Bab 3 Takdir Bertemu

Seminggu berlalu anak itu sudah dinyatakan sembuh dan di perbolehkan pulang

Sama halnya dengan sang ayah ara baru sampai rumah setelah melakukan perjalanan pekerjaan selama satu minggu

"Assalamualaikum " Seru sang ayah

"Walaikumsalam" Jawab zahra yang sedang berada di bawah

"Ayah" Seru zahra sambil menyalami sang ayah yang baru saja sampai atau pulang

"Ini Apa??" Tanya ayah zahra yang melihat botol susu dan susu bubuk

"Itu yah anuuu-" Jelas zahra menjawab gugup

"Ceritakan apa yang terjadi" sahut ayah zahra sambil menepuk baru zahra

"Kaka menemukan anak kecil yah" Jawab zahra sambil membuang nafas

"Menemukan anak kecil bagiamana ceritanya??"

"Jangan bilang kaka kamu Hamil di luar nikah"

"Engga yah bukan bukan seperti itu" Jelas zahra menjawab cepat ketika mendengar pertanyaan dari sang ayah menanggap kaka nya hamil di luar nikah

"Maafin zahra sama kaka yah kita berdua engga maksud bikin ayah kaget atau menyembunyikan sesuatu dari ayah" Ucap jelas zahra meminta sang ayah memberi pengertian agar tidak salah paham dan jadi fitnah

Ayah Faisal menghela nafas ketika mendengar sang anak nya menemukan anak orang lain yang tak tau identitas nya itu siapa membuat ayah Faisal di satu sisi takut akan terjadi fitnah menculik atau apa, ayah Faisal dan zahra pun bercerita hal lainya dengan Ara

☕☕☕☕☕

Ara tengah diam dan duduk di balkon bersama anak itu, hal lainya anak itu malah berasik main Kesana kemari sesekali membuat ara tersenyum dan di buat senyum ketawa karena ulah anak itu yang lucu dan gemas.

"Kakek"seru anak itu sambil berlari menuju seseorag membuat Ara yang sedari diam duduk kaget mendengar sang anak itu memangil nama kakek Ara yang merasa penasaran dan bingung pun

" Ayah "ucap kaget Ara yang mendapati sang ayah dengan menatap tajam membuat nyali Ara menciut lemah

Hal lainya dengan sang ayah itu mengabaikan anak itu dan memilih meninggalkan menuju ara

"Siapa dia" Tanya sang ayah dengan suara menggema dan menatap tajam Ara

"Maafin ara yah" Ucap ara meminta maaf dan menundukan kepala

"Angkatkan kepalamu" Seru ayah Faisal melihat Ara yang menundukan kepala ayah Faisal pun mengangkat wajah Ara dan menatap Ara melihat air mata yang mengalir

"Ayah sudah tau semua nya,ayah tidak kecewa dengan mu nak,ayah bangga melihatmu,tapi ayah takut kamu terjadi apa-apa bagaimana jika orang lain melihat nya dan menganggap memfitnah kamu sebagai penculik anak"Jelas ayah Faisal memberikan peringatan penjelasan

Ara yang mendengar semua masukan dari sang ayah memang sudah mengerti akan keputusan ini.Mengadopsi sebagai keluarga baru nya

"Mamah jangan nangis" Seru anak itu melihat ara yang menangis

"Apa mamah??" Tanya ayah Faisal yang kaget mendengar ucapan bocah kecil itu

"Maafin Ara yah" Jelas Ara sambil memeluk ayah Faisal dan menangis sejadinya

"Jangan nangis ayah tidak ingin melihat mu menangis kembali ini bukan salahmu tapi ini takdir "

"Takdir kau di pertemukan dengan anak ini" Jelas ayah Faisal sambil memangku anak itu kepangkuannya

"Kakek gendut" Seru anak itu sambil mentusuk tusuk perut ayah Faisal yang buncit

"Namanya siapa?" Tanya sang ayah sambil menatap ara

"... "

"Mana mungkin tidak tau" Seru sang ayah sambil menggeriyatkan bahu

"Nama aku raffi kakek" Seru raffi sambil mengakat kan tangan

"Nama yang ganteng" Balas ayah Faisal sambil mencubit hidung raffi

"Kake main yukk" Ajak raffi sambil menarik tangan Faisal

"Jangan ya kake baru pulang biarkan istirahat dulu" Jelas Ara mencegahnya memberikan pengertian

"Main nya sama tante aja yuk kakek yang harus istirahat kan udah kolot" Canda zahra yang tiba tiba datang

"Kamu bilang ayah udah tua udah kolot" Jelas ayah faisal menantang zahra sambil tangannya di pinggul

Krekkkkk suara

"Aaaaa encok ayah jadi lagi ambilkan obat ayah" Rintih sang ayah sambil mendudukan diri kembali

Zahra Raffi Ara malah tetawa melihat sang ayah yang lucu dan sang kakek yang begitu lucu

