DANSA

"Hei, bodoh!" Panggil James kasar, ia menarik lengan Arthur. "Pergi dan temui dia, ajak dia berdansa!"

"A-apa??" Tanya Arthur gugup, ia masih ingat dengan jelas bagaimana Winter menyiramkan minuman pada wajahnya waktu itu. "A-aku tidak...."

"Apa katamu??" James meraih tengkuk Arthur setengah mencekiknya. "Apa kau lupa ancaman yang aku berikan tadi pagi??"

"T-tapi James, kau tidak tahu..."

"Cepat sana pergi!!" Pinta James kasar.

Arthur melirik kesana-kemari, pria culun itu sungguh ketakutan. Semua orang memandang dirinya dengan tatapan hina, kedua tangan remaja polos itu terkepal erat.

Merasa ada yang mendekat, gadis cantik sedingin namanya itu memandang sosok Arthur yang menatap dirinya dengan pandangan takut. Entah mengapa hati Winter tersenyum melihat pemandangan tersebut.

"H-halo.... Na-na-namaku...." Arthur yang gugup mengulurkan tangan kanannya untuk berkenalan dengan Winter. "Arthur"

Bukannya menjabat uluran tangan Arthur, gadis itu malah memandang ke arah kerumunan James dan kawan-kawan nya. Rupanya James tengah merekam aksi Arthur tanpa sepengetahuan yang bersangkutan.

"Aku Winter!" Ucap Winter seraya tersenyum manis.

Terkejut? Itulah yang dirasakan Arthur, ia merasa gadis di depannya ini tidak seperti gadis kemarin malam yang ia temui, Winter sangat cantik kalau sedang tersenyum. Begitu pikirnya.

"A-anu...." Rona merah menyembul di kedua pipi Arthur.

"Ada apa??"

"Ma-maukah kau berdansa denganku?" Arthur memejamkan kedua matanya, ia sungguh tak punya nyali sedikitpun untuk memandang Winter saat ini. Bahkan ia sudah siap kalau-kalau Winter ingin menendang dirinya.

"Kenapa aku harus berdansa denganmu?"

"M-maaf" gumam Arthur lirih. "Jika kau tidak mau, mereka yang disana akan memukuli aku"

Winter dapat melihat lirikan mata Arthur yang menatap kelompok James disudut belakang sana. Ia tahu ini salah, tapi berdansa dengan pria culun seperti Arthur jugalah bukan hal yang benar.

Lupakan wajah aneh dan gigi tonggosnya - batin Winter.

Setelah menghela nafas yang cukup panjang akhirnya Winter berdiri dari duduknya, gadis itu berjalan mendekati Arthur. Sesekali Winter melirik ke arah kerumunan James yang terkejut setengah mati, bisa kalian bayangkan bagaimana wajah syok James melihat Winter yang menuruti permintaan Arthur.

"ASTAGA!! GADIS ITU PASTI SUDAH GILA!!" Teriak James spontan sambil menunjuk ke arah Arthur dan Winter.

Tentu saja hal itu membuat semua orang yang berada di pesta memperhatikan dua orang yang bahkan belum mulai berdansa. Arthur yang malu-malu malah belum menyentuh tubuh Winter sama sekali, ia ingat betul perkataan Winter saat memakinya malam itu.

Merasa tahu apa yang sedang dipikirkan pria didepannya, Winter meraih tubuh Arthur terlebih dahulu. Gadis cantik itu menyentuh leher Arthur yang membuat pria remaja itu mendelik menatap Winter.

Ya ampun! Dia lumayan lucu - Winter.

"A-anu, jika kau memang keberatan tak perlu memaksa dirimu seperti ini" pinta Arthur polos, ini pertama kalinya bagi dia untuk berdansa dengan seorang gadis.

Musik mellow diputar untuk mengiringi para pasangan dipesta itu berdansa. Arthur yang kaku berulang kali menginjak kaki Winter membuat gadis cantik itu berulang kali memaki dirinya.

