Satya keluar dari kamar mandi sejenak berhenti melangkah saat mendengar istrinya tengah menelepon sesorang. Senja yang melihat Satya sudah keluar dari kamar mandi merasa canggung.
"Ehm, maaf Om tadi handphonenya bunyi terus," ucap Senja sambil mengulurkan handphonenya ke arah suaminya. Satya hanya melihat tanpa menyambut uluran tangan istrinya.
"Letakkan saja di meja, siapa yang telepon?" tanya Satya sambil tangannya menyentuh dahi Senja, sesaat mata keduanya beradu ia menyadari langsung mengalihkan pandangannya ke tempat lain.
"Bunda yang telepon Om, maaf Senja sudah lancang mengangkat teleponnya." jawabnya sambil memilin ujung bajunya.
"Ia enggak apa-apa, nanti Om telepon balik." potong Satya singkat.
Tak lama suasana menjadi hening, Satya duduk di sofa ruangan sedangkan istrinya masih duduk di ranjangnya, Satya yang melihat Senja menatapnya ia segera berdiri menghampirinya.
"Kenapa enggak tidur? ini masih malam istirahatlah." ucap Satya lembut, Senja menatap wajah suaminya yang juga menatapnya.
"Om, apa boleh Senja tanya sesuatu?" katanya sambil menunduk. Satya menaikkan alisnya satu.
"Mau tanya apa?" Jawab Satya, Senja menghela nafas panjang sebelum menanyakan sesuatu yang selama ini menganjal di hatinya.
"Apa Om mencintai Ibuku? apa Om juga merasa terbebani dengan pernikahan ini?" tanya Senja, membuat Satya menatapnya.
"Menurutmu bagaimana? apa ini beban?" tanya balik Satya kepada gadis kecil di depannya yang sedang melebarkan matanya menatapnya.
"Om ini!..bagaimana sih? Senja'kan tanya, kok malah balik tanya!!.." ucapnya kesal sambil mencibirkan bibirnya ke arah suaminya. Satya hanya terkekeh melihat Senja yang kesal padanya.
"Om ganteng juga kalau senyum." ucap Senja tanpa Sadar, Seketika ia langsung menutup mulutnya.
Satya tersenyum tipis sambil mengacak poni istrinya dengan lembut, membuat Senja merona dengan sikap suaminya yang malam ini sangat beda dengan hari-hari sebelumnya.
"Istirahatlah," ucap Satya sambil membantu Senja berbaring dan menyelimuti tubuh istrinya sampai dada.
Senja menurut saat Satya membantunya berbaring di ranjang. ia yang melihat suaminya duduk di samping ranjangnya hanya bingung mau menyuruh tidur di sofa atau tidur lagi di sampingnya.
"Om..., Om enggak istirahat?" tanyanya, Satya mengangkat kepalanya yang dari tadi sibuk melihat tabnya.
"Nanti aku tidur, sekarang tidurlah dulu." Jawab Satya lalu melihat tabnya lagi.
"Om juga harus istirahat, ini sudah larut, tidurlah di ranjang, ini muat untuk berdua." kata Senja sambil menahan detak jantungnya yang makin berdebar saat mata Satya menatapnya.
"Kamu yakin? atau kamu mau besok pagi membangunkan laki-laki yang kamu panggil Om ini seperti tadi?" ucap Satya sambil menaikkan alisnya menggoda Senja.
"Au...ah.." jawab Senja yang merasa malu, langsung menutup kepalanya dengan selimut. Satya yang melihat itu langsung menyimpan tabnya dan naik ke atas ranjang berbaring di samping Senja.
"Sudah, ayo buka selimutnya nanti sesak nafas, kamu mau besok pagi ada surat kabar memberitakan seorang Satya Nugraha Ceo dari Grup Nugraha kembali lagi menyandang status duda yang kedua kalinya." ucap Satya sambil menarik selimut yang menutup di wajah Senja.
Senja mencoba mencerna ucapan Satya tak lama Senja membuka selimut yang tadinya di tahan supaya Satya tidak bisa membukanya.
"IIh...Om jahat mendoakan Senja mati!!.. Senja enggak mau mati dulu sebelum merasakan surga dunia," ucap Senja segera memukul mulutnya yang selalu lepas control.
Satya yang mendengar ucapan Senja melototkan matanya lebar, ia langsung bangun dan melangkah ke arah sofa berbaring memunggungi Senja.
Satya merasakan udara di ruangan ini terasa panas, bagi manapun Satya adalah seorang lelaki normal.
'Huf, dasar gadis ceroboh, apa dia tidak menyadari kata-katanya bisa membuat si otong bangun," batin Satya menggerutu dalam hati.
