Chapter 4

"Gak ada apa apa sayang... Aku cuma senang saja karena sahabatku ini ternyata masuk sekolah, ku kira kamu bolos karena sudah jam segitu kamu belum juga muncul"

Risty menunjuk ke arah jam dinding yang tergantung di atas papan tulis menunjukkan pukul 07.28 yang artinya 2 menit lagi bel masuk berbunyi.

"Oh, maaf aku bangun kesiangam hari ini"

Tiara beralasan.

"Tumben"

"Hehe, lagi pula kapan aku bolos"

"Gak pernah sih, iya deh kamu kan anak teladan di sekolah ini"

Tiara hanya mencubit pipi bakpao risty.

"Aww... Sakit tau" Mengelus pipinya.

Bel tanda masuk pun berbunyi,

Tak lama kemudian bu titin guru matematika masuk dan pelajaranpun di mulai.

Bu Titin adalah guru killer di sekolah itu.

Bu Titin menjelaskan materi tentang pengolahan data, semua murid memperhatikan.

Tidak ada yang berani berisik, mereka fokus pada materi di tambah sebentar lagi mereka akan menghadapi Ujian Nasional.

2 jam sudah berlalu, proses belajar mengajar berjalan lancar.

Waktunya istirahat.

"Ke kantin yuk" Ajak ayu pada tiara dan risty yang tengah merapikan buku mereka.

"Ayo" Risty menyetujui ajakan ayu dan menarik tangan tiara.

Mereka bertiga berjalan menuju kantin.

"Tungguin, barengan dong... "

Teriak tini & dewi sambil terengah-engah.

Mereka berlima sekarang.

Tiba tiba "BUG" Sebuah bola sepak menghantam wajah tiara, tiara pingsan.

Risty, ayu, dewi dan tini panik, mereka segera membawa tiara ke uks.

Risty melaporkan kejadian tersebut pada guru.

Ricko, bayu, dika, arya, doni & roby mendapat hukuman karena ulah mereka.

Pulang sekolah, tiara langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur,

Kepalanya pusing karena terkena bola sepak tadi.

Ia berdiri lalu menuju dapur untuk makan siang karena perutnya sudah lapar.

Ia menikmati makanan yang di masak ibunya yang menurutnya sangat enak.

Ikan goreng, tumis kangkung & Sambal bawang.

Tiara makan dengan lahap tanpa sadar nasinya hampir habis oleh dirinya sendiri.

Ia menghentikan makannya dan panik apalagi ayahnya belum pulang dan makan siang.

"Astagfirullah... Gawat kalau ibu tahu ini"

"Aku akan memasak nasi lagi"

Tiara membuka wadah beras dan hendak memasak nasi.

Di saat bersamaan bu nani muncul dan...

"Ya ampun tiara! " terika bu nani lantang.

" Rakus sekali kamu!, kamu habiskan nasi sebanyak itu!" Bu nani menggeleng-gelengkan kepala.

" kamu gak mikirin ayahmu yang juga belum makan, kamu hanya mengeyangi perutmu sendiri! " Mata bu nani terbelalak menatap tiara.

"Maaf bu, ini tiara akan memasak nasi lagi"

Ucap tiara dengan penuh sesal.

Bu nani pergi membiarkan tiara sambil menggerutu

"Menghabiskan berasku saja!

" Bu, chaca mau makan lagi" Pinta chaca pada bu nani

Bu nani mengambilkan makanan untuk chaca sambil sedikit membanting-banting sendok karena ia kesal..

Bu nani menatap penuh amarah kearah tiara yang tengah mencuci beras, tiara pura pura tidak melihatnya.

Tiara masuk ke dalam kamarnya, merebahkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan matanya.

Ia tidur karena kepalanya masih terasa pusing.

"Tiara! " Teriak bu nani.

Tiara bangun lalu "menghampiri ibunya.

" Ada apa bu? "

"Gak ada kerjaan lain kah selain tidur!"

"Kepalaku pusing bu"

"Alasan saja, tuh kamu lihat kayu bakar sudah habis"

"Sorean dikit bu, tiara mau istirahat dulu kepala tiara masih pusing "

Bu nani mengeleng-gelengkan kepalanya.

"ck ck ck Suka sekali kamu mengulur-ngulur pekerjaan, nanti sore terburu buru" bu nani menatap tiara sinis.

"Baik bu tiara akan mencari kayu bakar sekarang"

"Bagus! " Ketus bu nani.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***