Rencana Kepindahan

"Mas Agam, bisa kita bicara?" ujar Annisa, Agam menoleh melihat Annisa berdiri tidak jauh darinya. Mas Agam mengangguk pelan, dia mengajak Annisa ke kantin proyek.

"Apa yang ingin kamu katakan? Silahkan bicara, aku harap bukan masalah rencana pernikahan!"

"Mas Agam, bagaimana hubunganmu dengan Tika sekarang? Apa perlu aku menjelaskan pada Tika? , jika kita tidak memiliki hubungan apa-apa?"

"Tidak perlu, penjelasanmu hanya akan menambah masalah dalam hubungan kami. Aku tidak ingin, kehadiranmu memperkeruh masalah diantara kami berdua. Aku juga minta maaf, jika akhirnya kamu harus terseret dalam masalahku dengan Tika."

"Mas Agam, aku tidak keberatan meski harus terseret dalam masalah rumah tanggamu. Sejujurnya apa yang dikatakan Tika? , tidak sepenuhnya salah. Perasaan itu memang ada, aku mulai menganggumimu semenjak pertama kita bertemu!"

"Maksudmu apa Annisa? , kamu sadar dengan perkataanmu. Hubungan diantara kita hanya sebatas rekan kerja. Aku tidak pernah berpikir, jika diantara kita akan ada rasa itu! Aku sudah memiliki istri, hanya Tika wanita yang aku sayangi. Dia satu-satunya wanita, yang membuatku bahagia."

"Mas Agam, aku hanya wanita biasa. Jika aku bisa memilih, tidak akan pernah kuserahkan cintaku pada suami seorang wanita. Aku juga wanita yang akan terluka, melihat laki-laki yang kita cintai bersama orang lain."

"Annisa, maafkan aku yang tidak akan pernah bisa mencintai orang lain. Meski sekarang hubunganku dengan Tika merenggang. Aku tidak pernah berpikir untuk mencintai dan mencari kenyamanan dari wanita lain."

"Mas Agam, tanpa kamu sadari cinta itu sudah ada untukku. Hubungan kita sudah lebih dari rekan kerja. Hanya saja kamu mengingkari semua itu. Kamu tidak bisa memilih diantara aku dan Tika. Kamu tidak bisa melepas tanganku atau tangan Tika."

"Kamu melantur Annisa, tidak akan pernah cintaku terbagi. Sampai detik ini, hati dan jiwaku masih memilih Tika. Tidak akan aku membuka hati untuk wanita lain. Annisa perasaanmu salah, kita tidak akan pernah bisa memiliki hubungan lebih."

"Mas Agam, meski menjadi istri keduamu aku siap! Aku lebih memilih mengalah dalam ikatan halal. Aku tidak ingin rasaku menjadi dosa yang tak pernah berhenti!"

"Hentikan Annisa, perkataanmu melantur semakin jauh. Aku tidak ingin mendengarkan apapun darimu. Pergilah dari hadapanku, jangan pernah ungkit masalah ini lagi. Tidak akan pernah ada perasaan diantara kita. Aku hanya akan menikah dengan Tika, bukan dengan wanita lain."

"Mas Agam, apa seburuk itu diriku dihadapanmu? Sampai hati kamu menolakku tanpa memikirkan perasaanku."

"Annisa, maafkan kelemahanku sebagai seorang laki-laki. Aku seorang suami, yang tidak bisa terikat dengan wanita lain. Percayalah Annisa suatu hari, akan datang jodohmu yang jauh lebih baik dariku!"

"Mas Agam, kenapa aku harus mencintaimu? Jika sekarang aku harus terluka, tidak adakah kesempatan untukku menjadi bagian dari dirimu!"

"Tidak akan pernah ada kesempatan untuk itu. Maafkan aku Annisa, aku tidak bisa menerima rasamu. Sebesar apapun rasa yang ada, keyakinanku pada Tika tidak akan pernah aku goyahkan." tutur Agam, Annisa menunduk lemah. wanita berhijab yang terluka akan keputusan Agam.

"Mas Agam!" sapaku, mas Agam dan Annisa menoleh bersama. Mas Agam seketika langsung berdiri. Annisa menunduk lemah, melihat kedatanganku.

"Tika, sejak kapan kamu ada di sini?"

"Semenjak kalian berdua berbicara. Maaf jika aku lancang mendengar pembicaraan diantara kalian. Sebenarnya aku datang mengantar makan siang untukmu! Aku tahu kamu belum makan sejak semalam!"

"Sayang, kamu jauh-jauh kemari untuk mengantar makanan. Kamu sudah tidak marah padaku!"

