Tak lama Satya datang dengan kedua orang tuanya dan Ranga sang asistennya, Kakek Robby yang melihat sahabatnya menjenguk cucunya merasa senang, mereka mengobrol banyak tentang bisnis. Senja hanya diam ikut mendengarkan, tak lama bunda Satya menghampiri Senja.
"Kamu harus membiasakan diri dengan obrolan mereka Nak, Bunda rasa nanti lama-lama terbiasa." ucap bunda sambil tersenyum.
"Ia Oma," jawab Senja, semua yang ada di situ langsung tertawa mendengar Senja memanggil mertuanya dengan Oma. Bunda Satya ikut tertawa juga sambil mencubit pipi Senja yang sangat mengemaskan. Satya tersenyum menatap istrinya.
"Dari dulu Senja kan selalu panggil Oma, apa salah ya?" batin Senja merasa kesal.
"Panggil Bunda Nak, bagai mana pun juga sekarang sudah menjadi Ibu mertuamu." ucap Kakek Robby.
"Ia Kek," jawab Senja singkat, tak lama orang tua Satya hendak pamit dan di ikuti Kakek Robby.
Kakek Robby mengeluarkan kantong plastik dari jasnya, Sambil tersenyum menatap Satya dan Senja bergantian, yang lain juga ikut memperhatikan.
"Senja besok kalau sudah pulang dari rumah sakit, kamu minum obat ini ya Nak." ucap Kakek Robby senyum-senyum.
"Ini apa Kek," jawab Senja sambil mengeluarkan kotak obat dan memperhatikannya, Seketika yang lain melotot melihat kotak yang di pegang Senja,Senja yang melihat semua menatapnya dengan ekspresi terkejut jadi menautkan kedua alisnya, Satya hanya memijat pelipisnya yang makin terasa pusing
"Itu obat kuat buat kamu Nak, biar bisa mengimbangi permainan Satya," ucap Kakek menjawab tanpa dosa. Senja makin bingung dan langsung melihat ke arah Satya, yang masih memijit pelipisnya.
"Emang berapa ronde Sat, Senja sampai kecapekan di rawat di rumah sakit." ucap Ayah Nugraha sambil mengedipkan matanya ke arah anaknya.
Byurrrrr..rasanya Satya ingin masuk lubang yang tidak terlihat mendengar pertanyaan Ayahnya, Satya hanya senyum tipis, wajahnya sudah terlihat merah entah menahan marah atau menahan malunya.
"Ya sudah kami pulang dulu,besok Bunda Insyaallah ke sini lagi," ucap Bunda sambil memeluk Senja lalu beralih memeluk Satya.
"Hati-hati Bun." ucap Satya membalas pelukan Bundanya.
"Iya Nak, Bunda tidak menyangka loh, kalau anak Bunda ini ternyata buas seperti singa,sampai Senja masuk rumah sakit," Goda Bunda yang di sambut tawa semua yang ada di situ, tak lama semua keluar dari ruangan Senja, Satya menarik kursi duduk di samping ranjang Senja sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
"Om..."panggil Senja.
"Emm...." jawab Satya.
"Om..sebenarnya ini obat apa?" tanya Senja dengan polosnya.
"Kamu yakin ingin tau ini obat apa!" ucap Satya yang bernada kesal, karena obrolan tentang obat pemberian Kakek Robby belum selesai juga, Satya meraih obat di tangan Senja dan menyimpannya di dalam Laci sampingnya.
"Kalau Om enggak mau kasih tau, biar nanti Senja tanya ke Dokter Faisal saja." ucap Senja enteng, membuat Satya melebarkan matanya menatap istrinya. Satya memiringkan badannya mendekatkan kepalanya ke telinga Senja sambil berbisik.
"Itu obat kuat untuk malam pertama kita, biar kamu bisa mengimbangi permainanku di ranjang," ucap Satya tersenyum yang susah di artikan oleh Senja, Seketika Senja berteriak...membuat Satya kaget.
"Ih,,,...Om mesuuuuum!!!," ucap Senja sambil menyembunyikan wajahnya ke dalam selimut
Satya tertawa melihat Senja langsung sembunyi ke dalam selimut. Satya menyiapkan makan Senja yang tadi di pesannya.
"Ayo bangun Senja, ini bubur ayamnya," kata Satya yang sedang membuka mangkuk isi bubur ayam.
"hu...hu...aku malu Om," ucap Senja sambil mengintip Satya dengan memperlihatkan matanya saja.
"Sudah...ayo buka, nanti enggak sembuh-sembuh," kata Satya sambil tersenyum tipis menatap Senja.