James bertepuk tangan dibelakang mereka, pria bertubuh tinggi dan tampan itu tersenyum menatap Winter seolah sedang merencanakan sesuatu yang tidak baik untuk Winter.

Winter terus tertawa riang ketika berdansa dengan Arthur yang lugu, pria itu terpaku menatap Winter dengan sisi yang saat ini. Benar-benar tak disangka bahwa gadis itu akan menerima ajakannya.

Musik telah berhenti namun Arthur masih saja diam membisu. Wajahnya merona merah, ia hanya mendapat senyuman tipis dari Winter sebelum gadis itu pergi karena kini James sedang berjalan mendekati mereka berdua.

"Wah-wah" James bertepuk tangan. Arthur yang terkejut segera menoleh ke arah James.

"Trik apa yang kau gunakan??" Pria itu mengusap dagunya sendiri sambil melihat kedua kaki Winter yang sudah berjalan pergi. "Aku bahkan tak pernah berhasil untuk membujuknya datang ke pestaku"

"A-apa??" Arthur yang polos pun terkejut.

Winter tak pernah datang ke pesta ini? Apa dia sengaja datang untuk menolongku? - Arthur.

"Apa kalian berteman? Apa kalian sudah merencanakan ini hah?!" bentak James. "Untuk mempermalukan aku??"

James yang sudah menghabiskan banyak botol minuman tetap tak kuasa menahan emosinya. Pria bertubuh tinggi itu mendorong tubuh Arthur, membuatnya terhuyung jatuh ke lantai. Sontak saja hal itu membuat suasana pesta menjadi ricuh.

Pria tersebut memukuli Arthur dengan semua benda yang ia temukan di tempat itu, bodohnya Arthur sama sekali tak melawan. Ia menerima semua pukulan yang dilayangkan James kepada dirinya. Remaja-remaja yang berada disana pun sengaja tak menolong Arthur, mereka malah tertawa melihat Arthur yang sudah berdarah-darah.

"Hahahaha! Lanjutkan James!"

Kepalaku sakit - Arthur.

Didalam ketidakberdayaan nya. Kedua mata Arthur yang buram pun menangkap suatu sosok makhluk yang tengah berjalan diantara kerumunan remaja idiot yang menertawakan dirinya.

Arthur yang tak mampu lagi bergerak, hanya bisa melihat dengan matanya yang hampir terpejam. Ia mendengar semua orang berteriak ngeri dan ketakutan, terutama James. Karena James berada didekatnya ia justru bisa mendengar suara James yang paling keras.

Mencoba membuka kedua matanya yang berat namun tak mampu, ia merasakan ada bulu-bulu tebal disekitar jemari tangannya. Seperti kaki suatu binatang dengan bulu yang lebat, hingga Arthur merasakan binatang itu mengendus dirinya. Beberapa tetes darah dari mulut binatang itu menetes diwajah Arthur yang memang sudah berlumuran darah akibat pukulan James.

"Gggrrrr....."

Astaga! Binatang apa yang sudah membuat semua orang ketakutan? - Arthur.

Arthur sudah sangat pasrah, mungkin kini gilirannya untuk dimakan atau dicabik-cabik oleh binatang berbulu itu. Tapi sepertinya nasib baik menghampiri Arthur, binatang itu pergi entah kemana meninggalkan tempat pesta yang sudah menjadi kumpulan para mayat.

•••••

Sirine ambulans dan polisi terdengar dari luar, semua orang bergegas masuk untuk menyelamatkan siswa yang masih hidup. Sayang sekali, hanya Arthur dan Bob yang masih hidup. Bob adalah kawan dekat James yang ketika kejadian berlangsung ia berada di kamar kecil, tentu saja ia yang memanggil polisi dan ambulan juga ketika melihat semua orang telah tewas tercabik-cabik.

