Setelah Satya sampai kantor langsung menuju ke ruangan diikuti Ranga, Ranga segera memberikan hasil perjanjian kerja samanya tadi dengan grup Wijaya.
"Bos, sebaiknya kita hati-hati dengan Radit," ucap Ranga sambil merapikan berkas yang sudah di tanda tangani oleh Satya.
"Biarkan saja dulu, kalau dia mau main-main denganku besok pagi grup Wijaya akan tinggal nama." Ucap Satya dingin.
Ranga yang sudah mengerti bagaimana bosnya hanya bisa mengangguk tanda setuju. Satya duduk berpindah ke sofa sambil memejamkan matanya.
"Kenapa?" tanya Ranga melihat Satya tidak seperti biasanya.
"Aku hanya ingin istirahat saja, tolong tutup pintu kalau mau keluar," jawab Satya tanpa membuka matanya. Ranga segera keluar ruangan.
Setelah Ranga keluar Satya duduk di sofa mengeluarkan handphonenya, tak lama terdengar nada tersambung.
"Halo Den," ucap bik Ida dengan segera mengangkat telepon majikannya.
"Bik, apa Senja demam lagi?" tanya Satya.
"Sekarang sedang istirahat Den, tadi sudah minum obat dari dokter Faisal kemarin.
"Baiklah bik, tolong jagain di kamar takutnya Senja membutuhkan sesuatu!" perintah Satya.
"Baik Den, bibik akan ke kamar Nona Senja."
Tak lama sambungan telepon terputus, Bik Ida segera naik ke atas menuju kamar Senja. Dibukanya pelan-pelan pintu kamar, bik Ida terkejut melihat keringat yang membasahi tubuh Nonanya. Tak hanya itu terdengar suara Senja mengigau memanggil Ibunya.
"Ya Allah Non, kok badannya dingin sekali, sebaiknya segera telepon Den Satya." batin bik Ida.
Saat bik Ida sedang menghubungi Satya, Senja teriak-teriak histeris. Membuat bik Ida panik, tak lama telepon terhubung.
"Halo bik...ad..." suara Satya berhenti saat mendengar tangis bik Ida.
"Halo Den, cepat pulang Non Senja badannya dingin sekali terus sering teriak histeris sekarang." terdengar Isak tangis bik Ida. Satya langsung mematikan sambungan telepon.
Satya keluar kantor dengan buru-buru langsung ke arah mobilnya terparkir, karena terlalu panik ia lupa memberitahu Ranga.
Setelah menempuh perjalanan 45 menit Satya sampai di depan rumah, dia berlari menuju kamar Senja. Dilihatnya bik Ida memeluk tubuh istrinya sambil menangis, pikirannya sudah ke mana-mana saat bik Ida menangis memeluk istrinya.
Bik Ida yang melihat majikannya terduduk lemas di lantai jadi bingung, kenapa bukannya membawa istrinya ke rumah sakit.
"Den, kenapa malah duduk, ayo angkat Nona, badannya sudah dingin, bibik takut kenapa-kenapa." ucap bik Ida, sontak Satya segera menghampiri Senja dan langsung mengangkat membawanya turun menuju mobilnya.
"Bik suruh pak Yanto bawak mobil saya! bibik ikut saja ayo cepat!" perintah Satya sambil masuk mobil, di peluknya tubuh Senja dengan erat. sekali-kali Satya mencium kening istrinya.
Tak lama mobil melaju menuju rumah sakit tempat Faisal.
"Bik tadi sudah telepon Faisal belum?" tanya Satya, saat bibik menoleh ke belakang di lihatnya Satya sedang mengecup wajah Senja dengan sayang, mata bibik tetap melihat ke arah Satya yang tengah mendaratkan bibirnya di kening Senja sambil memejamkan matanya.
Bik Ida langsung melihat ke depan lagi, takut ketahuan Satya. Pak Yanto yang melihat apa yang dilakukan majikannya juga terkejut, karena selama ini belum pernah melihat Satya memperlakukan wanita dengan lembut.
Tanpa terasa mobil sudah sampai di depan rumah sakit tempat Faisal, terlihat di depan UGD Faisal sudah menunggu dengan beberapa suster.
"Kenapa lama sekali?" ucap Faisal sambil membantu Satya membaringkan tubuh Senja yang terlihat sangat lemah.
"Kamu tunggu di luar saja Sat," ucap Faisal sambil melangkah meninggalkan Satya dengan bik Ida dan pak Yanto.
"Den, semoga Nona Senja baik-baik saja," ucap bik Ida merasa khawatir juga.
