Suasana di rumah Kakek Roby terasa tenang, sore itu seperti biasa Senja sedang menyiram bunga di taman belakang, tanpa Senja sadari Satya memperhatikan dari jendela lantai dua kamarnya.
Pov Satya.
Sampai sekarang aku tidak percaya, Setelah 3 tahun perpisahanku dengan Mery, tidak pernah terpikirkan olehku untuk mengenal wanita, apa lagi harus menikah.
Tapi Malam itu semua berubah, Bunda menyuruhku menikah dengan anak sahabat Ayah, sebenarnya aku menolaknya, tapi Bunda mengancamku akan Bunuh diri, aku kira hanya gertakan semata enggak tahunya, Bunda benar-benar melakukannya dengan cara memotong denyut nadinya di tangannya, sampai Ayah benar-benar marah padaku.
"Satya Ayah dan Bunda tidak pernah minta apa-apa padamu Nak, jadi anggap Ayah adalah temanmu. sebagai teman Satya saya memohon untuk kesembuhan istriku, tolong turuti kemauannya." ucap Ayah sambil bersujud di kakiku,.
"Ayah jangan seperti ini aku mohon, Satya janji akan mengikuti kemauan Bunda," ucapku Ayah Nugraha langsung memelukku dengan Erat.
"Terima kasih Nak," kata Ayah lalu melepaskan pelukannya.
Saat Ayah sedang menatap Bunda yang masih belum sadarkan diri . ada air mata yang mengalir di pipinya, seumur hidupku baru sekali ini aku melihat Ayah menangis, saat melihat Bunda terbaring tak sadarkan diri.
Setengah jam kemudian Bunda sadar, bunda diam tidak mau melihatku, sepertinya Bunda masih marah, aku mendekati Bunda, kupegang tangannya.
"Bunda Satya mau menikah sama anak kawan Bunda," ucapku, seketika Bunda menatapku sambil tersenyum hangat, senyum yang dua hari ini tidak pernah kulihat, sekarang bisa ke lihat lebih bahagia dari sebelumnya.
"Terima kasih Nak, Bunda yakin ini tidak akan mengecewakanmu," kata Bunda penuh dengan percaya diri, seperti waktu itu, waktu perjodohanku dengan Mery. Semoga lancar semua urusannya.
Jujur aku belum pernah bertemu dengan Mentari, kata Bunda orangnya keIbuan, punya Anak baru lulus SMA, tentu aku terkejut waktu Bunda bilang aku bakalan jadi Ayah sambung gadis yang masih berumur 18 tahun.
Saat ini aku sedang di kafe untuk bertemu dengan Radit, Radit adalah selingkuhan dari Mery, tapi entah kenapa setelah aku bercerai dari Mery Radit tidak menikahi sampai sekarang.
Saat tengah asyik duduk datang anak SMA sendirian, yang aku dengar dia sedang mencari kerja part time, selama pulang sekolah. diam-diam aku perhatikan anak itu, tanpa sengaja mata kami bertemu, dia tersenyum sangat manis padaku, entah mengapa hatiku senang waktu anak itu terus memperhatikanku.
Saat pelayan datang kuberikan kartu namaku,
"Tolong berikan kepada anak itu," ucapku , saat anak itu menerimanya, Bukannya di masukan tas, malah di gunakan buat mengaduk kopi, ih dasar ceroboh, batinku.denagn kesal sambil menatap tajam ke arahnya.
Besok adalah hari pernikahanku, aku hanya pasrah, mengikuti apa kata Bunda, apa lagi semua undangan sudah di bagikan ke Rakan kerja Ayah dan rekan Bisnisku.
Saat aku sedang duduk santai di ruang keluarga, Ayah keluar dari kamar dengan raut muka yang tidak bersahabat, di ikuti Bunda yang mencoba menenangkan Ayah.
"Satya, ini berita buruk Mentari kabur dari Rumah," ucap Ayah dengan suara bergetar menatapku. aku hanya bisa menarik nafas panjang.
"Bagaimana kalau anaknya saja yang menikah dengan Satya, kalau tidak mau, kita batalkan kerjasama," kata Ayah dengan tegas.
"Ayah, anaknya masih kecil enggak mungkin aku menikahi anak di bawah umur," ucapku yang kesal, yang benar saja menikah dengan anak baru lulus SMA.
"Tapi Nak, acara tinggal besok lagi," kata Bunda yang sudah menangis dari tadi, mungkin Bunda sedih bila aku gagal menikah lagi, tapi lebih baik gagal menikah dari pada jadi duda yang kedua kalinya.