"Aku tidak pernah marah padamu. Tidak ada alasanku marah padamu. Apa yang terjadi? , bukan kesalahanmu. Semua yang terjadi sudah tertulis, cinta Annisa padamu tidak salah. Hubungan kita yang merenggang, ujian yang harus aku lalui!"

"Tika, maafkan aku yang telah mencintai suamimu."

"Aku sudah mengatakan, kamu tidak salah. Cinta itu anugerah, setiap orang berhak mencintai dan dicintai. Termasuk dirimu yang berhak mencintai mas Agam, serta pantas dicintai mas Agam!"

"Sayang, haruskah perkataanmu semalam terulang lagi. Belum cukupkah kamu meragukan cintaku!"

"Aku tidak pernah meragukan cintamu, ketulusan cintamu sangat nyata kurasakan. Kamu tetap teguh memilihku, meski ada wanita yang jauh lebih sempurna dariku menawarkan cinta untukmu!"

"Lalu apa maksud perkataanmu?, yang seolah selalu memojokkan diriku. Kamu seakan ingin melepasku pergi. Sayang, kamu sudah mendengar sendiri. Aku tidak pernah mencintai wanita lain, hanya kamu yang ada dalam hatiku. Sekarang dan seterusnya, ada atau tidaknya buah hati. Kamu tetap satu yang ada dihatiku. Jangan pernah berpikir meninggalkanku, apalagi melakukannya. Aku bisa tiada tanpa dirimu!"

"Annisa, maafkan aku jika akhirnya kamu terluka oleh cintamu. Mas Agam sudah memilih tetap bersamaku!"

"Mas Agam, jika memang kamu memilihku. Kita tinggalkan kota ini, pindah ke tempat yang baru. Hidup tenang tanpa masa lalu dan pertengkaran yang pernah terjadi!" tuturku lirih, mas Agam mengangguk pelan. Aku melihat Annisa menunduk, seolah terluka oleh keputusan yang telah aku buat.

"Baiklah sayang, aku setuju dengan pendapatmu. Jika kepindahan kita mampu membuatmu memaafkan diriku. Secepatnya kita pindah. Akan kuserahkan proyek ini pada orang lain."

"Annisa, sekali lagi maaf! Aku terpaksa mengajak mas Agam pindah, demi menjaga nama baikmu dan mas Agam. Maafkan aku yang telah merebut kebahagianmu!."

"Aku menyadari semua itu. Maaf telah membuat kalian berdua bertengkar. Kalau begitu, saya permisi dulu!" pamit Annisa lirih

"Mas Agam, kamu tidak menyesal melihat Annisa pergi. Kenapa harus menunggu aku yang memintanya pergi? , baru kamu melepasnya!"

"Sayang, aku bertahan dengan Nissa. Bukan karena aku ada rasa dengannya. Namun aku bukan tipe orang yang mencampur adukan masalah pribadi dengan pekerjaan. Apalagi Annisa putri pak RT, ada sedikit rasa canggung bila aku memecatnya tanpa alasan yang jelas!"

"Alasan yang tidak masuk akal!" sahutku dingin. Agam mendekat pada Tika, menarik tubuh Tika.

"Sayang, kamu sudah mendengar sendiri. Tidak ada cinta untuk wanita lain dihatiku. Masihkah kamu meragukanku!" ujar mas Agam sembari memeluk Tika.

"Lepaskan, kita bukan di rumah. Karyawanmu bisa melihatnya, aku tidak ingin jadi tontonan gratis mereka!" ujar Tika marah sembari menyikut tubuh Agam.

"Baiklah aku lepaskan, tapi kamu janji kita lanjutkan di rumah!"

"Hmmmm!"

"Sekarang makanlah, aku harus pergi menemui seseorang."

"Kamu ada janji dengan siapa?, aku ikut menemuinya. Aku tidak ingin hubungan kita memburuk lagi, karena salah paham. Kita baru saja berbaikan!"

"Silahkan saja, sekarang makan dulu! Aku sudah susah payah memasak untukmu. Setelah makan kita berangkat, jangan menyesal ikut denganku."

"Aku tidak akan menyesal ikut denganmu. Kemanapun aku akan mengikutimu? , aku tidak ingin kehilangan dirimu!"

"Hmmmmm, merayu!." sahutku.

...☆☆☆☆☆...