Senja membuka selimutnya, sambil melihat Satya yang menahan senyum, Senja langsung cemberut saat Satya masih terlihat menahan Senyum, tak lama Senja langsung tersenyum, mulai menggeser duduknya dari ranjang dan langsung mengalungkan tangannya di leher Satya.
"Cup...cup....cup..." Senja mengecup dahi, hidung dan yang terakhir bibirnya Satya, Satya yang terkejut hanya bisa mematung tidak percaya dengan apa yang di lakukan Senja padanya barusan, Senja tersenyum menatap Satya yang masih mematung.
"Akhirnya tidak menertawakan lagi, kamu cerdas Senja," batin Senja yang melihat Satya duduk di sampingnya dengan tatapnya tajam.
"Jangan pernah melakukan seperti tadi ke lelaki lain, kalau tidak kamu akan tau akibatnya," bisik Satya ke telinga Senja, membuat Senja langsung meremang merinding.
"Ia janji Om," jawab Senja sambil mengangkat kedua jarinya tanda damai. Satya hanya menggelengkan kepalanya melihat istrinya yang suka nyosor seperti angsa.
"Ehmmm..." suara deheman dari Dokter Faisal langsung membuat Satya dan Senja yang sedang makan semagkuk berdua menoleh ke arah suara.
"Eh...Dokter," Sapa Senja melihat Dokter Faisal melangkah mendekatinya.
"Bagai mana? apa masih pusing?" ucap Dokter Faisal sambil mengecek Senja.
" Enggak Dok, apa sudah boleh pulang?" tanya Senja dengan berharap, melihat Senja yang berharap pulang membuat Satya mendesah.
"Kita lihat kalau sore nanti sudah stabil, pasti boleh pulang," jawab Dokter Faisal.
"Oke Dok terima kasih," jawab Senja sambil menerima suapan dari Satya, melihat itu ada rasa bahagia di hati Faisal, Senja sudah membuat seorang Satya yang anti perempuan semenjak istrinya yang baru di dinikahinya melakukan pengkhianatan di rumah yang di beli hasil jeri payahnya.
"Sat, kamu enggak ke kantor hari ini," tanya Faisal yang duduk di depan Satya dan Senja.
"Enggak, semua di urus Ranga," jawab Satya tanpa melihat Faisal, membuat Faisal tersenyum tipis.
"Kemarin ketemu Radit, katanya sekarang kalian sudah berkerja sama," ucap Faisal sambil memperhatikan dua sijoli di depannya.
"Iya, mau lihat seberapa ke kemampuannya yang dulu congak waktu di kampus." jawab Satya
Faisal menatap sahabatnya, kalau saja Satya tahu kalau mantan istrinya sampai sekarang masih berhubungan dengan Radit.
"Hati-hatilah sama Radit," Faisal mencoba memperingati sahabatnya.
"Iya terima kasih," ucap Satya menatap Faisal sambil tersenyum
"Shitt...untung gue laki, kalau gue cewek sudah gue kawinin lo," ucap Faisal yang sudah berapa tahun tidak melihat senyum menggoda Satya.
"Ih...najis..." jawab Satya,lalu keduanya tertawa yang sudah empat tahun lebih tidak mereka lakukan.
"Senja satu bulan ini kamu makan gratis di kafe bahagia,kamu bebas makan apa saja ingat hanya untuk dua orang," ucap Faisal sambil mengedipkan matanya ke arah Senja.
"Oke terima kasih Om," ucap Senja, membuat Faisal melotot. Satya yang melihat Faisal melotot hanya terkekeh.
"Senja umur ku dengan Satya tua Satya lagi, kok kamu panggil aku Om sih!" ucap Faisal kesal, Senja menatap Faisal jengah. Faisal langsung keluar dari ruangan Senja dengan muka di tekuk.
Satya tersenyum, melihat kepergian Faisal, Satya melihat istrinya yang sedang memainkan handphone miliknya.
Satya duduk bersandar di samping Senja.
"Sampai kapan kamu akan panggil aku Om?"Ucap Satya, Senja mendongakkan kepalanya ke arah Satya yang sedang menatapnya, pandangan mereka hanya berjarak beberapa centi, Satya merasakan jantungnya berdetak begitu kencang, ada perasaan yang belum di pernah di rasakan. begitu juga dengan Senja ada perasaan aneh yang baru di rasakan.
Bersambung ya jangan lupa berikan dukungan dengan cara 👍 setelah membaca 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Diih katanya tersiksa menderita.Mana nya?? yg ada main nyosor aja..😂😂
2024-07-16
0
Anggralya
iicchhhhh....
gemes gemes deh q bacanya...
greget gt dech...
😁😁😁😁
2022-04-25
0
Nabila 😘😘
pang mas atw Abang aja lebih suka itu dr pada honey huby ngk suka
2022-01-29
0