar sekali!" batin Viola, yang terus memandangi setiap sudut rumah kediaman Darren. "bandara pesawat pasti akan kalah nih! Jika, dibandingkan dengan rumah tuan Mr. Ice ini."
"Anda bisa duduk di ruang tengah nyonya. Jika, nyonya membutuhkan sesuatu, panggil saja saya nyonya." ujar pak Sarno dan hendak melangkahkan kakinya. Namun, Viola menghentikan nya.
"Pak ... boleh kah saya meminta sesuatu?" tanya Viola dengan nada lembut nya.
"Tentu saja nyonya!" seru pak Sarno
"Saya haus pak! Boleh tidak saya meminta segelas air putih?" tanya Viola dengan senyum jaim di pipi nya.
"Tentu saja boleh nyonya. Baiklah nyonya ... Saya akan segera mengambil segelas air untuk anda." pak Sarno langsung meninggalkan Viola untuk mengambil segelas air buat calon istri dari tuan nya tersebut.
Viola yang sendirian berada diruang tengah. hanya bisa memandangi setiap inci rumah itu. Ketika, ia sedang asyik memandangi setiap inci kediaman Darren. Namun, tiba-tiba mata nya langsung terhenti begitu melihat beberapa foto masa kecil Darren.
"Ini foto anak siapa ya? Kok imut sekali! Apa jangan-jangan ini si tuan singa itu ya? Ah iya betul, ini si Mr. Ice!" Viola langsung tertawa melihat foto kecil Darren yang begitu imut dan sangat polos. "Namun, ketika sudah dewasa dia malah sangat menakutkan."
"Apa yang membuat mu sangat bahagia nak?" tanya seseorang dari arah belakang Viola.
viola yang mendengar ada seseorang yang berbicara dari arah belakang nya. merasa kaget dan langsung berbalik badan kearah suara yang bertanya pada diri nya.
"Maaf... nyonya! saya hanya lihat-lihat saja. dan ketika saya sedang melihat rumah ini tiba-tiba saya melihat foto masa kecil tuan Darren nyonya!" Viola tersenyum kearah wanita yang berdiri di depannya. "Tuan Darren disini sangat lucu dan juga gemess nyonya."
Wanita yang berada di depan Viola tersenyum sangat lebar. Dirinya senang, baru kali ini ada orang yang berani berkomentar tentang putra nya itu. Ya wanita tersebut adalah ibu nya Darren, Aurora khan.
"Kau itu jujur sekali nak! Nama mu siapa kalau saya boleh tau?" tanya mama Darren pada Viola dengan tersenyum.
"Saya Viola Talisa nyonya." jawab Viola.
"Oh jadi ini ... calon istri yang dipilih oleh putra ku itu!" mama Darren menatap viola dan terus tersenyum. "Putra ku itu pandai sekali dalam memilih pasangan!" Mama Darren langsung mencium pipi calon menantu nya
"Maaf nyonya ... saya masih belum mengerti." Viola merasa bingung. Dirinya hari ini terus mendapatkan kejutan tanpa ia duga.
"Sayang ... Kau itu polos sekali! perkenalkan saya mama calon suami mu. Nama saya Auro-" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Tiba-tiba ada suara dari arah belakang.
"Siapa yang datang ra?"
"Ini ma calon istrinya, cucu kesayangan mu!" ujar mama Darren. Orang yang datang itu adalah Padmawati khan. Omay nya Darren.
"Ini rupanya gadis pilihan cucu kesayangan ku! cantik sekali tenyata diri mu nak." Omay Darren langsung menghampiri Viola dan membelai rambut viola.
Viola semakin merasa bingung dengan apa yang ia lihat sekarang ini.
"Maaf .. saya masih belum mengerti." Viola menundukkan kepalanya.
"Apa yang membuat mu tidak mengerti nak?" tanya omay Darren.
"Saya masih bingung dengan yang terjadi hari ini nyonya." Viola masih menundukkan kepalanya.
"Sayang kau itu lucu sekali!" kelakar omay pada Viola.
"Nak ... kenali ini omay nya Darren. ibu dari ayah Darren padmawati.khan. dan ibu adalah mama nya Darren sayang Aurora Khan." Jelas mama Darren pada Viola dan masih tersenyum. "Jadi sekarang, apa calon menantu ku ini masih bingung?"
