Satya yang berjalan mendekati kursi taman, terkejut melihat Senja tergeletak di bawah pohon, tanpa menunggu lama ia segera mengangkat tubuh istrinya. Ranga yang melihat bosnya mengendong tubuh Senja terkejut.
"Ga, panggil dokter cepat!" suara Satya terdengar panik. Dia membaringkan tubuh Senja yang sudah dingin dan pucat.
"Den ini air hangat dan handuknya," ucap bik Ida.
"Bik bukan air hangat, tapi buatkan teh untuk Senja," jawabnya sambil membuka baju Istrinya. tak lama dia berhenti, langsung teriak memanggil bik Ida.
"Bik.., bik Ida, cepat kemari," teriak Satya membuat bik Ida dan Ranga berlari ke arah kamar.
"Ada apa!" ucap Ranga yang ikut panik saat mendengar teriakannya Satya.
"Bik tolong gantikan bajunya, Ga berapa lama dokter datang!" ucap Satya yang masih terlihat khawatir.
"Sabar Sat, cuaca di luar buruk," jawab Ranga.
Satya segera keluar kamar di ikuti Ranga, ia masuk kekamarnya untuk mengganti baju, setelah selesai dia segera turun, dilihatnya Ranga mengobrol dengan Faisal.
"Sal, ayo kamu periksa istriku," ucapnya tanpa sadar, Ranga tersenyum melihat Satya yang sangat mengkhawatirkan Senja.
Satya mengetuk pintu, pintu di buka bik Ida, tak lama ia, Ranga, dan Faisal masuk segera memeriksa Senja. Setelah selesai Dokter itu membereskan peralatannya.
"Bagaimana?" tanyanya Satya.
Faisal menarik nafas dalam-dalam, merasa prihatin kepada gadis kecil yang ada di depannya
"Dia tidak apa-apa, nanti kalau sudah sadar kasih teh hangat dan kasih bubur dulu, sepertinya istrimu juga belum makan dari pagi," jawab Faisal.
Satya hanya menganggukkan kepalanya, Dokter Faisal langsung pulang karena Masih ada pasien di rumah sakit.
Satya mendekati Senja, di tatapnya wajah pucat istrinya, tak lama Ranga mengusap bahu sahabatnya sambil berlalu meninggalkan sahabatnya yang duduk di ranjang samping Senja berbaring.
"Kenapa kamu enggak masuk rumah Senja?" tanyanya Satya sambil mengusap kepala Istrinya.
Tak lama Satya terlelap di samping Senja, tiba-tiba Istrinya mengigau sambil menangis.
"Ibu...., Ibu... apa Ibu puas sekarang, Ibu... Ibu..." Ucap Senja, Satya yang mendengar orang menangis langsung duduk di tatapnya wajah istrinya. tak lama terdengar lagi suara Senja.
"Ibu..., Ibu..." Satya memegang dahi Senja,
"Kamu demam," ucap Satya, ia segera mengambil obat yang di berikan Faisal tadi, tapi bagaimana cara dia meminumnya, batin Satya merasa frustasi.
Satya segera duduk dan menyandarkan Senja, dia memasukkan obat ke mulut istrinya, Satya memegang Rahang Senja, melihat mulut senja yang terbuka, ia langsung meminum air putih. Pria itu dengan ragu mendekatkan mulutnya ke bibir wanitanya, kemudian ia segera memasukkan air putih ke mulut istrinya melalui mulutnya.
Tanpa Satya sadari di pintu sudah berdiri bik Ida dan Ranga, kedua terkejut dengan apa yang dilakukan bosnya. Tak lama Ranga berdehem.
"Emm, wah romantis sekali," ucap Ranga sambil melangkah menuju ranjang Senja. Satya yang terkejut segera menarik wajahnya dari Senja,
"Bagai mana rasanya? mencium istri dalam keadaan tidak sadar," ucap Ranga menggoda sambil menaikkan alisnya satu.
Satya hanya menatap tajam ke arah Ranga, sedangkan bik Ida senyum-senyum melihat Satya yang wajahnya masih memerah entah karena malu atau karena marah kepada Ranga.
"Bik tolong ambilkan air hangat, untuk mengompres Senja," ucap Satya.
"Iya Den," jawab bibik Ida
"Kok jadi demam, jangan-jangan kaget dia bro, karena sudah kamu cium," goda Ranga lagi yang langsung kena pukul Satya pakai guling.
