Sebelum baca please, pencet tanda 👍🏻
jangan lupa komen juga yah, please... Tinggalkan jejak kalian, nanti aku mampir balik kok ❤️
Santaikan posisi kalian, atur posisi rebahan terbaik kalian dan selamat membaca ☺️
•••
Cicil berguling-guling di kasur dadakan yang dibuat Riki tadi malam. Malam tadi benar-benar seperti mimpi untuk Cicil, hatinya meledak saat mengetahui Riki masih mencintainya dan yang lebih menyenangkan lagi Riki masih menginginkannya.
Zreeettt Zreeettt...
Handphone Cicil yang sudah terisi daya tiba-tiba berbunyi terus menerus, Cicil mendekati handphonennya dengan takut-takut. Dilihatnya layar handphonennya, notifikasi terus menerus muncul.
Tangan kanan Cicil menutupi matanya, dia tidak mau melihat notifikasi yang sangat-sangat banyak. Mulai dari Tisa, Papih, Mamih, Albert, sampai orang-orang yang Cicil bahkan tidak ingat pernah ada dikehidupannya.
-Baby ? Kamu dimana ? Kamu ngak pulang ?
Ekor mata Cicil melihat salah satu notifikasi chat dari Albert. Arghhh.. ngak mau liat, ngak mau liat. Cicil ingin membuang handphonenya.
Albert benar-benar berjuang menghubunginya, hampir ada 50 panggilan telepon, berpuluh-puluh chat notifikasi darinya masuk ke handphonennya. Cicil ingat, dia meninggalkan Albert saat sedang makan malam.
Cicil mengambil handphonennya, kemudian melihat Chat dari Laura.
-Cil, loe kagak pulang ? Gue ditanyain terus sama Albert ini, gue jawab apaan ? Albert sampai nelpon Becca coba, padahal Becca ada di kalimantan lagi hamil, ampe kena semprot sama Albert.
Becca salah satu sahabat Cicil yang ada di Kalimantan pun kena semprot Albert karena Cicil tidak pulang ke penthouse. Tangan Cicil menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal.
Dia tidak pernah mencintai Albert, tapi sialnya Albert mencintai dirinya. Argh... Cicil harus bagaimana ini. Bagaimana cara melepaskan diri dari Albert ?
Cicil melihat chat dari Papihnya, jarang-jarang Papihnya menchat dirinya.
-Kamu dimana ? Albert nyari kamu. Jangan bikin perkara, ingat kesepakatan Papih dengan Albert, ini demi perusahaan.
Papih dan perusahaan sudah seperti suami dan istri yang tidak bisa dipisahkan sama sekali. Sepertinya Papih dulu menikahi perusahaannya bukan menikahi Mamih.
Zreeettt... Zreeettt...
Albert melakukan panggilan video call, Cicil malas, pasti Albert akan menanyainya macam-macam. Cicil sesak dan risih dengan kebaikkan Albert.
Tring...
Ada pesan Chat dari Albert langsung terlihat di layar handphone Cicil.
- Baby, kalau kamu ngak pulang aku bakal cari kamu sampai ujung dunia. Aku lagi di penthouse kamu. Pulang, Baby...
‘Bodo amat, mau kamu di penthouse aku juga, aku ngak peduli aku ngak mau pulang. Aku mau disini aja. Bodo amat..!’ batin Cicil sambil berguling-guling di kasur seperti anak kecil.
“Neng... kamu udah makan ?” tanya Riki tiba-tiba masuk kedalam ruang kantor.
“Belum, kapan aku makan dari kemarin aku disini ngak kemana-mana,” ujar Cicil sambil berjalan mendekati Riki kemudian melihat apa yang ada ditangan Riki.
“Ini Edy bikinin kita nasi goreng, mau makan ? Masakan Edy enak kok, cuman otaknya rada sengklek,” ujar Riki sambil menyuapkan sesendok nasi goreng kemulut cicil.
“Ehhmm enak, Edy ini temen kamu yang dulu pernah kamu ceritain ? Yang orangnya nyentrik dan baru pulang dari Abu dhabi, yang jadi chef di hotel St Regis ?” tanya Cicil sambil membuka kembali mulutnya.
“Iya, kamu masih inget ?”
“Masih, aku inget semuanya tentang kamu. Bucin yah aku,” ujar Cicil sambil tersenyum manis.
“Hahahaaa ya udahlah kita sama-sama bucin, Neng. Aku bucin kamu bucin. Pasangan bucin deh,” ujar Riki sambil menyuapi lagi Cicil dengan nasi goreng.
“Jadi... kita ini apa ?” tanya Cicil.
“Apa maksudnya ?” Riki malah bertanya balik. Apa coba maksud Cicil.
“Kita ini apa ? Aku ini apa ? Aku ini pacar kamu, temen kamu, FWB kamu atau apa ?” tanga Cicil sambil menatap Riki.
Riki tersenyum sambil menatap Cicil, “Bukannya kamu ngak peduli status ?” tanya Riki santai.
Wajah Cicil langsung ditekuk 5, bibirnya langsung mengerucut. Apa yang diucapkan Riki benar, Cicil bukan wanita yang membutuhkan status, tapi saat ini berbeda. Dia sangat-sangat membutuhkan status dari Riki.
“Neng...”
“Tau ah, aku udah makannya,” ujar Cicil sambil beranjak dari duduknya kemudian duduk dikursi lain, menjauh dari Riki.