Arthur yang akan dibawa kerumah sakit sudah memberontak. Ia sama sekali tak ingin ke tempat itu, beruntungnya sebuah mobil berwarna hitam datang ke lokasi kejadian.

Pria culun itu tersenyum ketika melihat Pink turun dari dalam mobil sambil menggelengkan kepala menatap Arthur. Segera Landon mendekati beberapa petugas dan meminta agar Arthur ia yang bawa, karena disini Landon adalah wali dari Arthur.

"Aku juga seorang dokter!" Landon memberikan kartu nama yang tentu saja palsu, ia telah memberikan sihir pada kartu identitas tersebut. "Dia anakku, biar aku yang merawatnya"

"Baiklah tuan, akan saya bicarakan dengan petugas yang lainnya"

Landon menatap ke arah Pink. Ketika melihat ayahnya yang sudah menganggukkan kepala, gadis itu segera membantu Arthur duduk dari ranjang medis yang ada di dalam ambulan, ia menuntun Arthur agar segera masuk ke dalam mobil.

"Hei, berjalanlah seolah-olah kau sedang kesakitan!" Bisik Pink, ia melihat Arthur yang tak merasakan sakit sama sekali jadi dia menegurnya. "Kita harus mengelabuhi para manusia itu"

"Ah, maaf!" Segera Arthur berjalan dengan pincang dan amat lambat.

Matanya yang bengkak akibat pukulan James tak dapat melihat jelas jalan didepannya sehingga Pink harus memapah pria itu sampai mendekati mobil.

BRUKK!!

Arthur terjatuh karena terjegal kakinya sendiri, melihat hal itu Pink malah menahan tawanya. Bukan karena apa, karena gigi palsu yang digunakan Arthur terlepas dan menggelinding jatuh ke jalanan yang kotor.

"Hahahaha, lihat gigi palsumu jatuh!"

"Astaga!" Arthur menyentuh bibirnya sendiri. "D-dimana??"

"Sudahlah, kita masih punya banyak di asrama"

"Aku harus mengambilnya, suatu saat pasti ada seseorang yang menemukannya dan akan menjadi masalah untukku"

"Ya Ampun! Pikiranmu kritis sekali!" Ledek Pink lalu berjalan mengambilkan gigi palsu Arthur yang sudah kotor. "Ini!"

"Terima kasih, Pink!" Arthur tersenyum dengan wajah yang penuh lebam.

Seiring berjalannya waktu luka lebam di wajah Arthur sedikit memudar. Bahkan luka-luka ditubuhnya akibat pukulan James hampir tak terlihat dan tak berbekas.

"Aku suka sistem sihir yang tercipta di tubuhmu" ungkap Pink senang, dengan maksud lain ia sedang mengatakan bahwa dirinya menyukai Arthur.

"Sudahlah! Kita harus segera kembali ke asrama dan membahas hal ini"

Bersambung!!

Halo semuanya, jangan lupa untuk terus mendukung Author dengan cara klik Like Komentar Follow Favorit Vote dan Rating ya? Terima Kasih 😘🙏

Terpopuler

Comments

siccasiccasic

siccasiccasic

Abis baca² comment curiga si Arthur ini reinkarnasi Densha, Winter Fuu. Kalo bener jadi kebolak ya thor hidupnya.. Dulu Densha cowo tamvan populer no.1 disekolah sekarang jadi culun. Fuu cewe cantik tapi oon sekarang jadi cantik tapi judes, wkwkwk thumbs up othornya!!

2022-09-01

0

𝐀⃝🥀 𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺᴛʀɪ'𝗚🤎

𝐀⃝🥀 𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺᴛʀɪ'𝗚🤎

lanjutkan Thor 👍👍👍😍

2022-05-31

0

Just Rara

Just Rara

walah si Arthur ternyata pakai gigi palsu,malah lepas lg gigi palsunya😆😆😆

2021-03-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!