Gatra menundukkan kepalanya sambil mendengus kesal karena hanya dirinya lah yang dari tadi menolak perjodohan ini dengan seribu alasan, sedangkan bu tania duduk tenang sambil tersenyum lebar menatap orangtua gatra bergantian.
"Gatra, tania ini wanita tangguh. dia bisa hidup mandiri dengan semua cita-cita yang ia inginkan. mamah dan papah juga gak mungkin sembarangan menikahkan kamu dengan orang lain" ucap mamah sambil mengusap bahu gatra
"Lagian kan lebih bagus kalo kalian sudah kenal" saut papah sambil tersenyum lebar
"Pah, kita kenal sebagai dosen dan mahasiswa bukan yang aneh-aneh. lagian umur gatra baru 23 pah, apa gak terlalu muda?" jawab gatra dengan nada tingginya
"Setelah menikah kamu langsung akan memimpin perusahaan papah, papah sudah tua gatra. apa kamu gak mau membahagiakan papah?"
"Yang lain gak ada? selain menikah apa?" tanya gatra kesal
"Hanya menikah dan harus dengan tania" jawab papah tegas hingga gatra hanya bisa menghamburkan nafasnya
"Kenapa harus dengan bu tania?" tanya gatra dengan getir
"Setelah kamu menikah, ajukan pertanyaan itu lagi pada papah. baru papah menjawab nya" jawab pak dario dengan penuh penekanan
"Boleh gatra ngobrol dulu sama bu tania?" tanya gatra dengan sopan
"Boleh" jawab tania saat pak dario dan bu prita menatap dirinya seakan bertanya "bagaimana?"
"Ayo bu, ngobrol diluar" ajak gatra berjalan duluan
Tania mengikuti dari belakang sambil menghela nafas panjangnya "seperti nya gatra akan menolak perjodohan ini, aku harus bagaimana?" gumam bu tania dalam hatinya
"Duduk bu" ucap gatra saat menjatuhkan bokongnya ke kursi yang berada dibawah pohon
"Ada apa?" tanya tania yang juga ikut duduk disampingnya
"Bu ibu inget kan sama saya?" tanya gatra menatap wajah bu tania dengan serius
"Inget" jawab tania santai
"Saya ini mahasiswa yang sering bikin ulah bu, saya yang duduk paling belakang dipojok. inget?" tanya lagi gatra
"Saya inget kamu kok gatra ariyo pamungkas" jawab tania santai
"Terus kenapa ibu mau dijodohin sama lelaki seperti saya bu? ibu kan berpendidikan?" tanya gatra masih tak habis pikir dengan calon istri yang diberikan orangtuanya
"Saya mau karena saya harus menikah dengan kamu gatra" jawab tania sambil tersenyum kaku
Gatra mendengus kesal sambil berdiri "dasar wanita gak tau malu, masa iya aku menikah dengan perempuan yang lebih tua dariku. kalo ibu memang kekurangan uang, aku bisa berikan. tidak dengan cara licik seperti ini"
Bu tania menatap punggung gatra yang kembali masuk kedalam rumah, sambil menghela nafas panjang bu tania memegang dadanya "apa akan makin sakit rasanya kalau aku memaksakan tetap menikah"
Bu tania pun berjalan sambil menatap rumah besar ini "pantas saja dia pikir aku ingin harta keluarga nya, kenapa aku harus dijodohkan dengan lelaki yang usianya dibawahku si? kenapa juga itu harus muridku sendiri" ucap bu tania dengan getir sembari melangkahkan kakinya masuk
"Tania sini nak" panggil bu prita sambil menepuk nepuk sofa disampingnya
Bu tania tersenyum sambil menghampiri bu prita, karena kini gatra entah dimana. mungkin ke kamar
"Kamu harus tetap menikah dengan gatra, apalagi diusia kamu yang sudah cukup matang" ucap bu prita sambil mengelus kepala tania
"Urusan gatra itu urusan om, kamu tenang aja. om yakin gatra pasti mau menikah dengan kamu. dan nanti setelah kalian menikah kamu harus sabar dengan sikap gatra dan kamu harus berjuang untuk dapetin hati gatra" sambung pak dario dengan tegas
"Setidaknya om dan tante tau, siapa suami kamu. supaya kamu tidak akan jauh dari kami" timbal bu prita sambil memeluk bu tania lembut
Tania tersenyum lebar, sebuah pelukan hangat dari seorang perempuan apalagi ibu sudah sangat ia rindukan sejak dulu.