"Heheheh ... tidak nyonya. Saya sudah tidak merasa bingung lagi." Viola merasa malu. Karna, dirinya tidak mengetahui siapa mama dan juga omay Darren. Jelas-jelas hanya ada mereka yang ada di kediaman Darren. Tapi, dirinya malah tidak tau sama sekali. Begitu Viola mengetahui bahwa mereka adalah omay dan juga mama dari calon suaminya itu. Dia langsung menyalami tangan mereka.
"Kau sopan sekali nak." Omay yang merasa takjub melihat kesopanan Viola langsung membelai kepalanya.
"Ini sudah seharusnya nya omay! Menyalami yang lebih tua dari kita itu sudah menjadi kewajiban bagi ku omay. Oh iya boleh tidak Vio memanggil omay?" tanya Viola sedikit takut di wajah nya.
"Tentu saja nak!" Omay langsung tersenyum pada Viola dan menatap ke arah mama Darren. "Bukan hanya pada omay saja nak. Kau jugak harus memanggil mama nya Darren dengan panggilan mama sekarang! Bukan kah begitu Ra?"
"Tentu saja harus seperti itu ma!" seru mama Darren, menatap ke arah omay dan juga Viola dengan senyuman di wajah nya.
Viola yang merasa dirinya mendapatkan kehangatan keluarga dari Omay dan juga mama Darren merasa sedih. Ia ingat terakhir kali iya merasakan kehangatan keluarga seperti ini ketika ia berusia 17 THN dan tidak lama kemudian hanya ada masa-masa yang sangat gelap baginya.
"Makasih omay dan juga mama. Karna, sudah mau terima Viola masuk ke keluarga ini!" Viola menyeka air matanya. agar, tidak menetes didepan omay dan juga mama Darren.
"Mengapa kau harus berterimakasih sayang?" Mama Darren menatap Viola. "Seharusnya kami yang berterima kasih padamu! Karna, dirimu sudah mau masuk kedalam kehidupan putra ku yang sangat kaku itu."
"Iya nak ... Omay juga sangat senang. Karna, cucu omay memilih wanita yang sangat tepat untuk dirinya! Omay akan lebih senang lagi jika omay cepat mendapatkan cucu dari mu dan juga Darren. Dengan begitu omay akan di panggil nenek buyut sayang." senyuman memancar di wajah omay dan langsung melihat kearah gadis yang akan menikah dengan cucunya.
viola yg mendengar perkataan omay merasa terkejut dan bersalah. Dia terkejut karna, belum lagi dirinya menikah dengan Darren. tapi, malah sudah di mintai cucu. Viola juga merasa bersalah pada Omay. Karna, di surat perjanjian tidak ada yg menyuruh nya untuk hamil. dan dia jugak tidak ingin memiliki anak dengan orang yang sombong dan kejam seperti Darren. bahkan dia memiliki sifat yang sangat dingin. apalagi, saat menatap seseorang. Seperti ingin membunuh orang yang di tatap oleh nya.
"Maaf omay ... maaf ma. bukan nya aku tidak mau memberikan keturunan untuk keluarga kalian. hanya saja aku sangat tidak menyukai si singa itu! dia sangat sombong, dingin dan sangat arogan sekali. bahkan, dia membuat surat perjanjian pernikahan yg tidak masuk akal. Bagaimana bisa aku memberikan keturunan di keluarga ini. Cucu dan anak mu saja tidak ingin didekati oleh ku! jika, saja dia tidak seperti itu tentu saja aku mau. apa lagi dia sangat tampan. Pasti bisa untuk memperbaiki keturunan. ah sudahlah buat apa aku memikirkan tuan Mr. Ice itu!" Viola mengatai Darren dalam hati nya.
"Ah ... Omay ini bisa saja. Bagaimana caranya Vio kasih cucu pada omay? Vio kan masih belum menikah may!" ujar Viola dengan wajah sedikit memerah.
"Iya ... Mama ada-ada saja sih! Cucu mama belum lagi menikah. Tapi, mama sudah minta cucu." Mama Darren tertawa melihat mama mertua nya yang tidak sabar menjadi omay buyut. Sebenarnya, dirinya juga menginginkan hal yang sama. Namun, dia paham tidak mungkin mereka akan cepat memiliki anak.
"Hehehe iya Ra, kau benar juga!" Omay Darren langsung tertawa.
Viola yang takut akan di tanyai hal aneh lagi oleh omay dan juga mama Darren. Dirinya langsung memikirkan bagaimana caranya agar mereka berhenti menanyai nya.
