Surabaya
Saat ini Satya sedang menatap foto istri kecilnya, jam sudah menunjukkan jam 1.30, tapi dia belum juga bisa tidur, sudah berapa kali bolak-balik menganti posisinya, Satya bangun mengambil handphonenya di atas meja.
Satya melihat kontak nama istrinya yang belum di ganti masih dengan nama penganti, Satya menghela nafas panjang, di otak-atiknya ponselnya lalu tersenyum melihat tulisan 💞 Mmy 💞 , "Argggg....bisa gila lama-lama pisah dengannya" teriak Satya terlihat sangat frustasi.
Satya keluar kamar melihat bik Sum sedang menelepon seseorang, bik Sum terkejut saat melihat Satya menghampirinya.
Bik Sum memberi kode ke Satya untuk mengambil handphonenya, Satya saat melihat nama di handphonenya bik Sum terlihat bahagia. Satya menuju kulkas untuk mengambil minuman dingin.
Satya tersenyum mendengar ocehan istrinya yang tidak bisa tidur.
"Mmy," suara Satya membuat Senja terdiam di sebrang sana.
"Huwaaa....bik, lama-lama Senja bisa gila pisah sama mas Satya, bik apa aku terlalu merindukannya sampai aku merasa mendengarkan suaranya memanggil Mmy," ucap senja.
"Ini Bby sayang," ucap Satya lembut.
"Bby?" suara Senja terdengar oleh Satya.
"Ia sayang, kenapa belum tidur?" tanya Satya.
"Hiks....hiks...hiks...Bby, Mmy kangen pengen bobok sambil peluk Bby," terdengar Isak Senja.
Satya mengusap wajahnya frustasi, mendengar suara Senja pasti sedang menangis.
"Sayang kita video call ya." kata Satya, tak lama Menghubungi Senja via video. Satya tersenyum saat melihat wajah istrinya.
"Bby, Mmy enggak bisa tidur," ucap Senja.
"Kenapa tidak telepon Bby tadi?" tanya Satya.
"Mmy takut menggangu istirahat Bby," jawab Senja.
"Sekarang istirahatlah, jangan matikan handphonenya Bby temani dari sini," kata Satya.
Senja tersenyum, di sandarkannya handphonenya di guling menghadap ke wajahnya, Setelah lima belas menit Senja sudah tertidur. Satya memutuskan video callnya, dan melangkah menuju kekamarnya karena matanya sudah mulai mengantuk, sampai kamar Satya memejamkan matanya, tak lama larut dalam mimpi indah.
Kediaman Kakek Roby.
Setelah mendengarkan laporan dari orang suruhannya, Kakek Roby mengepalkan kedua tangannya. Kakek Roby menghubungi bik Sum, akan memastikan apa benar Senja sekarang di Jakarta.
Kakek Roby mendengus kesal, karena bik Sum tidak mengangkat teleponnya, saat bersamaan Rendy datang dengan mama murni.
"Pa, apa belum ada kabar di mana sekarang Mentari?" tanya mama Murni.
Kakek Roby langsung merubah raut wajahnya yang tadinya marah, sekarang sudah normal lagi di depan istrinya.
"Mama sabar ya, secepatnya mereka akan menemukan Mentari," jawab Kakek sambil duduk di samping istrinya.
"Tapi Pa, Mama merasa khawatir, Mentari belum pernah pergi sendirian, apa lagi saat tengah malam dia keluar dari rumah." mama Murni terlihat sangat khawatir.
"Secepatnya Mentari akan pulang!" ucap Papa Roby.
Mama Murni hanya diam, ia merasa suaminya menyembunyikan sesuatu darinya, sebenarnya Mama Murni juga kangen dengan cucunya, selama Senja menikah mereka belum bertemu, saat Senja kerumah Mama Murni sedang berlian ke Jakarta.
"Rendy, " panggil mama Murni
"Ia Ma, ada apa?" tanya Rendy langsung menghampiri Mamanya.
"Antar Mama kerumah Satya," ucap mama Murni.
Mendengar permintaan Istrinya, Papa Roby tersenyum tipis, ini waktunya mengetahui Senja di mana sekarang, kata hatinya.
"Apa Papa enggak sibuk?" tanya mama Murni sambil melihat suaminya.
"Untuk Mama apa yang enggak," goda Papa Roby.
Mama Murni hanya melengos menanggapinya. sedangkan Rendy hanya diam, ia tahu Mamanya sebenarnya tidak ingin di antar sang Papa.
Keduanya masuk ke mobil yang di kemudikan oleh asisten papa Roby yang bernama Ronal, selama di perjalanan hanya ada ke heningan di dalam mobil.
Setelah menempuh perjalanan empat puluh lima menit mereka sampai di rumah besar tapi terlihat asri.
Kakek Roby menuju ke teras di lihatnya bik sum sedang duduk dengan bik Ida menikmati teh hangat.
"Assalamualaikum," ucap Kakek Roby.
"Walaikumsalam," jawab bersamaan bik Ida dan bik sum.
