Part 5

Setelah beberapa mahasiswa yang memang mau mendiskusikan skripsi selesai, bu tania pun pergi ke ruangannya. ia berjalan sambil tersenyum kepada beberapa mahasiswa yang menyapanya

"Bu tania" teriak gatra berlari kecil menghampiri bu tania yang sudah ada di depan ruangannya

"Kenapa?" tanya bu tania membalikan badannya

"Ibu pulang sama siapa?" tanya gatra dengan senyuman manis nya namun penuh arti

"Apa gatra mau mengantar saya pulang? saya harus jawab apa ini?" pikir bu tania dalam hatinya

"Bu?" gatra menepuk pundak bu tania beberapa kali

"Ah iya, saya pulang bawa motor" jawab bu tania dengan nada cepat dan terkesan malu malu

"Oh gitu, tadinya kalo ibu gak bawa motor mau nyuruh buat bawain moal si wanda. soalnya saya mau pergi sama dia" ucap gatra dengan penuh penekanan

"Oh jadi gatra pacaran sama wanda, ini ternyata cuma akal-akalan dia aja supaya saya ngerti" gumam bu tania sambil tersenyum lebar "saya bawa motor, maaf"

"Oh yaudah gapapa, saya duluan" ucap gatra melambaikan tangannya dan pergi

"Semoga aja dia mikir, kalo aku ini gak cocok sama dia. aku ini masih muda gak kaya dia" gerutu gatra sambil menghampiri wanda yang sedang menyenderkan tubuhnya di mobil gatra

"Udah diskusi'in skripsi nya?" tanya wanda

"Belum, besok aja katanya" jawab gatra sambil membukakan pintu mobil untuk wanda

Dengan senang hati wanda menerima semua perlakuan gatra "kita mau kemana?"

"Bukannya lo bilang pulang bareng, ya berarti pulang lah" jawab gatra

Sikap gatra yang terkesan berubah-ubah menjadi teka teki bagi setiap wanita yang mendekatinya terlebih lagi gatra juga tak pernah pelit pasal uang.

"Gimana kalo kita makan dulu, lapar" wanda mengusap perutnya dengan wajah melasnya

"Di mana?" tanya gatra yang artinya bahwa ia menyetujui nya

"Di restoran aja" jawab wanda kegirangan

"Sepertinya gatra benar-benar sudah mau membuka hatinya deh, lagian mana mungkin ada lelaki yang bisa menolak ku" gumam wanda dalam hatinya dengan penuh rasa kemenangan

Setelah beberapa menit mereka sampai disebuah restoran bintang dua, mereka turun sambil bergandengan tangan

"Di sini aja" ucap gatra pada pelayanan yang sedari tadi mengikutinya

"Silahkan" pelayan itu meletakkan buku menu yang ada di restoran itu

"Mau pesen apa?" tanya gatra pada wanda

"Lo mau pesen apa?" tanya balik gatra

"Aku... spaghetti bolognese aja deh sama jus jeruk" jawab wanda sambil menatap gatra yang sedang melipat kedua tangannya di dada

"Sama" saut gatra dengan wajah datar nya

"Dua ya mba" kata wanda sambil mengembalikan buku menu itu

Kini keduanya diam seribu bahasa, wanda yang terkenal selalu berani menggoda gatra kini kikuk dihadapan mata tajam gatra

"Kenapa kamu menatap ku seperti itu?" tanya wanda dengan manisnya

Gatra menghamburkan nafasnya sambil langsung mengalihkan pandangannya "kalau aku disuruh memilih menikah dengan wanda atau bu tania sih aku pasti memilih bu tania. tapi siapa yang mampu menyaingi maudy?" gumam gatra dalam hatinya

"Lo cantik, makanya gue liatin" jawab gatra, membuat wanda semakin kepedean dengan semua hal yang dilakukan oleh gatra padanya

Bu tania barulah bergegas pulang sambil melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul dua siang.

"Pak rangga saya duluan" ucap bu tania saat melewati pak rangga

"Eh tunggu bu" cegah pak rangga, dosen pembimbing jurusan hukum ini terkenal jago basket di kampus. wajahnya lebih ke arah indo - turki.