☕☕☕☕☕

"Bunda makan dulu ya" Jelas revan melihat sang bunda kehilangan kesehatan secara fisik dan mental

"Mana cucu bunda mana van" seru bunda revan meminta cucu kembali tapi dengan tatapan yang kosong menatap kedepan membuat revan akan prustasi yang di terima nya

"Bunda jangan seperti ini ini revan bun ini revan bunda pentingkan juga kesehatan bunda juga,bagaimana bisa menemukan cucu bunda kalau bunda tidak memenentingkan kesehatan" Jelas revan mengeluarkan pengertian dan penjelasannya

"Bundaaa" Teriak revan sambil menangis mengenggam tangan sang bunda

Membuat revan akan prustasi dengan semua cara ia gagal untuk mengembalikan kesehatan fisik dan mental sang bunda yang mulai terganggu

☕☕☕☕☕

"Mamah lapar" Seru raffi sambil mengoyangkan tangan Ara yang tertidur

"Ganggu saja " Decak Ara yang merasa terganggu

Raffi yang mendengar bentakan Ara membuat raffi sakit hati dan kecewa

"Papa aku ingin pulang "

"Papa oma tolongin affi"

"Papa oma"

"Hueeeeeeee"

Sama halnya dengan ara baru saja ia menutup mata sebentar yang merasa terganggu,pusing dan kantuk berat yang menghantui membuat ara ingin beristirahat

Halnya dengan raffi yang menangis di pojokan dengan tersedu sedu sambil memeluk lutut dan menundukan kepala

Ara yang mendengar suara tangisan samar samar dan tersedu sedu itu membuat ara mendengus kesal rasanya

"Siapa yang menangis gak liat aku ingin beristirahat" Decak kesal Ara sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang mungil itu

"Huahhh" Kesal Ara lagi lagi mendengar suara tangisan itu yang terasa menganggunya ara pun membuka mata dan melihat sekeliling tidak menemukan siapa

"Kamar mandi siapa yang menangis di kamar mandi" Decak kesal Ara yang masih terasa berat ngantuk yang menajalr itu Ara pun pergi meninggalkan tempat tisurnya itu berjalan mwnuju arah kamar mandi

"Astagfirullah" Seru Ara yang kaget melihat raffi menangis tersedu sedu DNA menunduk

"Maafin kaka sayang maafin kaka tidak bermaksud seperti itu" Ucap nya menarik Ara dalam pelukan namun sayang nyawa nya raffi malah kehilangan kesadaran

"Argghh"

"Bangun sayang jangan tinggalin kaka"

"Bangun nak"

"Bangun"

Teriak Ara membangunkan raffi yang malah kehilangan kesadaraan membuat ara mendesak kesal kecewa apa yang di lakukannya tadi sehingga menghilang kan nyawa orang

"Ayahhhh, Zahra tolong kaka"teriak ara dari tangga meminta pertolongan

"ada apa non" Tanya bi inah

"Bibi tolong panggilkan ayah sama zahra raffi hilang kesadaran"

"apaaaa" Teriak bi inah yang tak menyangka si kecil yang aktif itu

☕☕☕☕☕

"Ayah vangaimana dia belum bangun sama sekali " Rengeknya ara sambil megelus kepala raffi

"Tenanglah nak sebenarnya apa yang terjadi sampai seperti ini?"Tanya ayah zahra yang penasaran apa yang terjadi sehingga bisa menyebabkan raffi kehilangan emsadaran

Ara oun bercerita dari a sampai z membuat ayah Faisal dan zahra berdecak kesal dengan kebodohan anak nya itu

" Bodoh!!! Apa yang kamu lakukan Ara kamu sama saja membunuh anak orang"Bentak Ayah Faisal yang kesal dengan apa yang di lakukan anak nya itu di angguki setuju oleh zahra

"Maafin Ara yah Ara tidak bermaksud seperti itu" Jelas Ara zambil bersimouh di hadaoan kaki ayah Faisal

Ara terus memandangi wajah raffi yang begitu tenang tapi lemah

"Kapan akan bangun sayang mamah rindu padamu"jelas Ara mengajak bicara raffi

Sebuah gerakan tangan dan gerakan di mata yang terbuka membuat Ara tersenyum lebar beryjuru

" Maafin mamah nak mamah tidak bermaksud seperti ini" Jelas Ara sambil memegang erat tangan raffi lalu mencium nya

"Lapar" Itu lah yang keluar dari mulut sang anak ya malah membuat Ara tesenyum kikuk

Ara pun membangun raffi lalu mendudukkan nya

Dengan lahap raffi makan sampai habis

Dengan Sayur sop dan Nuget

"Alhamdulillah" Sahut Ara yang melihat raffi makan sampai habis

TerimaKasih 🥰🌺

Dalam Masa Perbaikan|Revisi.

