Sore hari Senja merasa sudah segar, di lihatnya sekelilingnya, Senja bangun menuju kamar mandi setelah selesai Senja segera sholat asar terlebih dahulu.
Satya berlahan membuka pintu kamar, di lihatnya istri kecilnya sedang sholat dengan khusyuk.
Satya duduk di tepi ranjang menuggu Senja selesai.
Senja selesai sholat terkejut melihat ada Satya sedang menatapnya sambil tersenyum.
"Bby, kapan masuk?" tanya Senja langsung mencium bibirnya Satya.
Satya terkejut dengan sikap istrinya yang seperti angsa main nyosor aja, tapi dalam hatinya merasa senang.
"Saat kamu sholat tadi, Bby sudah di kamar," jawab Satya sambil mengusap rambut Senja.
"Sayang, lusa Bby ingin kamu ikut ke Jakarta, apa kamu bisa?" tanya Satya dengan lembut.
"Dalam rangka apa Bby?" tanya balik Senja.
"Acara pertemuan pengusaha muda, Bby dapat undangan, di undangan tertulis dengan pasangan," ucap Satya.
"Yehhhh.."Sorak Senja langsung melompat ke pelukan Satya, Satya yang terkejut tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya, langsung terlentang di kasur.
Senja yang begitu bahagia mau di ajak ke Jakarta tidak menyadari kalau perbuatannya yang duduk di perut Satya bisa membuat Satya Kilaf.
"Sayang, turun ya," kata Satya sambil menahan sesuatu yang sudah bangun dari dirinya.
"Bby, terima kasih mau membawaku ke Jakarta," ucap Senja tidak memperdulikan ucapan Satya.
Satya langsung membalikkan keadaan, dikukungnya tubuh istrinya, dengan nafas yang memburu.
Senja yang menyadari, sudah membangunkan singa tidur hanya bisa nyengir kuda, tapi bukan Senja namanya kalau tidak bisa lepas dari kukungan Satya.
"Sayang, maaf," ucap Senja dengan gerakan cepat, senja meloloskan diri dari Satya tanpa menyakiti suaminya.
Satya yang sekarang posisinya terlentang, mengusap wajahnya frustasi, sedangkan Senja lari keluar kamar.
Senja melihat ada bik Sum dan bik Ida sedang memasak di dapur tersenyum, ternyata Kakeknya mengabulkan permintaannya untuk memindahkan Bik Sum ke rumah Satya.
Senja melangkah pelan-pelan, sampai di belakang bik Sum, Senja langsung berteriak.
"Kebakaran...." teriak Senja, bik Sum yang latah ikut berteriak keras.
Bik Ida yang tidak tau kalau Nona mudanya sedang mengerjai bik Sum langsung ikut panik dan ikut berteriak.
Satya dan Ranga yang sedang di ruang kerja mendengar suara ribut-ribut segera keluar.
Ranga dan Satya melihat Senja lari memutari meja di ikuti bik Sum dan bik Ida sambil berteriak kebakaran, hanya diam mematung.
"Sat," tegur Ranga.
Satya menoleh ke Ranga, Satya ingat cerita Kakek Roby kalau Senja suka mengerjai bik Sum.
"Stop!..." ucap Satya dengan wajah garangnya.
Ketiga wanita beda usia itu langsung berhenti dengan nafasnya yang ngos-ngosan, Satya menatap tajam ke Senja, langsung menarik tangan Senja di bawanya ke kamar.
Sedangkan bik Sum dan bik Ida menunduk di depan Ranga.
"Lanjutkan memasaknya lagi," ucap Ranga sambil menghela nafas,
Ranga kembali lagi masuk ke ruangan kerja Satya karena banyak yang harus di cek.
Kamar Satya.
Senja duduk di tepi kasur sambil menunduk, ada rasa takut saat melihat tatapan tajam Satya tadi, Satya duduk di samping Senja.
"Kenapa selalu kamu kerjain bik Sum?" tanya Satya.
"Maaf," ucap Senja dengan suara bergetar menahan tangisnya.
Satya langsung memeluk istrinya, merasa bersalah sudah membentaknya tadi, di usapnya kepala Senja dengan lembut.
"Sayang, bik Sum sedang masak, apa lagi dia latah, kalau kaget dia bisa melukai bik Ida atau kamu," ucap Satya lembut.
"Janji enggak ulangi lagi," kata Senja.
Satya memegang dagu Senja, di tatapnya mata yang sudah akan menangis itu, lalu Satya mengecup mata Istrinya yang sudah basah.