"Bantu doa ya bik," jawab Satya
Tak lama Dokter Faisal keluar, Satya langsung berdiri menghampiri Dokter Faisal.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Satya yang terlihat Khawatir.
"Wah, seorang Satya Nugraha, sekarang perduli dengan seorang wanita." goda Faisal, membuat Satya mengalihkan pandangannya ke tempat lain.
"Jangan bercanda Sal, ini aku lakukan hanya rasa tanggung jawab saja. Tak lebih dari itu!" kata Satya yang kembali dingin.
Bik Ida yang mendengar ucapan Satya hanya tersenyum, sedangkan Faisal yang suka menggoda sahabatnya itu memulai aksinya.
"Baiklah, dia baik-baik saja hanya kecapekan, sebaiknya di rawat selama 2/3 hari di sini sampai pulih seperti sedia kala." Ucap Faisal.
"Ehm baiklah, tolong berikan kamar VIP untuknya." Jawab Satya dingin.
Tak menunggu lama Senja segera di pindahkan ke tempat rawat inap, setelah Satya selesai mengurus administrasi segera kembali ke ruangan Senja.
"Bik, sebaiknya bibik pulang dulu dengan pak Yanto, besok bik Ida kesini lagi membawa baju Senja ya. malam ini biar saya yang menjaganya.," ucap Satya.
"Baik Den," ucap bik Ida dan pak Yanto bersamaan.
Satya menatap wajah istrinya dengan sendu, merasa kasihan dengan wanita yang baru beberapa hari di nikahinya. Satya berdiri melangkah menuju pintu langsung menguncinya.
Satya membetulkan selimut Senja, tak lama Satya naik ke ranjang dan membaringkan tubuhnya di samping Senja. Satya memiringkan tubuhnya menghadap Senja.
"cepat sembuh, sepertinya aku sudah mulai tertarik padamu," ucap Satya sambil mengecup kening Senja. tak lama Satya ikut terlelap di samping Senja.
Saat tengah malam Senja berlahan membuka matanya, di liriknya sekeliling. Senja baru menyadari kalau dirinya sekarang di rumah sakit, saat Senja duduk. Dilihatnya wajah tampan suaminya tertidur lelap, Senja mengusap wajah suaminya dengan lembut.
"Kenapa Om kadang perhatian, tapi kadang dingin padaku. Apa karena ibu?" tanya Senja pelan. Senja kembali merebahkan tubuhnya menghadap Satya, Satya yang sudah terbangun membiarkan istrinya menatapnya.
"Bibirmu seksi sekali Om, tapi sayang Om dingin banget sama wanita. Apa lagi denganku, apa kita nanti saling mencintai Om?" tanya Senja, sambil mengecup bibir Satya dengan lembut, Senja membiarkan bibirnya diam di sana sambil memejamkan mata.
Satya yang terkejut dengan apa yang di lakukan Senja, entah dorongan dari mana ia me***t bibir ranum istrinya. Gadis itu tanpa sadar membalasnya seketika ia sadar langsung membuka matanya.
Senja melebarkan matanya dengan wajah sudah memerah, ia segera menjauhkan wajahnya dari wajah Satya.
Satya tersenyum hangat untuk pertama kalinya buat Senja, ia mengusap bibir ranum itu dengan ibu jarinya.
"Apa dengan begini kamu membangunkan suamimu," ucap Satya menggoda Senja.
Nyesss...wajah Senja seketika merona, membuat Satya terkekeh melihatnya, ia memegang dahi istrinya masih terasa hangat.
"Apa masih demam?" tanya Satya sambil bangun langsung duduk di samping Senja.
Entah kenapa Senja merasa jantungnya berdebar sangat kuat semenjak ciuman dengan Satya tadi.
"Enggak Om, sudah mendingan," ucap Senja sambil memberanikan diri menatap wajah Satya yang juga sedang menatapnya.
"Syukurlah, jangan sakit lagi," ucap Satya kemudian melangkah ke kamar mandi, sampai kamar mandi Satya mengumpati dirinya sendiri. Menyesali harusnya tadi tidak melakukannya, tapi entah dorongan dari mana Satya melakukannya untuk pertama kalinya dengan wanita yang sudah sah menjadi istrinya.
*******
Babang Satya enggak dosa, orang sudah sah kok author dukung deh..😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
DickyMaya Syahputra
malu malu kucing meong meong om satya
2022-04-22
0
Ahmat Hapids
ini sebenernya yg bener mana sih ranga apa rangga
2022-02-08
0
Murni Zain
calon suami bucin..satya
2022-02-08
0