Ch. 04

Ketika dia 'terbangun', dia kecewa menemukan dirinya berada di dunia bersama tidak ada model atau komputer.

Tapi dia bersyukur dari lubuk hatinya karena

keajaiban ini, baik itu secara kebetulan atau kehendak kekuatan misterius yang memungkinkannya bereinkarnasi di dunia ini, kekecewaannya berubah ketika dia telah

menemukan Silhouette Knights.

Ini bukan lelucon, humanoid raksasa senjata setinggi 10 meter benar-benar ada. Untuk robot otaku seperti dia,

melihat Silhouette Knights memiliki dampak yang cukup untuk sepenuhnya mengubah miliknya

kehidupan.

Dengan kata lain, dia percaya alasan dia datang ke dunia ini adalah untuk uji coba robot raksasa ini.

Dia tidak punya dasar untuk itu, tapi dia masih percaya ini dengan kuat.

Dia memiliki tekad, tetapi tubuh mungilnya kehilangan rasa kantuk dan dia tidur siang

untuk sedikit lebih banyak sebelum sarapan siap.

Hampir tengah hari, Celestina dan Eru berada di ruang belajar Mathias.

Ruang belajar diisi dengan furnitur kayu yang sederhana namun praktis tetap bersih dan rapi.

Mathias pada dasarnya adalah seorang instruktur pedang, tetapi dia adalah terlibat di bidang lain juga. Rak-rak di ruang belajar terisi penuh

dengan segala macam literatur, termasuk buku bergambar untuk anak-anak.

Tina duduk di sofa di kamar, meletakkan Eru kecil di pangkuannya, membaca buku bergambar perlahan padanya. Dia berbicara dengan jelas dan tenang. Eru, siapa menikmati ini kemarin, mendengarkan beberapa saat sebelum dia mulai gelisah.

Dia pun memanggil ibunya:

"Ibu ibu."

“Apa itu Eru? Anda tidak menyukai buku ini?

Tina memiringkan kepalanya, tetapi kata-kata Eru selanjutnya menghilangkan kebingungannya.

"Saya suka buku ... Tapi, saya ingin tahu lebih banyak tentang Silhouette Knights!"

Tina langsung mengesampingkan buku itu dan mempelajari ekspresi Eru. Melihatnya mata cerah yang dipenuhi dengan rasa ingin tahu dan kegembiraan, dia tidak bisa menolaknya.

“Ara ara, begitu. Meskipun masih awal untuk Anda Eru, jika Anda ingin menjadi pilot Silhouette Knights, Anda harus terlebih dahulu menjadi seorang ksatria. "

"Ksatria ... bagaimana cara menjadi seorang ksatria?"

Eru memiliki tujuan tetap dalam pikirannya, tapi dia masih balita berusia 3 tahun. Bahkan dengan kecerdasan seorang pria dewasa, tindakannya masih dibatasi, termasuk bagian terpenting, pengumpulan-informasi.

Bagaimana hal seperti seorang balita ini,

dengan akses terbatas ke sumber daya, dapatkan informasi?

Dia harus mengandalkan miliknya orangtua.

“Coba lihat, kamu perlu membaca banyak buku dan berlatih ilmu pedang.

Benar, biarkan Ayahmu mengajarimu tentang pedang. Ayahmu yang mengajar pedang di akademi.

Bagaimana kalau membaca buku favoritmu dimana Silhouette Knights tampil oke? "

"Baik!"

Eru akhirnya fokus kembali pada buku itu. Tina mengusap kepalanya, mengeluarkan buku yang berhubungan dengan Silhouette Knights dan membacakannya perlahan.

Eru mendengarkan cerita yang cukup sederhana untuk dimengerti oleh seorang anak dengan senang dan penuh semangat.

Eru membayangkan dirinya mengemudikan ksatria raksasa, berdiri di depan binatang iblis yang sangat besar untuk melindungi mereka yang dalam bahaya.

Dia membenahi miliknya pikiran sekali lagi. Dia ingin menjadi pilot Silhouette Knight tidak peduli apa dan lebih cepat lebih baik. Untuk mencapai ini, dia perlu menggunakan pola pikirnya yang dewasa

keuntungannya dan mencapai semua yang dia bisa dalam kekuatannya.

Dia pun menyiapkan jadwal untuk masa depan dalam pikirannya, tetapi untuk saat ini, dia mendengarkan dengan tenang cerita

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***