Bik Sum melihat siapa yang datang sangat terkejut, pasalnya Satya tidak ada di rumah.
"Nyonya, T....tuan," sapa bik Sum gugup sambil menunduk.
Mama Murni yang tau bik Sum ketakutan segera mendekatinya.
"Bik, enggak menyuruh kami masuk," ucap Mama Murni dengan suaranya yang terlihat seperti menahan marah.
"Ia Nyonya, Tu...tuan silahkan masuk," kata bik Sum masih dengan gugup.
"Ehmmm," hanya itu yang keluar dari mulut Kakek Roby.
"Bik tolong panggil Senja!" perintah Kakek.
Bik Sum langsung terdiam kaku saat Tuan besarnya menyuruh memanggil Senja. bik sum yang terlihat panik langsung merasa lega saat melihat Satya masuk dengan buru-buru.
Satya terkejut melihat ada Kakek Roby dan istrinya, " Kakek," sapa Satya sambil melangkah menghampirinya.
Kakek Roby menatap Satya dengan tatapan yang susah di artikan.
"Kenapa Kakek tidak kasih tau kalau mau datang? pasti Satya tidak akan pergi kerja tadi," ucap Satya sambil tersenyum.
"Maafkan kami Nak," kata Nenek Murni menimpali pertanyaan Satya.
"Ia Nek, enggak apa-apa," balas Satya.
"Kami kesini mau bertemu dengan Senja!" kata Kakek sambil melihat cucu menantunya.
"Maaf Kek, Senja Minggu depan baru pulang, karena ingin lebih lama di Jakarta." jawab Satya dengan tenang.
"Dimana Cucuku tinggal?" tanya Kakek dengan nada ketusnya.
"Di tempat Rania, dia adik sepupu saya," jawab Satya.
Kakek Roby langsung menatap Satya dengan tajam, seakan dia lupa kalau saham perusahaan yang milikinya 50% milik grup Nugraha.
"Kalau kamu tidak bisa menjaganya! kembalikan dia padaku, jangan kamu tinggalkan dia di sana dengan saudaramu!" bentak Kakek Roby sambil menunjuk wajah Satya.
Satya berusaha menahan emosinya, kalau bukan karena Kakek Istrinya, pasti malam ini perusahaan Kakek Roby tinggal nama.
Setelah mengucapkan kata-katanya, Kakek Roby pergi meninggalkannya Satya yang masih menahan emosinya.
"Brengsek!" teriak Satya dengan menendang sofa di sampingnya.
Setelah itu Satya mengingat Kenapa tadi di buru-buru pulang, Satya segera naik lantai dua menuju ruang kerjanya, di ambilnya map berwarna biru, setelah itu Satya segera pergi.
Sampai di mobil Satya langsung duduk di samping Ranga.
"Bos," Panggil Ranga.
Satya yang tahu ke mana arah pertanyaan Ranga hanya bisa mengangguk.
"Gue heran Ga, datang marah-marah langsung nunjuk-nunjuk ke wajah gue gara-gara Senja gue tinggal di Jakarta," kata Satya sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
"Apa dia tahu kalau Senja sama Yoga?" tanya Ranga.
"Lo tau foto yang Lo kirim ke Arga kemarin," kata Satya.
"Ia," jawab Ranga sambil menjalankan mobil meninggalkan rumah Satya.
"Dia anak Ronald yang bernama Arnold, yang selama ini di utus oleh Kakek Roby untuk mengawasi Yoga," ucap Satya.
"Berarti Kakek tua itu sudah tau, kalau Senja sama kedua orang tuanya," tebak Ranga.
"Iya, tapi tadi gue sengaja bilang kalau senja bersama Rania," kata Satya sambil tersenyum tipis.
"Lo harus hati-hati bro," ucap Ranga mengingatkan sahabatnya.
"Kita lihat saja apa yang akan dilakukannya!" jawab Satya tersenyum sinis.
Ranga yang mengerti maksud dari ucapan Satya ikut tersenyum.
"Arga bilang kalau orang tua suruhan Kakek Roby sekarang tinggal di rumah Yoga.
"What..! teriak Ranga yang terkejut langsung ngerem mendadak.
"Ranga....., geram Satya yang hampir diri terbentur dashboard mobil.
"Maaf Bos, jujur gue kaget," ucap Ranga sambil tersenyum takut melihat wajah Satya yang moodnya sedang buruk.
"Hah...., lo hampir membunuh gue, gue enggak mau mati sebelum merasakan surga dunia," ucap Satya.
Ranga hanya bisa menatap sahabatnya itu dengan ambigu.
bersambung ya
jangan lupa dukung aa, biar sejak semangat untuk upnya, degan cara 👍 dan votenya 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Juan Sastra
nyontek kata kata senja tu..
2022-06-20
1
𝙦𝙞𝙡𝙡𝙖 𝙋𝙆𝙓𝘿 🗿
yaa kaan feeling aku si Wati cuma drama 😏
2022-01-08
0
Sumarni
seru
2021-12-21
0