"Ma ... Vio sangat lelah. Boleh tidak Vio istirahat sebentar saja!" Viola sedikit memelas pada mama Darren.
"Tentu saja sayang. Kau itu kan calon menantu kesayangan ku." ujar mama Darren. Mama Darren langsung memanggil pak Sarno untuk mengantar Viola kekamar Darren .
" Pak Sarno ...." panggil mama darren sedikit keras.
" iya Bu" jawab pak Sarno.
"Pak, tolong antar Viola kekamar nya! seperti, nya dia sangat lelah dan penuhi semua kebutuhan nya. jangan sampai dia kekurangan apa pun, kau ingat itu pak! " Perintah mama Darren menatap kearah Viola
"Baik, buk. Saya tidak akan membiarkan nyonya muda kekurangan." Jawab pak Sarno.
"Bagus kalau begitu pak." ujar mama Darren.
"Pak Sarno ini gimana sih! Jelas-jelas aku tadi meminta segelas air padanya. tapi, sampai sekarang dia tidak memberikan ku air dan malah ngomong ke mama tidak akan membiarkan ku kekurangan." Gerutu Viola dalam hatinya. "Bener-bener ya. Orang yang kerja sama singa itu, semuanya pada ngeselin banget!"
"Nak ... ikut lah dengan pak Sarno! dia akan mengantar kan mu kekamar mu. Kau akan tinggal disini sampai pernikahan mu tiba sayang. setelah itu pasti putra ku akan membawa mu ke kediaman nya sndri." ujar mama Darren yang langsung memecahkan lamunan Viola.
"Pergilah sayang! omay lihat kau sangat lelah." perintah omay Darren dengan tersenyum kearah Viola.
Mendengar perintah dari Omay dan juga mama Viola langsung menganggukkan kepalanya. karna, sebenarnya dia memang sudah lelah yang harus pergi kesana dan kesini.
"Iya omay dan mama. Vio masuk ke kamar dulu ya!" Viola langsung berjalan mengikuti langkah kaki pak Sarno. Mereka pun tiba tepat di depan pintu kamar Darren.
"Oh iya ... tadi kenapa bapak tidak mengantar kan segelas air sama saya? Saya kan sangat haus padahal." kesal Viola menatap kearah pak Sarno.
"Eh iya ... Maaf non! saya lupa. Maklumlah namanya jugak sudah tua." Pak Sarno tertawa kecil didepan Viola namun Viola hanya memanyunkan bibirnya saja.
"Baik lah pak, tidak apa-apa. Ini kamar siapa ya, Pak? " Viola memandangi sebuah ruang yang ada dihadapannya.
"Oh ... Ini kamarnya tuan Darren nyonya muda." ujar pak Sarno.
"Jika ini kamar nya Darren. Mengapa, saya harus kekamar ini pak? Lagian kami kan belum menikah." ketus Viola pada pak Sarno.
"Nyonya muda ... anda tidak perlu khawatir! Tuan muda jarang sekali pulang kemari." jelas pak Sarno.
"Baiklah, jika seperti itu pak. yasudah saya masuk dulu ya pak! Bye bye." Viola melambaikan tangan nya pada pak Sarno.
"Nyonya muda itu, polos sekali. Seperti anak-anak." Pak Sarno menggeleng kan kepalanya dan tersenyum. Setelah, selesai mengantar kan Viola kekamar nya. Pak Sarno langsung pergi untuk melanjutkan pekerjaan nya.
"Wahhh ... kamar ini besar sekali!" lagi-lagi Viola di buat takjub oleh kediaman Darren. "sepertinya, aku bakalan tidur nyenyak ni ! he he he ... sebelum tidur, mending aku mandi dulu ah." Viola langsung melangkahkan kakinya menuju kekamar mandi.
Setelah selesai mandi, Viola merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dirinya merasa sangat nyaman, tidur diatas tempat tidur yang sangat besar dan empuk. belum terlalu lama mata Viola langsung terpejam.
Viola memang seperti itu. ketika, sudah ada tempat yg nyaman bagi dirinya. Dia tidak akan ingin pergi kemana-mana.
^^^Bersambung...^^^
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Suri Ani
kelakuan viola kok saya kayaknya kurang srek ya thor , tdk tahu apa yang salah ya ! 😄🤭😀
2021-10-03
2
MUKAYAH SUGINO
Semangatttttt
2021-06-27
1
Nessya Prastiwi
lanjut Thor😚.
semangat terus buat up nya 😊
2021-01-09
1