Setelah menjalankan sholat Maghrib Satya dan Senja mulai bersiap akan pergi ke hotel, Satya sedang telepon dengan rekan bisnisnya, Senja yang mendengar dari obrolan suaminya sepertinya teman akrab.
"Bby, cepat pakai bajunya, nanti kita terlambat," ucap Senja sambil memberikan jas warna hitam dan kemeja warna abu-abu.
Satya segera mengakhiri teleponnya, dan memakai baju yang di siapkan Senja, Satya tersenyum saat dirinya pakai baju Senja langsung membelakanginya.
"Mmy sudah," ucap Satya sambil memberikan dasi ke Istrinya.
"Bby duduk, Mmy enggak sampai," kata Senja.
"Ingat nanti jangan jauh-jauh dari Bby, dan Ranga," ucap Satya.
"Ia Mmy ingat," jawab Senja.
"Mmy enggak ganti baju?" tanya Satya.
"Ganti dong sayang, masak pakai baju tidur perginya," jawab Senja sambil mendorong tubuh Satya keluar kamar.
Setelah Satya keluar, Senja segera merias wajahnya, karena dulu pernah kerja part time di salon, Senja tidak kesulitan untuk mengaplikasikan make up-nya.
Senja menatap wajahnya di cermin, setelah itu Senja mengganti bajunya dengan gaun malam yang sederhana tapi terlihat elegan.
Satya, Ranga dan Arga setia menunggu Senja, terdengar langkah menghampirinya, ketiganya langsung menoleh.
Satya merasa tidak percaya kalau wanita yang di depannya ini adalah istri kecilnya. Arga dan Ranga sangat terpesona melihat ke anggunan Senja.
"Bby, maaf lama," ucap Senja merasa tidak enak melihat tiga pria sudah menunggunya.
"Enggak apa-apa sayang, kamu cantik sekali rasanya Bby enggak rela membiarkan mata laki-laki lain menatap istri Bby," kata Satya.
"Ih..., Bby lebay," sahut Senja
Setelah menempuh perjalanan empat puluh menit Satya sampai di hotelnya, dari jauh Satya melihat Rania seperti sedang mencari seseorang.
"Sat, lihat," kata Ranga menunjuk ke Rania.
Senja ikut menoleh, Senja langsung tersenyum tipis, mata Senja memperhatikan para tamu undangan berpakaian anggun dan terlihat cantik.
"Om Ranga," panggil Senja.
"Aih..., sudah penampilan seperti ini masih di panggil Om," gerutu Ranga.
Senja dan Satya tersenyum menatap Ranga yang terlihat kesal.
"Om enggak mau cari pasangan?" tanya Senja ke Arga yang berdiri di sampingnya.
"Ngapain nyari, ini sudah ada di samping," jawab Arga yang langsung di tatap tajam oleh Satya.
"Santai bro," ucap Ranga.
"Senja, sebenarnya kami tidak suka tempat keramaian seperti ini, jadi kamu ada tugas," ucap Ranga.
"Tugas apa Om?" jawab Senja.
"Jagain kita bertiga," jawab semua kompak.
Senja yang terkejut langsung melebarkan matanya, mana ada cewek yang jaga cowok, batin Senja.
"Enggak terbalik ya, Om." Kata Senja.
"Enggak," jawab bersamaan.
Senja hanya menatap jengah, melihat tiga lelaki di dekatnya, tak lama ke empatnya masuk keruangan yang sudah ramai, saling sapa dan tanya Kabar.
Satya yang sedang asyik ngobrol dengan rekan kerjanya yang sudah lama tidak bertemu, sampai lupa dengan Senja yang berdiri di belakang Satya.
Senja yang melihat Arga segera menghampirinya, Arga melihat Satya sibuk menyapa tamu undangan, saat Satya membalikkan badan terkejut, saat tidak melihat istrinya sudah tidak ada di belakangnya.
Satya segera permisi dengan rekan bisnisnya, Satya melihat Senja sedang duduk di meja sambil memakan cemilan di temani Arga.
Saat Satya akan menghampiri istrinya tidak sengaja bertemu dengan Yoga.
"Hai bro," tegur Yoga yang terlihat datang dengan sekertaris Shinta,
"Apa kabar?" tanya Satya.
"Alhamdulillah seperti yang Lo lihat," jawab Yoga.
"Lo datang sama siapa? si kembar mana? tanya Yoga.
Saat Satya akan menunjuk istrinya, tapi senja sudah tidak ada duduk di dekat Arga.
"Itu mereka," ucap Satya.
"Lo duluan ya, gue mau temui yang membuat acara dulu, nanti gue nyusul," sahut Yoga.