Riki tersenyum, Cicil masih kolokan, bila tidak mendapatkan keinginannya. Riki mendekati meja kerjanya, mengambil sesuatu yang selalu Riki bawa kemanapun dan kapanpun. Sesuatu yang sudah Riki siapkan dulu, seandainya dia tidak terlalu pengecut untuk terus bertahan disisi Cicil.
“Neng...” panggil Riki sambil memeluk Cicil dari belakang dan mengambil tangan kiri Cicil.
“Apa ? Udah sana jangan peluk-peluk. Aku kan bukan apa-apa kamu,” gerutu Cicil sambil mengerak-gerakkan bahunya kesal pada Riki. Saking kesalnya Cicil tidak sadar dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Riki.
“Ngambek ?”
“Tau ah, awas sana aku mau keluar,” ujar Cicil sambil mendorong Riki kesal kemudian berjalan keluar dari ruangan kerja Riki dan membanting pintk dengan keras.
“Ngambeknya masih sama, Neng,” ujar Riki sambil membereskan kasur dadakan yang kemarin dia buat, karena Cicil menolak pulang.
•••
“Dasar nyebelin, bilang cinta-cinta ditanya kejelasan malah kabur, masih aja kelakuannya sama kaya dulu. Pengecutnya ngak robah...!!! Arghhh... kenapa sih aku bisa suka sama orang kaya gitu..!!” gerutu Cicil sambil menendang kaleng minuman soda bermarna biru.
Bletakkkk...
“Astagaaa nyeri gustiiii...!!!”
(Astaga sakit tuhan)
Cicil langsung menutup mulutnya dengan tangan kirinya, kaget karena kaleng yang ditendang olehnya mengenai seseorang lelaki dihadapannya.
“Hahahahaaaa.... bagus Cil, mahluk kaya gini emang harus dilempar kaleng,” ujar Laura yang muncul secara tiba-tiba didepan Cicil.
“Laura ? Kok kamu bisa disini ?”
Laura menatap Cicil dengan tatapan kesal, “Albert teleponin semua orang yang dia kenal buat nyari kamu, dia bahkan ancam aku kalau ngak kasih tau kamu dimana, bakal laporin aku ke kantor polisi, sinting pacar kamu tuh,” ujar Laura sambil berjalan mendekati Cicil, melewati Edy yang sedang mengusap-usap dahinya.
“Laura, ini saya ngak dilirik ? Aku lagi cakit ini, chayangkuuu...” rengek Edy manja pada Laura. Laura langsung mendelikkan matanya sambil berjalan lebih cepat lagi kearah Cicil.
“Chayangku chayangkuuu.... sapa yang mau sama kamu..!!!”
“Aduh bebeb Laura jangan gitu atuh, akang teh udah jatuh hati sama bebeb,” ujar Edy sambil mengerucutkan bibirnya.
Badan Laura bergidik melihat tingkah laku Edy yang menyebalkan. “Sorry Edy, dunia kita berbeda...!”
“Aduh, kamu kaya raya dan saya miskin maksudnya?” tanya Edy yang berpikir dunia yang dimaksud Laura adalah status sosial mereka.
“Bukan, aku mah di dunia manusia, lah kamu di dunia siluman..!!!!!” ujar Laura sambil menjulurkan lidahnya.
“Aduh, Bebeb meni kejam...” rajuk Edy sambil berjalan mendekati Cicil dan Laura.
Cicil bingung melihat pertengkaran Edy dan Laura. “Kalian kaya anjing sama kucing tau, berantem aja,” ujar Cicil sambil mengusap rambutnya kebelakang menggunakan tangan kirinya.
Laura yang melihat cincin yang melingkar dijari Cicil langsung menarik jari Cicil. “Sejak kapan kamu pake Cincin bukan berlian?”
Cicil kaget saat sadar di jari manis tangan kirinya sudah terselip cincin emas putih sederhana polos tanpa ada apapun disana.
“Eh...”
Edy yang melihat cincin itu langsung tersenyum, “Itu mah cincin si Riki, udah satu tahun dia bawa-bawa itu cincin kemana-mana. Kalau ditanya itu cincin siapa, dia jawabnya itu cincin calon ibu anak-anak dia. Eh bentar....”
Edy langsung menatap Cicil dan Laura bergantian, “Kamu...”
Cicil melepaskan Cincinnya, ditelitinya cincin itu, betapa kagetnya Cicil pada saat melihat nama dibagian dalam cincin tersebut.
“Cicil...”
•••
Ngak ada gambar cincinnya, cincinnya cincin bisa aja, cincin yang suka dibeli di melawai Jakarta 🤣🤣🤣🤣🤣
Ini bukan cerita anak sultan yah, jadi semuanya sederhana dan penuh dengan kearifan lokal heheher...
Mau cerita anak sultan ? Baca Water teapot deh dijamin cengo...
Terima kasih sudah membaca maaf klo masih banyak typo...
Add ig author yah storyby_gallon
Jangan lupa comment,like, kasih bintang, kasih tau juga orang-orang satu kampung buat baca karya author and vote yah ❤️❤️
Comment yang banyak, author suka keributan hehehe...
Salam sayang Gallon
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Nur Hayati
aku kebalik bacanya kemarin baca tentang anak2nya sekarang baca Mr nad Mrs trina trus baca water tea pot😅😅😅😅
2022-06-22
0
Gadjahdior
Water Teapot is the best pokoknya, gak ada tandingannya di jagad NT 😍😍😍😍😍😍😍😍
2022-04-10
0
💐 💞mier🌹❤️
wkkkk wkkkk 🙈😁😁
mau dua balikan aku baca water teapot 😇😇😇😇
2021-12-19
0