TERIMA KASIH🤗🤗🤗🤗

Terpopuler

Comments

hany

hany

semangat kk
lanjut

2021-02-06

1

Liana'S

Liana'S

Lanjut Thor.
Semangat

2021-02-06

1

⁹⁹𝒮COKLAT🍫

⁹⁹𝒮COKLAT🍫

next up💃
semangat berkarya ya😊

2021-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 Menatap Senja....
2 Pergi ke Rumah Sakit
3 Hubby Bersamanya
4 Pagi yang Sulit
5 Dia lagi..
6 Cincin Pengikat...
7 Sepiring Berdua...
8 Pemilik Hatiku...
9 Kunjungan Siang Hari...
10 Perdebatan...
11 Hujan Sore itu....
12 Hari Pertama
13 Rencana Kepindahan
14 Rumah Singgah
15 Kehamilanku
16 Dua Janin Kembar
17 Kebenaran yang Terungkap
18 Rawat Inap
19 Hari Penentuan
20 Bayi Tampan dan Cantik
21 Aku Pemenang
22 Baby Hanif dan Hanna
23 Pelindungku
24 Perayaan Sederhana
25 Piknik di Perkebunan Teh
26 Tamparan
27 Siapa Dia...?
28 Achmad Rayhan Sanjaya
29 Makan Malam
30 Keluarga yang Hangat
31 Keputusan Terakhir
32 SENJA
33 Kepergian Tika
34 Keras Hati Tika
35 Hari Pertama Sekolah
36 Jalan-jalan bersama
37 Bertamu
38 Keluar Kota
39 Pemimpin Sementara
40 Dia Berharga...
41 Akhirnya
42 Keputusan...
43 Makan siang bersama
44 Dirgantara Eka Mahendra
45 Kunjungan Mendadak
46 Hanif Sakit
47 Hana Tertidur
48 Mengalah Ada Batasnya
49 Taman Rumah Sakit
50 Kejujuran
51 Di Kantor
52 Hanna Santika Ramaniya
53 Hanif Arkan Khairullanam
54 Makan Malam Keluarga
55 Panti Jompo
56 Rumah Sakit
57 Vahira Putri Annisa
58 Maafkan Keegoisanku
59 Dia Adikku
60 Putraku
61 Jawaban
62 Pasien
63 Rapat
64 Pertemuan
65 Darah
66 Cinta itu Suara Hati
67 Lepaskan
68 perpisahan
69 Hari terakhir
70 Sebuah Janji
71 Pesta Meriah
72 Papa
73 Aura Hikmatussa'idah
74 Kamu yang Terbaik
75 Di Sepertiga Malam
76 Diakah?????
77 Sikap Yang Bodoh
78 Hafidz Al Hakim
79 Aku baik-baik saja!
80 Tunggu Aku
81 Pertemuan
82 Dunia yang sempit
83 Hanna Oh Hanna
84 Baik Hati yang Tersimpan
85 Makan Malam yang Gagal
86 Satukan mereka
87 Pergi Bersama
88 Luka...
89 Rapat
90 Qaila Fatimah Khanza
91 Taman Kota di Malam Itu
92 Air Mineral
93 MOHON BANTUANNYA READERS
94 Gelisah
95 Om Beruang
96 Hanna Pingsan
97 Sifat yang Sama
98 Pertemuan....
99 Berhak Bahagia
100 Menjemput Cinta
101 Jawaban...
102 Sholat Berjamaah
103 Sebuah Persetujuan
104 Cemburu
105 Malam yang Hangat
106 Kamu Cantik
107 Belum Saatnya
108 Perdebatan Hangat
109 Aku Menghargaimu
110 Menginap
111 Rasa itu Percaya
112 Cinta
113 Guratan jingga
114 Jalan-jalan
115 Masih Banyak Waktu
116 Dia Terlalu Berharga
117 kerinduan
118 Malam Pertemuan
119 Rian Adiguna Wirawan
120 Fakta mengejutkan
121 Keikhlasan Cinta
122 Kejujuran yang Tersimpan
123 Dokter Hanna
124 Rencana Pergi
125 Berdua di Malam yang Dingin
126 Dia Pilihan Hatiku
127 Dua Ibu
128 Terbaring tak Berdaya
129 Penantian
130 Segalanya...
131 Tengah Malam
132 Sarapan Bersama
133 Berdua di Mobil
134 Air Mata dan Keputusan
135 Taman
136 Tengah Malam yang Dingin
137 Janji yang Terucap
138 Keluarga yang Hangat
139 Sarapan yang Berkesan
140 Kejujuran
141 Kembalilah
142 Savira Sahabatku
143 Ketulusan Cinta
144 Lahirnya Penerus
145 Siapa dia?
146 Davin Al-Haq Zulkarnain
147 Pamit
148 Maaf
149 Gerimis
150 Salah Paham
151 Bawa Aku Pergi
152 Dia Putramu
153 Pelukan hangat