"Sekarang minta maaflah sama bik Ida dan bik Sum," ucap Satya lembut.
Senja mengangguk lalu keluar dari kamar menuju ke dapur, Satya mengikuti istrinya.
"Bik, maafkan Senja, Senja janji tidak akan seperti itu lagi," ucap Senja sambil menunduk.
Bik Sum yang tau bagaimana Nonanya sejak kecil itu ingin memeluk Senja, tapi karena Senja tidak ingin terlihat lemah langsung lari ke taman belakang, duduk di bawah pohon dengan menyembunyikan wajahnya di lutut.
Satya yang akan menyusul Senja langsung di tahan bik Sum.
"Biarkan tenang dulu Den," kata bik Sum. Satya mengurungkan niatnya, lalu menatap bik Sum.
"Bik, ikut saya," ucap Satya lalu melangkah menuju ruang kerjanya.
"Bik" ucap Ranga melihat bik Sum yang berdiri di pintu.
"Duduklah bik," ucap Satya sambil duduk si sofa.
"Ada apa ini?" tanya Ranga.
"Bik, tolong ceritakan tentang Senja jangan ada yang ditutupi," kata Satya tegas.
Bik Sum menarik nafas dalam-dalam, lalu menceritakan ke Satya, kalau Senja itu sebenarnya rapuh, tapi selalu terlihat ceria untuk menutupinya.
Bik Sum juga cerita Senja sering kena buli di sekolahnya, makanya Senja tidak pernah punya teman. Senja anak yang cerdas, buktinya selalu mendapat beasiswa dari SMA dan masuk kuliah.
Satya tertegun mendengar cerita bik Ida, selama ini di kira Senja Memeng gadis yang manja dan suka berbuat semaunya, ternyata salah.
"Bik Ida tau, kalau Senja bisa bela diri?" tanya Satya.
"Tau Den, karena bibik yang menyuruhnya waktu Nona kelas 2 SMP. sampai sekarang masih sering berlatih." jawab Bik Ida.
Satya dan Ranga saling pandang, lalu keduanya tersenyum, saat mengingat bagaimana Senja melawan Mery.
"Baiklah bik silakan kembali membantu bik Ida." ucap Satya.
"Buat dia bahagia bro, Kalau enggak mau lepas buat gue," goda Ranga yang langsung mendapatkan lemparan buku dari Satya.
Satya keluar menuju taman belakang, di lihatnya istrinya berbaring di bangku taman sambil memejamkan mata, Satya melihat air mata Senja masih mengalir, dan Isak tangisnya masih terdengar.
Satya jongkok di depan bangku taman, di kecup kening Senja dengan lembut, Senja membuka mata melihat suaminya di sebelahnya langsung melompat berhambur ke pelukan Satya.
Lagi-lagi Satya harus jatuh terlentang dengan kepala membentur akar pohon, shit selalu saja bikin aku jatuh, batin Satya mengumpat.
"Jangan marah lagi," ucap Senja dengan wajah yang cemberut.
Satya langsung duduk menarik Senja ke pangkuannya, dan mengecup berulang mata sembab istrinya.
"Maafkan Bby sayang," kata Satya.
Senja yang mendengar langsung tersenyum, di peluknya erat suaminya yang selalu sabar menghadapinya.
Senja melihat Ranga berdiri sambil menggelengkan kepalanya, melihat Satya yang selalu mencair dengan tingkah Senja.
"Om Ranga, sini ikut Peluk," ucap Senja tanpa bersalah. Satya langsung menyentil kening Senja dengan kesal.
"Enggak Senja! Om masih sayang sama nyawa Om" jawab Ranga.
"Ingat Senja, kamu enggak boleh peluk laki-laki lain, selain suamimu sendiri," ucap Satya dengan nada kesal.
"Uhhhhh.... posesif, tapi aku suka," jawab Senja
Ranga akhirnya tertawa mendengar ucapan Senja, sedang Satya membuang tatapan ke arah lain, benar-benar di buat tidak berkutik, oleh istri kecilnya.
Bersambung ya...
Mohon dukungannya dengan cara 👍 dan votenya terima kasih 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
mega keyna
cakep thorr,tokoh utamanya,,, ngk tau nnti di berikutnya,kl skrg msh 👍👍👍👍
2022-05-31
1
Bonaria Simbolon
lucu banget senja...😁😂😂
2022-03-15
0
Nabila 😘😘
sabar Satya,maklum masih labil 😅😅
2022-01-29
1