Tiara melihat chika yang tengah bersantai di dalam kamarnya.
"Chika.. "
"Iya kak" Melihat ke arah tiara.
"Bisa bantu kakak gak? "
"Apa? "
"Tolong temenin kakak cari kayu bakar"
"Gak mau ah! Chika capek mau tidur"
Seraya menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.
"Ka ayolah, temenin kakak sebentar aja kok" Bujuk tiara.
"Apa sih kak, chika udah bilang chika capek! "
Membuka selimutnya & melihat ke arah tiara dengan wajah kesal.
"Pergi aja sendiri" Tambahnya sambil menarik kembali selimutnya.
"Tiara... Tiara... " Bu nani menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tiara yang masih berada di rumah.
Kamu bisa pergi sendiri lagi pula kamu itu udah besar, masa cari kayu bakar deket sini saja takut! " Ujar bu nani yang tiba tiba ada di belakangya.
"Kalo apa apa takut, apa apa gak bisa terus kamu mau jadi apa hah! " Tambahnya.
"Tiara pergi dulu bu, assalamu'alaikum... "
"Waalaikum salam... " Jawab bu nani pelan agar Tiara tidak mendengarnya.
Anak itu selalu membuatku emosi! Umpat bu nani sambil menatap tajam langkah Tiara.
"Huh! Kalo di suruh susah!
Tidak bisa kah dia bergerak cepat, cekatan dikit jadi orang lamban sekali" Gumam bu nani kesal.
"Satu lagi, suka sekali dia mengganggu adiknya, apa sih maunya anak itu!"
"Agh, kepalaku pusing gara gara dia" Memegangi kepalanya
Tiara pergi mencari kayu bakar sendirian di kebun karet yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumahnya dengan membawa sebuah gerobak dorong.
"Mau jenguk pak yasir ya... Di ujung sana" Mangjamal memberi tahu, ia merupakan salah satu pekerja yang juga bekerja di kebun karet itu.
"Gak mang, tiara cuma mau cari kayu bakar di deket-deket sini saja"
"Oh, ya silahkan banyak ini , itu di sana juga"
Menujuk ke arah ranting-ranting yang berserakan.
"Iya mang terima kasih"
"Ya sama sama"
Tiara sibuk mengumpulkan ranting-ranting sehingga ia tidak melihat pak Ramdan bu Erni lewat di dekatnya.
Bu Erni & suaminya baru saja kembali dari kebun kelapa sawit yang merupakan pekerja di kebun tersebut.
"Eh nak Tiara " Sapa bu Erni ramah.
Tiara membalas hanya dengan senyuman.
"Cari kayu bakar ya? "
"Iya bu,"
"wah, rajin sekali kamu nak, ibu tadi mencari jamur kelapa sawit, dapat banyak ini sebagian buat kamu" Sambil menyodorkan kantong plastik yang berisi jamur.
"Terima kasih banyak bu" Ucap tiara senang.
"Iya sama-sama, ibu pulang dulu ya.
Kamu hati-hati" tambahnya.
"Iya bu"
Tiara melirik jam dinding sudah menunjukkan pukul 15:05 WIB
Ia bergegas ke dapur, melakukan tugasnya setiap sore agar tidak kemalaman lagi.
Pukul 19.00 WIB keluarga pak Yasir makan malam bersama
Tumis jamur sawit, tempe goreng & sambal goreng.
Hanya menu sederhana namun mereka tampak sangat menikmati.
"Ini bisa kamu masak cepat kalo gak malas" Celetuk bu Nani.
"Dari mana kamu mendapatkan jamur ini? Maling ya? " Tambahnya.
"Astaghfirullah... Ini di kasi bu Erni, Tiara gak pernah nyuri bu"
"Halah! "
"Sudah bu gak baik ribut-ribut di depan makanan" Ujar pak Yasir
Tiara senang mendengarnya, secara tidak langsung ayahnya membelanya walau kadang-kadang ayahnya juga sering memarahinya.
Bu Nani menatap keduanya sinis.
Tiara masuk ke dalam kamarnya, membongkar isi tasnya hendak mengganti buku sesuai jadwal besok.
Ia menemukan selembar kertas terselip di antara buku buku.
"Apa ini? "
mengambil kertas tersebut yang ternyata isinya sebuah pesan singkat.
Lalu ia membacanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
uĽîĻ🍀⃝⃟🐛🌽
eehhh...ada nama ku🤣🤣
2022-01-22
1
Ria Diana Santi
Bu Nani jangan emosi mulu Bu. Ntar, makin keriput! Kabur ah! Sebelum di lempar ma parang ma si Bu Nani. 🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
2021-08-14
1
lalalisa
Hai kakak ceritanya menarik aku suka, Udah aku like and Rate.
Btw mampir juga yuk ke karya ku, judulnya: "pengagum kakak santri"
2021-01-19
4