154 Sebuah Janji
155 Permintaan
156 Akhir ....
157 Nasi Goreng
158 Maaf
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Menatap Senja....
2
Pergi ke Rumah Sakit
3
Hubby Bersamanya
4
Pagi yang Sulit
5
Dia lagi..
6
Cincin Pengikat...
7
Sepiring Berdua...
8
Pemilik Hatiku...
9
Kunjungan Siang Hari...
10
Perdebatan...
11
Hujan Sore itu....
12
Hari Pertama
13
Rencana Kepindahan
14
Rumah Singgah
15
Kehamilanku
16
Dua Janin Kembar
17
Kebenaran yang Terungkap
18
Rawat Inap
19
Hari Penentuan
20
Bayi Tampan dan Cantik
21
Aku Pemenang
22
Baby Hanif dan Hanna
23
Pelindungku
24
Perayaan Sederhana
25
Piknik di Perkebunan Teh
26
Tamparan
27
Siapa Dia...?
28
Achmad Rayhan Sanjaya
29
Makan Malam
30
Keluarga yang Hangat
31
Keputusan Terakhir
32
SENJA
33
Kepergian Tika
34
Keras Hati Tika
35
Hari Pertama Sekolah
36
Jalan-jalan bersama
37
Bertamu
38
Keluar Kota
39
Pemimpin Sementara
40
Dia Berharga...
41
Akhirnya
42
Keputusan...
43
Makan siang bersama
44
Dirgantara Eka Mahendra
45
Kunjungan Mendadak
46
Hanif Sakit
47
Hana Tertidur
48
Mengalah Ada Batasnya
49
Taman Rumah Sakit
50
Kejujuran
51
Di Kantor
52
Hanna Santika Ramaniya
53
Hanif Arkan Khairullanam
54
Makan Malam Keluarga
55
Panti Jompo
56
Rumah Sakit
57
Vahira Putri Annisa
58
Maafkan Keegoisanku
59
Dia Adikku
60
Putraku
61
Jawaban
62
Pasien
63
Rapat
64
Pertemuan
65
Darah
66
Cinta itu Suara Hati
67
Lepaskan
68
perpisahan
69
Hari terakhir
70
Sebuah Janji
71
Pesta Meriah
72
Papa
73
Aura Hikmatussa'idah
74
Kamu yang Terbaik
75
Di Sepertiga Malam
76
Diakah?????
77
Sikap Yang Bodoh
78
Hafidz Al Hakim
79
Aku baik-baik saja!
80
Tunggu Aku
81
Pertemuan
82
Dunia yang sempit
83
Hanna Oh Hanna
84
Baik Hati yang Tersimpan
85
Makan Malam yang Gagal
86
Satukan mereka
87
Pergi Bersama
88
Luka...
89
Rapat
90
Qaila Fatimah Khanza
91
Taman Kota di Malam Itu
92
Air Mineral
93
MOHON BANTUANNYA READERS
94
Gelisah
95
Om Beruang
96
Hanna Pingsan
97
Sifat yang Sama
98
Pertemuan....
99
Berhak Bahagia
100
Menjemput Cinta
101
Jawaban...
102
Sholat Berjamaah
103
Sebuah Persetujuan
104
Cemburu
105
Malam yang Hangat
106
Kamu Cantik
107
Belum Saatnya
108
Perdebatan Hangat
109
Aku Menghargaimu
110
Menginap
111
Rasa itu Percaya
112
Cinta
113
Guratan jingga
114
Jalan-jalan
115
Masih Banyak Waktu
116
Dia Terlalu Berharga
117
kerinduan
118
Malam Pertemuan
119
Rian Adiguna Wirawan
120
Fakta mengejutkan
121
Keikhlasan Cinta
122
Kejujuran yang Tersimpan
123
Dokter Hanna
124
Rencana Pergi
125
Berdua di Malam yang Dingin
126
Dia Pilihan Hatiku
127
Dua Ibu
128
Terbaring tak Berdaya
129
Penantian
130
Segalanya...
131
Tengah Malam
132
Sarapan Bersama
133
Berdua di Mobil
134
Air Mata dan Keputusan
135
Taman
136
Tengah Malam yang Dingin
137
Janji yang Terucap
138
Keluarga yang Hangat
139
Sarapan yang Berkesan
140
Kejujuran
141
Kembalilah
142
Savira Sahabatku
143
Ketulusan Cinta
144
Lahirnya Penerus
145
Siapa dia?
146
Davin Al-Haq Zulkarnain
147
Pamit
148
Maaf
149
Gerimis
150
Salah Paham
151
Bawa Aku Pergi
152
Dia Putramu
153
Pelukan hangat
154
Sebuah Janji
155
Permintaan
156
Akhir ....
157
Nasi Goreng
158
Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!