Pagi yang cerah Senja terbangun, seperti biasa dia bangun langsung menarik selimut untuk dilipatnya. saat ia menarik selimut langsung melotot melihat pria tidur di kasurnya hanya pakai celana pendek.
"Astagfirullah, Om bangun sudah subuh, mau shalat enggak," ucapnya sambil menggoyangkan bahu Satya.
"Bunda Bimbim masih mengantuk," Satya langsung menarik selimut dan tidur lagi. Senja segera masuk kamar mandi setelah itu dia menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.
"Suamiku bangun sudah mau habis waktunya sholat subuh," ucap Senja, tapi tetap sama tidak ada respon dari Satya. Lama-lama ia capek juga, akhirnya dia masa bodoh saja.
Senja membuka pintu kamar, lalu turun ke bawah untuk membantu bik sum membuat sarapan.
"Duh pengantin baru sudah keramas aja," goda bik Sum ke Senja.
"Ih, apaan sih bik," muka Senja sudah merona.
Bik Sum tertawa melihat cucu dari majikannya itu, setelah selesai Senja segera masuk kamar di lihatnya Suaminya sudah siap mandi dan sudah memakai baju Koko karena setelah Istrinya keluar Satya langsung bangun dan segera sholat subuh.
"Pagi Om," ucap Senja sambil tersenyum.
Satya hanya diam melihatnya pun tidak, ia menarik nafasnya panjang, ini bukan pertama kalinya Senja di acuhkan, baginya sudah biasa.
"Om, di tunggu di bawah untuk sarapan," ucap Senja,
Satya tidak menjawab, tapi melangkah mengambil kaos dan masuk kamar mandi, tak lama dia menuju pintu keluar kamar. Senja yang tau langsung mengikutinya dari belakang saat sampai di meja makan suaminya tersenyum dengan semua yang sudah menunggunya.
Senja mengambilkan nasi goreng buat Satya, Mereka makan dalam diam, saat ia hendak berdiri untuk membantu bik Sum membereskan meja makan Satya menarik tangannya dan membawanya ke ruang keluarga, di mana ada Nenek, kakek dan Om Rendy. Satya duduk di samping Istrinya.
"Kakek, hari ini Satya akan langsung membawa Senja pindah, nanti akan ada Asisten saya untuk mengambil barang-barang Senja." ucapnya membuat yang lain saling pandang.
"Baiklah Nak, Kakek titip Senja, bimbing dia, bila dia salah tolong tegur dia, karena sekarang dia tanggung jawabmu, nanti kalau kamu sudah tidak mencintainya tolong jangan sakiti dia, kembalikan dia pada kami," ucap Kakek Roby. Senja langsung memeluk Kakeknya merasa sesak dadanya.
"Insyaallah Satya akan jaga Senja dengan baik Kek," jawabnya tegas.
"Baiklah Nak," ucap Kakek.
Tak lama bik Sum datang memanggil Satya kalau sudah di tunggu sama Ranga. Satya langsung berdiri keluar untuk menemui Ranga.
"Hari ini apa jadwalku," kata Satya.
"Maaf Pak, hari ini bapak masih cuti selama 3 hari," jawab Ranga, Satya mengerutkan keningnya.
"Siapa bilang aku cuti, jangan asal kamu Ranga!" suara Satya terdengar kesal.
"Sebelumnya Ayah Anda datang ke kantor, kalau Anda akan cuti selama 3 hari setelah menikah, bagaimana rasanya dapat istri kecil, hot enggak?" Ranga menggoda sahabatnya,
Ranga adalah Asisten Satya, Ranga teman Satya saat kuliah mereka bersahabat Sangat dekat, bahkan sudah di anggap seperti anak sendiri oleh Ayah Satya pyak Nugraha.
"Sialan!" Umpat Satya kepada Ranga.
Satya menyuruh Ranga menunggu sebentar, ia masuk segera berpamitan kepada keluarga besar Senja.
"Kakek, Satya langsung membawa Senja sekarang, karena saya akan ada Acara." ucapnya sambil tersenyum tipis melihat istrinya yang terkejut.
"Iya Nak silakan, Senja bersiaplah Nak," ucap Kakek walau sebenarnya berat melepaskan cucunya.
Senja segera melangkah ke kamarnya, tak mau kalau suaminya menunggu lama, tadi waktu Satya keluar Nenek memberikan pesan tugas seorang istri.