Betapa bahagianya ia ketika merasa dianggap anak oleh sepasang suami istri ini. sungguh sosok keluarga yang hangat padanya. ia sangat merasakan indahnya keluarga disaat orangtuanya sudah pergi jauh sejak lama.
"Alasan om sama tante cuma itu? buat jodohin tania sama gatra?" tanya tania menyelidik, rasanya aneh jika alasan ingin menjaga seorang perempuan dewasa dengan cara menikahkan nya dengan anak tunggalnya.
"Kamu kan kenal tante sama om sudah 2 tahun belakangan ini, sebenarnya om dan tante sengaja gak ngenalin kamu sama gatra. supaya kami mau kalian bertemu disaat sudah waktunya. ternyata kalian sudah saling kenal" jawab bu prita
"Sejak lama tante dan om mencari kamu di mana mana, tapi hasilnya selalu nihil. kamu benar-benar menutupi identitas kamu dari tangan kanan almarhum papah kamu" sambung bu prita
"Mungkin kalo bukan karena orang tua kamu, keluarga om dan tante sudah tinggal dijalanan. sejak gatra lahir, papah dan mamah kamu membawa kami yang sedang bersedih meratapi hidup di pinggir jalan ke rumah nya yang besar. bukan cuma itu kami bahkan dibawa bukan untuk diperkerjakan melainkan di anggap saudara" saut pak dario
"Sampai akhirnya kami dibelikan rumah di daerah solo untuk mengurus bisnis parfum yang papah kamu beri modal, karena kamu anak satu-satunya papah kamu benar-benar melarang orang lain bertemu dengan kamu. termasuk gatra, karena bukan sedikit orang yang tidak suka dengan papah kamu karena kesusksesan nya" sambung pak dario
"Jadi, om sama tante bukan hanya sekedar kenal sama papah sama mamah?" tanya tania semakin paham
"Bukan, kami mungkin hanya sebagian orang yang mendapat kebaikan dari keluarga kamu. setelah perusahaan parfum itu berkembang kami tidak lagi bisa menghubungi papah kamu karena sibuk pergi dari satu kota ke kota lain, dari satu negera ke negara lain" jawab pak dario
"Kamu tau sebelum keluarga om pindah ke jakarta, papah kamu bilang kalo mereka mau om sama tente jadi orangtua kamu juga. dan kita gak nyangka setelah kita pindah sekitar satu tahun kita baru dapet kabar kalo mereka berdua meninggal karena kecelakaan" sambung pak dario
"Iya, sebelumya papah pernah bilang sama tania kalo tania tinggal di jakarta aja. jadi ini alasan papah" jawab tania sambil menundukkan kepalanya teringat kejadian itu
"Karena itu, kita malah nyari kamu ke bogor. taunya kamu udah gak ada dan sama sekali gak ada yang bisa dimintain informasi"
"Jadi tania, tante harap kamu menikah dengan gatra. tante sama om mau menjadi orang tua untuk kamu. kamu mau kan?" tanya bu prita sambil tersenyum manis
"Tania mau menikah sama gatra" jawab tania
Pak dario dan bu prita tersenyum lebar dengan apa jawaban tania, setidaknya dirinya tak lepas tanggung jawab. apalagi mereka sudah gagal selama bertahun-tahun tak bisa menemukan tania bahkan mereka merasa bersalah seharusnya mereka bisa melihat tania menikah diusianya yang belum sejauh ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Dgn pernedaan umur yg jauh bu, Apalagi dr awal udah di tolah oleh Gatra mentah2, Jadi menurut ku ibu gak perlu memaksa diri inu, Cari yg sepadan dgn inu, Yg ada bukannya bahagia yg inu dapatkan..
2023-11-05
0
Kaka Jai
lanjut
2021-06-09
0
mama kenand
aku mampir nih tjor....
2021-05-06
0