*****
Di kediaman Robby Kakek Senja, sedang duduk merenungi keputusan dengan menikah-kan Senja dengan Satya.
Kakek Robby melihat sekeliling taman terlihat sepi selama Senja tidak ada, apa lagi dengan kaburnya Mentari merasa rumah besar ini terasa mati.
"Papa," panggil Rendy yang melihat ayahnya semenjak pernikahan Senja kemarin terlihat murung. Kakek Robby hanya melihat sekilas lalu kembali menatap ayunan yang biasa di pakai Senja.
"Apa belum ada kabar dari Mentari?" tanya Kakek Robby, Rendy hanya menggelengkan kepalanya.
"Sekarang Senja sedang di rawat di rumah sakit Pa," ucap Rendy, Kakek langsung menatap anak bungsunya dengan terkejut.
"Sakit apa dia? dasar ceroboh selalu melewatkan makan siangnya," kata Kakek yang kesal terhadap cucunya.
"Karena kelelahan Pa," jawab Rendy singkat, tak lama terdengar suara Kakek tertawa sampai mengeluarkan air mata.
"Syukurlah, ternyata Satya normal juga hah.." terdengar suara Kakek menarik nafas panjang.
"Maksudnya?" tanya Rendy merasa bingung.
"Nugraha menjodohkan Mentari dan Satya, karena takut Satya tidak tertarik dengan wanita, sudah berapa kali Nugraha menjodohkan Satya dengan anak rekan bisnisnya tapi selalu menolaknya." ucap Kakek Robby sambil tersenyum mengingat perbincangannya dengan Nugraha Ayah Satya.
"Tapi Pa, Rendy penasaran dengan pernikahan Satya sebelumnya? bukankah sebelumnya di jodohkan juga," kata Rendy, Kakek Robby menatap Anaknya yang suka kepo dengan urusan pribadi orang lain.
"Kamu tanya saja dengan Satya langsung!" jawab Kakek Robby sambil beranjak dari bangku taman.
"Papa mau kemana?" Rendy mengikuti Papanya yang keluar menuju ke mobil. Kakek Robby menghentikan langkahnya dan berbalik menatap anak bungsunya.
"Mau lihat keadaan Senja, dan membelikan obat kuat untuk Senja," ucap Kakek tersenyum, Rendy segera ikut masuk duduk di belakang kemudi.
"Nanti berhenti ke Apotik dulu." ucap Kakek, Rendy hanya menganggukkan kepala tanda mengerti.
Sampai Apotik Kakek Robby Membisikkan sesuatu ke penjaga yang ada di depannya, penjaga itu hanya tersenyum, tak lama memberikan plastik kepada Kakek Robby. Rendy yang melihat Papanya sudah masuk mobil langsung menjalankan lagi mobilnya menuju rumah sakit. Setelah mengetahui ruang rawat Senja Rendy dan Kakek Robby segera naik ke atas menuju ruang vip tempat Senja di rawat.Kakek Robby mendorong pintu kamar rawat Senja, Senja yang mendengar suara pintu terbuka, langsung mendongakkan kepalanya.
"Kakek....Senja kangen." ucap Senja langsung di peluk Kakek Robby.
"Kakek juga kangen sayang," ucap Kakek. Senja melihat ke arah belakang Kakek seperti mencari sesuatu.
"Cari apa Nak? kata Kakek merasa bingung melihat Senja.
"Nenek enggak ikut Kek," jawab Senja.
"Tidak Nak, Nenek masih butuh istirahat," ucap Kakek Robby.
"Kek, apa sudah ada kabar dari Ibu? sekarang Senja enggak tau Ibu sedang di mana?" ucap Senja sambil menatap wajah Kakeknya.
"Apa kamu menyalahkan Kakek juga, seperti Nenekmu sampai sekarang masih menyalahkan Kakek," suara Kakek terdengar sedih.
"Maafkan Senja Kek, andai Kakek tahu Senja yang tersiksa saat ini." Batin Senja sambil mencoba tersenyum menatap Kakeknya.
Bersambung ya
jangan lupa baca juga Novelku Takdir Cinta Khansa. dengan cara klik profil aku ya🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Yen Margaret Purba
senja tersiksa dimana nya yah,
kagum ama om ganteng aka suaminya,
main sosor krn ga tahan gantengnya..
senja senja
2022-04-22
1
𝙦𝙞𝙡𝙡𝙖 𝙋𝙆𝙓𝘿 🗿
suka sama ceritanya 🤩🤩
2022-01-07
0
Sumarni
aemangat thor
2021-12-21
0