Ayah sedang menghubungi seseorang, tapi suaranya tidak meninggi lagi. setelah Ayah selesai menelepone, Ayah menghampiriku yang sedang menenangkan Bunda.
"Sat, besok kamu menikah dengan anak Mentari, Senja namanya, dia juga sudah setuju," ucap Ayah lalu pergi ke kamarnya. Ya Allah apa ini, aku harus menikah dengan gadis umur 18 tahun.
Hari ini suasana rumah ramai, keluarga besar sudah dari kemarin datang, tapi mereka memilih menginap di hotel.
Mobil beriring-iringan menuju kediaman Roby yang biasa ku panggil Om, sekarang menjadi Kakekku. sampai di rumah Kakek Roby kami di sambut dengan baik, aku langsung di suruh duduk dekat penghulu.
Setelah mengucapkan Ijab Kabul, dari lantai dua kulihat istriku Sangat cantik dengan balutan kebaya modern yang senada dengan warna bajuku sedang menuruni tangga.
Ayah berbisik, menyuruhku menyambutnya, aku langsung berdiri dan mengulurkan tanganku, wanita yang beberapa menit tadi ku nikahi hanya memandang tanganku, tak lama di sambut juga uluran tanganku.
Saat mau duduk terlihat begitu kesulitan, akhirnya aku membantunya. setelah selesai resepsi aku melihatnya sangat lelah, tapi aku tetap tak acuh padanya.
Sampai kami di kamar, gadis kecil itu selalu memanggilku Om, apa aku setua itu, batinku.
Pagipun datang kulihat dia sudah bangun, tapi aku pura-pura tidur, karena kebiasaanku tidur hanya pakai celana pendek. saat dia bangun menarik selimut langsung mengucapkan istighfar melihatku.
Yang membuatku suka dia membangunkanku karena waktu Subuh sudah mau habis, ada rasa senang di hatiku.
Tak lama istri kecilku keluar kamar, aku mulai perhatikan seluruh ruangan, tidak jauh beda dengan kamar remaja umumnya.
Deg..saat aku melihat foto di atas meja belajar, bukankah ini foto gadis SMA yang mencari kerja part time kemarin, Astagfirullah jadi anak itu yang sekarang menjadi istriku.
Pov end
Satya memandang Senja yang sedang menyiapkan sarapan dengan bik Sum, dengan terampil tangan kecilnya memotong sayuran di tangannya, saat hendak mengambil panci langsung terkejut melihatku.
"Astagfirullah Mas, kalau datang itu bersuara kenapa," ucap Senja sambil mengusap dadanya.
Bik sum yang melihat hanya menganggukkan kepalanya, Satya langsung duduk di meja makan.
"Nona buatkan suaminya minum dulu," kata Sum.
"Ia bik, Mas mau minum kopi atau teh?" tanya Senja sambil tersenyum menatap wajah tampan suaminya, apa lagi sedang menggunakan baju Koko.
"Teh saja, nanti antar kekamar ya," jawab Satya sambil pergi meninggalkan meja makan.
Senja hanya mengangguk, tak lama Senja menyiapkan teh dan roti bakar buat suaminya, bik Sum tersenyum melihat cucu majikannya itu walau masih muda tapi mengerti tanggung jawab sebagai seorang istri.
Senja berlahan membuka pintu kamarnya, di lihatnya suaminya sedang membaca buku, Satya yang melihat istrinya membawa nampan berisi teh untuknya tersenyum.
"Mas, jangan tersenyum begitu," ucap Senja cemberut. Satya langsung membulatkan matanya.
"Kenapa?" tanya Satya singkat sambil meminum teh hangat buatan istrinya.
"Senyum Mas itu terlalu manis, nanti semutnya berdatangan," jawab Senja sambil tersenyum sambil mengedipkan matanya.p
Satya yang sedang makan roti bakar langsung tersedak mendengarnya, dengan cepat senja memberikan air putih yang di bawanya tadi.
"Aduh Mas, pelan-pelan," ucap Senja sambil mengusap punggung Satya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Nah kan,Kalo Jodoh gak akan kemana..😂
2024-07-16
0
Qaisaa Nazarudin
Menurut ku Mending baru lulus SMA dari harus nikahin Janda yg jauh tuaan 10 tahunan dari kamu,Kalau suami yg lebih tuaan itu mah biasa,lha ini..ckk
2024-07-16
0
Alexa Feodora Dillak
br baca novel ini kykny seru bgt dech crtany,anak kcl dh pinter ngegombal sm om² ..😂😂😂😂
2022-07-01
0