Episodes
1 Bab 1 Prolog
2 Bab 2 Rumah Sakit
3 Bab 3 Takdir Bertemu
4 Bab 4 Sekolah
5 Bab 5 Perjodohan
6 Bab 6 Mamah Muda
7 Bab 7 Mabuk
8 Bab 8 Menggoda
9 Bab 9 Tabrakan
10 Bab 10 Lamaran
11 Bab 11 SAHHH
12 Bab 12 Magang
13 Bab 13 Kebenaran I
14 Bab 14 Membenci Dan Muak
15 Bab 15 Capek
16 Bab 16 Kebenaran II
17 Bab 17 Jadilah Ibu Untuk Anak²ku
18 Bab 18 Tidur Bareng
19 Bab 19 Ikut Kantor
20 Bab 20 Gempa Kasur
21 Bab 21 Aku Bukan Pelakor
22 Bab 22 Janji Membunuh-nya
23 Bab 23 Perjalanan Jauh 1 (Liburan)
24 Bab 24 Liburan 2
25 Bab 25 Darah
26 26 Kesal Dan Muak
27 27 Vanrara Wigzkia
28 28 Ujian Sebelum Menikah
29 29 Bertemu kembali Godaan Suami
30 30 Ice Cream
31 31 Keluarga Bahagia
32 32 Jalan-Jalan
33 Bab 33 Cucu Baru
34 Bab 34 Salah Paham
35 Bab 35 Ara Sakit
36 Bab 36 Nyonya Ara - Tuan Raffi
37 Bab 37 Menuju Halal
38 Bab 38 H-1
39 Bab 39 SAHHHHHH
40 Bab 40 Macan Betina Galak
41 Bab 41 Satu Kamar Tidur Bersama
42 Bab 42 Tidak Anak Tidak Istri Sama Saja
43 Bab 43 Keselamatan
44 Bab 44 Bayi Besar Minta Jatah
45 Bab 45 Kalian Semua Fitnah
46 Bab 46 Pasti Bisa Melewati Badai Ini
47 Bab 47 Surat Peringatan
48 Bab 48 Bolos Sekolah
49 Bab 49 Hati Yang Panas Emosi Yang Membludak
50 Bab 50 Bunuh Saja Aku
51 Bab 51 Kritis
52 Bab 52 Menjemput Anak Bunda
53 Bab 53 Menyesal
54 Bab 54 Kesempatan Tidak Selalu Datang 1×
55 Bab 55 Takdir Istri
56 Bab 56 Selembut Orang Tua
57 Bab 57 Memulai Kembali
58 Bab 58 Hamil??
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1 Prolog
2
Bab 2 Rumah Sakit
3
Bab 3 Takdir Bertemu
4
Bab 4 Sekolah
5
Bab 5 Perjodohan
6
Bab 6 Mamah Muda
7
Bab 7 Mabuk
8
Bab 8 Menggoda
9
Bab 9 Tabrakan
10
Bab 10 Lamaran
11
Bab 11 SAHHH
12
Bab 12 Magang
13
Bab 13 Kebenaran I
14
Bab 14 Membenci Dan Muak
15
Bab 15 Capek
16
Bab 16 Kebenaran II
17
Bab 17 Jadilah Ibu Untuk Anak²ku
18
Bab 18 Tidur Bareng
19
Bab 19 Ikut Kantor
20
Bab 20 Gempa Kasur
21
Bab 21 Aku Bukan Pelakor
22
Bab 22 Janji Membunuh-nya
23
Bab 23 Perjalanan Jauh 1 (Liburan)
24
Bab 24 Liburan 2
25
Bab 25 Darah
26
26 Kesal Dan Muak
27
27 Vanrara Wigzkia
28
28 Ujian Sebelum Menikah
29
29 Bertemu kembali Godaan Suami
30
30 Ice Cream
31
31 Keluarga Bahagia
32
32 Jalan-Jalan
33
Bab 33 Cucu Baru
34
Bab 34 Salah Paham
35
Bab 35 Ara Sakit
36
Bab 36 Nyonya Ara - Tuan Raffi
37
Bab 37 Menuju Halal
38
Bab 38 H-1
39
Bab 39 SAHHHHHH
40
Bab 40 Macan Betina Galak
41
Bab 41 Satu Kamar Tidur Bersama
42
Bab 42 Tidak Anak Tidak Istri Sama Saja
43
Bab 43 Keselamatan
44
Bab 44 Bayi Besar Minta Jatah
45
Bab 45 Kalian Semua Fitnah
46
Bab 46 Pasti Bisa Melewati Badai Ini
47
Bab 47 Surat Peringatan
48
Bab 48 Bolos Sekolah
49
Bab 49 Hati Yang Panas Emosi Yang Membludak
50
Bab 50 Bunuh Saja Aku
51
Bab 51 Kritis
52
Bab 52 Menjemput Anak Bunda
53
Bab 53 Menyesal
54
Bab 54 Kesempatan Tidak Selalu Datang 1×
55
Bab 55 Takdir Istri
56
Bab 56 Selembut Orang Tua
57
Bab 57 Memulai Kembali
58
Bab 58 Hamil??

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!