"Ada apa pak?" tanya bu tania mengentikan langkahnya

"Saya nanti mau ngajak ibu nonton bisa gak?" tanya pak rangga dengan senyuman lebarnya

Dikampus itu memang sudah tersebar gosip bahwa pak rangga dan bu tania pacaran, karena dari banyaknya dosen hanya mereka lah yang terbilang masih muda dan belum menikah.

"Maaf pak saya gak bisa, banyak kerjaan" tolak bu tania dengan alasan yang masuk akal

Walaupun gosip itu tersebar namun kenyataannya cinta pak rangga bertepuk sebelah tangan. karena bu tania sama sekali tak menaruh harap pada pak rangga.

Apalagi setelah bu tania menerima perjodohan nya dengan gatra, ia semakin menjaga jarak pada siapapun lelaki yang mendekatinya. karena bagaimanapun ia harus menghargai keputusan nya sendiri.

"Oh gitu ya bu, yaudah gapapa kalo gak bisa. tapi nanti semoga ada waktu senggang kita bisa" ucap pak rangga dengan hati yang ikhlas, ia mencintai bu tania dengan sepenuhnya. usianya sama seperti bu tania

Sebenarnya saat usia pak rangga 27 tahun ia sempat mau menikah dengan perempuan, namun perempuan itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak. seakan membuat pak rangga prustasi dan tak mau mengenal perempuan.

Namun setelah bertemu dengan bu tania satu tahun belakangan ini, pak rangga kembali merasa ada sesuatu yang kembali hidup dengan subur dihatinya. yaitu cinta yang tulus bagi perempuan yang beruntung memenangkan hati pak rangga.

Bu tania pergi dengan motor maticnya, tak lama sebuah telepon datang. ia menghentikan motornya ke pinggir jalan dan menjawab telepon masuk itu.

"Hallo tante assalamualaikum" sapa tania saat tau bahwa yang menelepon nya adalah calon mertuanya

"Kamu dimana?" tanya bu prita di ujung telepon

"Dijalan, mau pulang. habis di kampus" jawab tania

"Nanti malam ke rumah ya, kita ngobrol-ngobrol supaya kamu dan gatra juga bisa semakin dekat"

"Gimana baiknya aja tante" jawab tania setuju

"Mulai sekarang kamu harus panggil mamah dan papah sama tante dan om, karena kita sudah menganggap kamu anak kandung kita sendiri" suruh mamah dengan nada pelannya namun penuh penekanan

"Iyah tante, tania akan panggil mamah dan papah mulai sekarang" jawab tania antusias

"Yaudah, ati ati di jalan. mamah tutup ya telepon nya?"

"Iya mah" jawab tania dengan senyuman lebar

Tania pun kembali melanjutkan perjalanan dengan motor matic yang selalu menemani nya kemanapun pergi.

Sebenarnya beli motor baru yang cukup bagus bukan masalah besar tapi tania bukan lah orang yang boros apalagi melihat motornya yang masih bisa di pakai.

"Semoga ini awal yang baik dengan keluarga gatra dan juga gatra. aku yakin bahwa setelah menikah lambat laun gatra bisa menerima aku. bukan tanpa alasan kalo sekarang gatra menolak ku, itu semua karena umurnya yang masih muda dan jauh di bawah ku. aku harus sabar menghadapi sikapnya sampai akhirnya dia akan mengerti juga" pikir bu tania dengan senyuman lebar

Tania yang merasa umurnya sudah cukup jauh jika terlalu lama sendiri kini sudah lumayan tenang telah dijodohkan dengan gatra, walaupun gatra selalu menunjukkan sikap menolaknya tapi tania selalu berpikir akan diterima dengan baik suatu saat nanti.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Noh jodoh kamu bu..

2023-11-05

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Cl kepedean, Kamu itu cuma mau di mampaatin doang,, Jangan baperan deh kamu..

2023-11-05

0

mami Fauzan

mami Fauzan

Gatra sok nolak,,, tar klo Sdh kena virus bucin klepek klepek jg akhirnya....

2021-06-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!