Satya segera menghampiri Arga, yang masih duduk di meja yang sama dengan Senja tadi.
"Senja mana Ar?" tanya Satya .
"Ketoilet," jawab Arga.
"Eh...., tadi gue ketemu Yoga," kata Satya.
"Mana to anak, sudah lama enggak ketemu," ucap Arga.
"Lagi jumpa pak Bambang," jawab Satya.
Senja yang sedang berjalan ke arah toilet tidak sengaja menabrak seseorang.
Brukk
"Ah....,maaf," ucap Senja dengan merasa bersalah.
"Ia enggak ap...., Meta," ucap wanita yang tak lain adalah Shine.
"Maaf, sepertinya Anda salah, saya bukan Meta," jawab Senja sambil tersenyum.
Setelah itu Senja segera pergi meninggalkan Shinta yang masih bengong, Mentari yang melihat Shinta bengong langsung menegurnya.
"Shin, lo kenapa? lihat hantu lo ya," tanya Mentari.
"Ah...., bukan gue tadi kayak lihat lo, tapi?" ucap Shinta terpotong karena langsung di tarik oleh Mentari.
"Shin, mas Yoga dimana ya?" tanya Mentari.
"Laki lo pasti sedang sama pak Bambang." jawab Shinta.
Yoga yang sedang menuju ke meja Satya, terkejut melihat wanita mirip istrinya, yang membedakan badan meta tinggi.
'Siapa dia, kenapa sangat mirip dengan Meta, tidak mungkin itu Senja, batin Yoga.
"Mas," ucap Mentari.
"Ia sayang, kok lama sekali," ucap yoga.
"Tuh..., bini lo, sakit perut," sahut Shinta.
Yoga yang mendengar istrinya sakit langsung panik, di pegangnya dahi Mentari.
"Enggak panas," ucap Yoga.
Shinta yang melihat Yoga seperti itu rasanya ingin sekali memukulnya.
"Aku enggak apa-apa Mas, jangan dengerin ucapan Shinta," kata Mentari tersenyum.
"Dasar bucin," gerutu Shinta.
"Ya sudah, ayo kita gabung sama sahabatku," ucap Yoga.
Yoga berjalan menuju meja Satya di ikuti oleh Mentari dan Shinta, Sampai di meja mereka langsung duduk, karena acaranya segera di mulai.
Senja yang baru datang tidak menyadari kehadiran Ibunya yang duduk menghadap ke arah panggung.
Senja memilih duduk di samping kiri Satya.
Satya tersenyum melihat istrinya yang baru datang, langsung di genggamnya tangan Senja dengan lembut
Acara sudah sampai di pengumuman predikat pengusaha muda bisa di jadikan contoh bagi anak-anak muda yang ingin terjun di dunia bisnis.
Setelah beberapa nama yang muncul, nama Arga di panggil dan Yoga, serta ada beberapa orang yang naik ke panggung.
Setelah selesai, di setiap predikat tadi di harapkan menyumbangkan lagu, Arga sempat panik saat perwakilan dari grup Nugraha, di harapkan untuk turut serta.
"Sat, bagaimana Ini?" tanya Arga.
"Gue enggak tahu," jawab Satya.
"Lagian kenapa Intan enggak lo ajak!" gerutu Ranga.
"Gila lo, Intan lagi hamil tua," jawab Arga kesal.
"Bby, boleh Mmy naik," ucap Senja.
Satya menatap istrinya, seperti tidak rele kalau istrinya akan di perhatikan oleh banyak pria lain nantinya.
"Boleh ya Sat," ucap Arga memohon.
"Hah...., tapi jangan genit ya," ucap Satya.
"Ia Bby sayang, uluh... uluhhhhh..., makin makin menggoda kalau lagi cemberut," ucap Senja sambil mengusap pipi Satya.
Arga dan Ranga tersenyum geli melihat tingkah Senja, bagaimana si gunung es enggak meleleh mendapatkan perhatian seperti itu dari istrinya.
Bersambung ya...
mohon dukungannya dengan like 👍 dan votenya.
Terima kasih 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Waahh bakal seru nih,Yoga,Mentari, Senja udah ngumpul di sini..gimana ia saat mereka saling ketemu?🤔🤔😂
2024-07-16
0
Qaisaa Nazarudin
MANA TUH ANAK?? Emangnya mereka seumuran ya? Mentari aja umurnya 35 tahun,masa ia Yoga umur 28-29 tahunan??
2024-07-16
0
Qaisaa Nazarudin
Duuhh aku langsung deg degan nih,Yoga ketemu Senja,Kenal gak ya Yoga sama Senja??
2024-07-16
0