Setelah pertemuan tania dan gatra sebagai calon suami istri bukan lagi mahasiswa dan dosan pembimbing membuat gatra menjadi menaruh rasa benci pada perempuan itu.
Gatra duduk sambil menaikan kakinya ke meja haris yang ada dihadapannya "bu tania nya aja gak ada diruangan nya" ucap raka datang dari luar sambil membawa tugas skripsi nya
"Iya tadi juga gue cari gak ada" saut wanda dari kursinya
"Tapi tadi kata pak rangga ada, ya kan tra?" tanya haris pada gatra
"Motornya aja ada" jawab gatra "biasa lah dosen pembimbing emang gitu kalo kita udah tinggal sidang" sambung gatra
"Tau nih, nanti kalo gua kikuk di depan dosen penguji gimana pas sidang" jawab haris sambil mengacak acak rambutnya
"Bukannya tanya sama pak rangga aja, pak rangga juga kan dosen pembimbing" saut gatra sambil tersenyum kecil
"Iya dosen pembimbing jurusan hukum" jawab haris sambil tersenyum sinis
"Nanti lo pas ditanya dosen penguji jangan bahas ekonomi, bahas aja pasal pasal" celetuk wanda dari kursinya lagi
Mereka pun tertawa kecil walaupun risau karena sidang sudah sebentar lagi "permisi, selamat pagi" ucap bu tania secara tiba-tiba
"Loh ada" tunjuk raka bingung
"Aih, kaya jin" saut haris sambil tersenyum bingung
"Gatra kaki kamu!!!" ucap bu tania dengan suara kerasnya
"Hemm" jawab gatra sambil menaikan kedua alisnya dan menurunkan kakinya
"Kalo udah tau ada dosen yang datang jaga sikap kamu jangan sembarang kaya gitu" ucap bu tania sambil menghampiri gatra "kamu itu udah mau sidang, kalau ada dosen lain yang ngadu sama penguji dengan sikap kamu, harus hati-hati kamu" sambung bu tania dengan penuh penekanan
"Bawel banget sih jadi cewek" sinis gatra sambil fokus pada skripsi dihadapan nya
"Kalau ada urusan sama saya, saya ada di perpustakaan" ucap bu tania dan berlalu pergi
Para mahasiswa dan mahasiswi mendengus kesal karena yang mereka mau bu tania duduk didepan dan secara bergantian mereka bertanya pada dosen pembimbing.
Semuanya hanya terdiam dan memikirkan kira- kira apa yang salah dengan skripsi nya
"Kita ke bu tania ayo, gue gak mau gak lulus" ucap gatra bangun dari duduknya
Haris dan raka mengangguk kecil tanda setuju, ketika gatra bangun wanda dan beberapa orang lain ikut bangun dan mengikuti gatra, haris dan raka yang sudah pasti pergi menemui bu tania.
"Masuk langsung semua nih?" tanya haris ketika memegang gagang pintu dan menatap teman temannya yang sudah berdiri
"Kayanya kalo langsung semua gak boleh deh, tau sendiri bu tania kaya apa" jawab wanda
"Yaudah satu satu aja" saut gatra
"Yaudah kamu duluan" suruh wanda sambil melepaskan tangannya di pinggang gatra yang sedari tadi bergelayut manja
"Awas" gatra menyuruh haris untuk menyingkir
Gatra merapihkan pakaiannya dan masuk dengan senyuman lebar, ia menatap sekeliling tempat baca "mana bu tania?" ucapnya
Ia menghampiri beberapa mahasiswa yang sedang membaca "liat bu tania gak?" tanya gatra
"Gak liat tra, perasaan dari tadi kita di sini gak ada bu tania" jawab mahasiswa itu
"Benar-benar ngerjain nih dosen" gerutu gatra sambil duduk disamping mahasiswa tadi
"Kenapa sih tra?" tanyanya
"Dosen pembimbing nyebelin, udah tau gua sama anak anak butuh malah ilang ilangan gini" jawab gatra dengan emosinya
"Jangan kan bu tania tra, pak rangga juga sama aja. gua dari tadi nyari sibuk mulu" jawab mahasiswa jurusan hukum itu
"Yaudah lah gua keluar dulu bro, thanks" ucap gatra sambil menepuk pundak lelaki tadi
Gatra berjalan sambil mendengus kesal, ia membuka pintu. para mahasiswa lain sudah menatapnya dengan tatapan heran "kok sebentar?" tanya raka
"Bu tanianya mana gays?" tanya gatra sambil melipat kedua tangannya
"Loh didalem gak ada?" tanya haris bingung
"Lo cari sampe botak sana" jawab gatra kesal
"Bener bener ya bu tania" ucap wanda dengan kesal
Semua mahasiswa tertunduk malas meratapi skripsinya "minggu besok sidang lagi" ucap gatra kesal
Ia memikirkan kalau ia tak lulus pastilah sudah ia akan habis dimarahi, kuliah sudah empat tahun bukan waktu yang sebentar. apalagi kuliah ini yang menginginkan orangtuanya, gatra sebenarnya tak pernah mau.
