Aku kedinginan di dalam kamar sendirian. Baju dan tempat tidurku semua basah, aku menangis sesegukkan.
Mau tidak mau aku harus tidur di kamar itu, aku harus bisa bertahan sampai ayahku pulang.
Malam itu rasanya begitu lama, aku ingin malam ini segera berlalu dan terbit fajar, Lelah ku menahan siksaan ini.
"Ibu kenapa ibu begitu kejam pada Lara, apa salah Lara bu,Lara tidak ingin merepotkan ibu Lara hanya ingin ibu tidak marah lagi sama Lara."
Air mataku terus mengalir, sesekali aku mengusapkan mata.
Akhirnya rasa kantuk menyerangku, di kasur yang basah itu ku coba memejamkan mata, akhirnya aku terlelap tidur.
matahari terbit dari arah timur, mataku tertuju ke jendela rumah, kulihat jarum jam bergerak menuju angka enam, terdengar suara ibu dari tadi memangilku aku segera bangun.
Pelan-pelan kubuka pintu kamarku, sudah ku duga ibu sudah berada di pintu kamar, matanya memerah melihat ke arahku.
"Dasar anak tak tau diri, beraninya jam segini baru bangun."
"Tak tau untung kamu ya, kau pikir hidup di rumah ini gratis."
Ibu terus mencercaku, ibu menjewerku dan menyeretku menuju dapur.
Disana banyak sekali piring-piring yang sengaja di kotorkan, padahal aku sudah mencuci bersih barang-barang yang ada di dapur semalam.
Dengan tanganku yang kecil aku mencoba menyelesaikan pekerjaan itu, satu persatu kubersihkan akhirnya aku bisa menyelesaikan pekerjaan itu.
Kulihat lagi jam yang terpampang di dinding, jarum jam sudah menunjukkan pukul tujuh.
Aku segera berlari ke kamar mandi, disitu kulihat kakak laki-lakiku sedang asik mandi, Dari tadi mereka juga belum selesai mandi sedangkan aku sudah selesai mencuci semua peralatan dapur.
Pelan-pelan aku masuk kamar mandi.
"Permisi kak, lara numpang mandi ya kak. Udah jam tujuh lara buru-buru mau berangkat sekolah, nanti lara terlambat.
" Ngapain sih gembel, ganggu aja." kakak tiriku melihat sinis padaku.
Aku nunduk berlalu tanpa memperdulikan ucapannya.
Ku lihat kakak tiriku asik berbisik-bisik, sesekali memandang sinis kearahku.
Tiba-tiba kakak tiriku menyemburkan air dari mulutnya dan membasahi bajuku, berkali-kali dia melakukan itu padaku, membuatku berteriak.
Tiba-tiba ibu datang kekamar mandi, ibu berteriak menyebutku namaku.
"Hei tikus sialan, bisa gak kamu ngak bikin onar." Ibu menjewer rambutku dan membenamkan kepalaku di dalam bak mandi.
Ku lihat kakak tiriku tertawa ria, melihat aku di siksa oleh ibu tiriku. Sesekali kakak tiriku itu menyemburkan ludahnya ke arahku.
Hari ini aku tidak di bolehkan berangkat sekolah oleh ibu tiriku.
Aku dihukum karena telah berteriak di dalam kamar mandi tadi, ibu menyuruhku mengepel lantai, mulai dari kamar mandi, dapur, ruang tamu, kamar sampai ke teras rumah.
Setelah itu ibu tiriku menyuruhku nencuci pakaian bekas kakak tiriku. Begitu banyak pekerjaan yang di berikan ibu hari ini, yang seharusnya anak sekecilku tidak melakukan pekerjaan sekeras itu.
Pelan-pelan kukerjakan pekerjaan itu, satu persatu tugas dari ibu telah aku kerjakan akhirnya aku selesai mengerjakan pekerjaan itu.
Ku lihat ibu asik memasak di dapur, pelan-pelan ku mendekati ibu berniat ingin bembantu meringankan pekerjaan ibu tiriku.
Tiba-tiba ibu sengaja nenjatuhkan potongan bawang di depanku, dan menyuruhku memilihnya, kali ini ibu benar-benar keterlaluan.
Ibu menyuruhku memilih potongan bawang itu dengan cara menjilat, atau aku tidak di berikan makan selama satu minggu dan menyiksaku lebih kejam.
Aku mencoba menolak twaran ibu, namun dengan cepat ibu menyeret kepalaku dan menyuruhku menjilat lantai dan memilih semua potongan bawang yang jatuh berserakan.
Aku pasrah jika harus melakukan hal itu, aku sangat takut dengan ibu tiriku, sehingga aku tidak berani menolak apa yang disuruhkan ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Kunifah Winanto Kunifah
kok jahat semua sihh
2021-07-15
0
Tum Morang
katanya kakak tiri nya cinta nya tapi jahat semua. tuh... penyiksa lg.... keluarga iblis 😠😠😠😠😠😠
2021-06-01
0
susana
di dunia nyata. adalah spt lara ? aq baca saja sudah sesek dada bin nangis ...
2021-05-13
1