"Tadi hanya kasih obat demam saja Ga, enggak ada Maksud buat cium," ucap Satya kesal.
"Niat juga enggak apa, udah halal ini," kata Ranga yang langsung di tatap tajam Satya.
Tak lama bik Ida datang sambil membawa mangkuk berisi air hangat dan handuk kecil, Satya mengambil alih langsung mengompres kening Senja.
"Bibik istirahat saja, biar Satya saja yang jagain," ucapnya menatap bik Ida.
"Baik Den, kalau butuh apa-apa bangunkan Bibik saja." Jawab bik Ida sambil berlalu keluar kamar. sedang Ranga berbaring di sofa kamar Senja.
Satya yang melihat sahabatnya sudah terlelap di sofa hanya menggelengkan kepala.
Satya dengan telaten merawat Senja,
"Kalau saja pernikahan ini tidak terjadi, kamu pasti masih bebas bermain dengan teman-temanmu, Satya yang tidak tau bagai mana kehidupan Senja sebelumnya.
Andai Satya tau mungkin akan sangat menyayangi Senja, ia yang sudah sangat mengantuk menyandarkan kepalanya di dipan ranjang, Satya berlahan memejamkan matanya.
Pagi hari Senja baru saja terbangun, dilihatnya langit-langit kamar, seingat Senja, ia berada di taman belakang. Gadis itu berlahan duduk, tapi tak lama ada sesuatu jatuh kepangkuannya.
"Apa semalam aku demam, terus siapa yang membawaku kekamar," batin Senja.
Senja yang mau melangkah menuju kamar mandi langsung terduduk di lantai, ia merasakan kepalanya pusing, dia mencoba berdiri berpegangan dinding.
Belum sampai Senja ke kamar mandi, pintu kamar terbuka. Senja melihat bik Ida masuk membawa nampan berisikan sarapan buatnya.
"Non, mau bibik Ida bantu," ucap bik Ida langsung membantu Senja ke kamar mandi.
"Terima kasih bik," ucap Senja, bik Ida hanya tersenyum menanggapinya.
Senja terlihat lebih segera setelah selesai mandi, diambilnya baju yang masih dalam koper, ia memakai kaos lengan panjang yang di padukan dengan rok pendek sebawah lutut.
Senja yang begitu lapar, tidak menunggu lama langsung menyantap masakan bik Ida yang menurutnya enak. Gadis kecil itu membawa piring kotornya menuruni tangga, bik Ida yang melihat itu segera berlari kecil menghampiri Senja.
"Aduh Non, kenapa turun, Anda itu masih sakit," kata bik Ida yang khawatir
"Maaf bik, Senja sudah sehat," katanya dengan tersenyum. Senja yang ingat hari ini harus ke kampus buat menyerahkan berkasnya sebagai mahasiswa yang mendapat beasiswa, langsung ke atas mengambil tas dan berkasnya.
Bibik yang melihat Nona mudanya itu segera mendekatinya.
"Non, Non mau ke mana? Kok sudah rapi?" tanya bik Ida.
"Bik Senja izin sebentar mau ke kampus ya, Senja harus menyerahkan berkas ini," jawab Senja, yang melihat aplikasi di handphonenya kalau ijol yang di pesannya sudah sampai depan rumahnya eh salah maksudnya depan rumah Satya.
Senja langsung berlari kecil keluar rumah, bik Ida yang melihat Nonanya pergi langsung menghubungi Satya.
Satya yang tengah mengobrol tentang kerja sama antara Perusahaan Wijaya dan Perusahaannya , langsung melihat handphonenya yang berdering melihat nama nik Ida Satya langsung menggangkat teleponnya.
"Halo bik, ada apa?"tanya Satya.
"Maaf den, bibik hanya mau kasih tau kalau Non senja tadi pergi keluar katanya mau ke kampus," ucap bik Ida.
"Apa!" teriak Satya dengan suaranya yang berat.
Bersambung ya
Mohon dukungannya dengan like dan sarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
Nianandra Amelia Putri
sebel ama satya
2022-03-21
0
sebutir debu
Dokter bilang mulai pagi ga sarapan padahal kan sarapan ya bareng sama kluarga senja tadi tor pake nasi goreng
2022-02-04
0
𝙦𝙞𝙡𝙡𝙖 𝙋𝙆𝙓𝘿 🗿
Satya niy masih blom jelas 🤪🤭
2022-01-07
0