Setelah sekitar beberapa menit diam dihadapan perpustakaan barulah seseorang bersuara "jangan jangan bu tania ada di perpustakaan baru yang ada di atas"
Semuanya pun akhirnya barulah mengingat kalau kampus ini mempunyai dua perpustakaan. "iya juga" jawab haris "gimana kalo kita kesana? coba cek" usul raka
Tak lama mereka berjalan bersama ke lantai atas dengan masih memaki di dalam hatinya apalagi gatra "aku akan menikah dengan bu tania? apa yakin? perempuan tua itu bahkan masih cocok jika menjadi ibuku, kita beda sampai tujuh tahun"
Gatra tersenyum lebar saat wanda kembali bergelayut manja ditangannya "nanti anterin aku pulang"
"Oke" jawab gatra santai
"Seriusan?" wanda menaikan kedua alisnya
"Iya" jawab gatra sambil tersenyum dan menyingkapkan rambut panjang wanda
Perlakuan gatra membuat wanda tersenyum bahagia, membuatnya merasa bahwa ia bisa mendapatkan si tajir gatra yang terkenal di kampus dengan ketampanan nya. walaupun ia angkuh dan terkenal tak mau berpacaran tapi gatra juga terkenal selalu merespon dengan baik wanita di sekitarnya.
"Masuk tra" ucap wanda melepaskan tangannya
"Cek dulu" ucap haris
Gatra pun masuk dengan wajah datarnya ia membuka pintu dimana langsung terlihat bu tania sedang duduk sambil memainkan laptopnya
"Bu, saya mau diskusi'in skripsi" ucap gatra saat ia berdiri dihadapan bu tania
"Duduk" jawab bu tania
Bu tania membuka skripsi yang gatra sodorkan "kamu harus buat poin poin pentingnya di secarik kertas"
"Maksudnya?" tanya gatra bingung
"Kamu baca ulang dan pikirkan kira-kira pertanyaan sulit apa yang akan membuat kamu bingung. jadi kamu tulis beberapa poin penting di secarik kertas dan hapalkan, jadi jika kamu di tanya kamu gak akan bingung lagi" perjelas bu tania
"Contohnya?" tanya lagi gatra sambil fokus menatap wajah bu tania "cantik sih, body gak usah di raguin lagi. pinter juga, tapi masa iya wanita tiga puluh tahun, apa dia gak laku sewaktu muda dulu?" gumam gatra sambil tersenyum sinis
"Contohnya seperti poin yang kamu buat di powerpoint kamu" jawab bu tania sambil mengembalikan tugas skripsi gatra "keluar"
"Kalau bilang itu yang jelas, kita tadi lama loh di perpustakaan bawah" ucap gatra
"Saya kan bilang saya di perpustakaan, harusnya kalian mengajukan pertanyaan. dilantai bawah atau atas? dari hal kecil pun kalian gak fokus dan gak banyak paham" jawab bu tania dengan penuh penekanan
Gatra tersenyum sinis sambil mendengus kesal "katanya setuju di jodohin sama saya, tapi kok ibu kaya gak suka ya sama saya?" ucap pelan gatra
"Ini kampus gatra, sebaiknya kamu tahu tempat" jawab bu tania sambil mengalihkan pandangannya
"Kalau ibu gak suka sama saya gak usah diterima, emang ibu ketakutan banget ya gak laku?" tanya gatra sambil tersenyum licik
Bu tania menghamburkan nafasnya "andai aku bisa memilih, mungkin aku juga tak mau menerima perjodohan ini. tapi aku juga sangat butuh sosok keluarga" bu tania menghapus air mata yang sudah siap mengalir diujung matanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
shavira azaria
gatra tu lo... kasian bu tania khan mpe nangis
2021-06-16
2
Kaka Jai
lanut
2021-06-09
0
Berkah Radya
alasannya cm butuh keluarga. wkwkwkwk
2021-04-23
0