Senja turun dari lantai dua, Satya sempat terpana , tapi segera mengalihkan pandangannya.
"Ayo Om, Senja sudah siap," Ucapnya, membuat Rendy terkejut sambil menahan tawanya. Satya hanya diam, tak lama semua keluarga mengantarkan sampai depan pintu, Senja melambaikan tangan ke arah keluarganya sampai mobil sudah jauh meninggalkan rumah keluarga Roby.
Di dalam mobil semua terdiam, Ranga sekali-kali mencuri pandang ke arah spion, melihat Satya yang sibuk dengan tapnya, sedangkan Senja menatap ke arah keluar jendela.
Tanpa mereka sadari mobil sudah berhenti di depan rumah mini malis, terlihat sederhana tapi sangat indah saat di depan ada beberapa bunga Tulip dan bunga mawar berbagi warna , terlihat indah dan terawat. Satya langsung turun tanpa menatap Senja, Ranga yang melihat itu menatap iba kepada Senja.
Senja turun terakhir tapi tidak langsung masuk rumah, dia berjalan mengikuti jalan setapak yang menuju ke arah belakang.
Gadis itu melihat kursi taman segera duduk di bawah pohon bersandar di bangku taman, cuaca yang mendung sudah mulai gerimis tapi tak di hiraukan Senja.
Hujan turun mulai deras, Senja menengelemkan wajahnya dilutut, air matanya mengalir bersamaan air hujan yang membasahinya.
"Ibu, apa ini yang Ibu inginkan," batin Senja dengan mengadahkan wajahnya ke langit, dia merasa semua tak adil.
Sedangkan di dalam rumah Satya duduk di ruang kerjanya, Ranga masuk tanpa mengetuk pintu.
"Sat, kamu jangan terlalu mengacuhkan istrimu, ini enggak semua salahnya, dia hanya korban di sini." ucap Ranga yang iba kepada Senja.
"Kamu tau Ga, pernikahan ini kemauannya Ayah, yang penting dia bahagiakan!" jawab Satya sambil melihat keluar jendela.
"Kenapa enggak mulai dari awal, saling mengenal," kata Ranga lagi.
Belum sampai Satya menjawab bik Ida art yang sudah lama berkerja dengannya mengetuk pintu, yang langsung di buka oleh Ranga.
"Ada apa bik?" ucap Ranga.
"Anu den, eh...itu tadi kata Den Satya ada perempuan yang ikut, tapi bibik tunggu dari tadi tidak ada perempuan masuk dalam rumah, sudah bibik lihat di mobil juga enggak ada," jawab bik Ida merasa bingung dengan perintah Satya.
Ranga menatap Satya, dia langsung keluar dari ruangan melihat keluar hujan begitu deras, pada hal sudah 3 jam lebih saat mereka sampai tadi. tak lama Satya menghampiri Ranga.
"Bukannya tadi dia bersamamu turunnya?" tanya Satya ke Ranga.
"Tadi aku turun dulu, terus Senja juga turun, aku kira dia ikut masuk, " jawab Ranga.
"Bibik yakin Senja tidak masuk kedalam rumah?" tanya Satya.
"Yakin den, tadi waktu aden suruh saya tunggu di ruang tamu, saya kira sudah di kamar, tapi saat saya lihat di kamarnya kosong.
Satya menghela nafas berat, baru sehari menjadi istri sudah membuatnya pusing. Bibik Ida meninggalkan majikannya dan Ranga.
Bik Ida naik ke arah kamar Satya, saat bibik yang akan mengambil baju kotor milik majikannya, tanpa sengaja bibik melihat keluar jendela,. Alangkah terkejutnya bik Ida melihat orang tergeletak di bawah pohon saat hujan deras, seketika bibik lari menuruni tangga sambil berteriak-teriak.
"Aden...., Aden Satya... Aden....." teriak bik Ida membuat Satya dan Ranga langsung menghampiri bik Ida yang terlihat panik.
"Ada apa?" teriak Satya yang melihat bik Ida panik.
"Itu den....itu di luar dekat taman ada orang pingsan apa tidur ya, masak hujan-hujanan tidur di luar." kata bik Ida, Satya yang terkejut segera berlari ke belakang di ikuti Ranga. Satya membuka pintu belakang air hujan langsung membasahi bajunya, karena hujan yang sangat deras menghalangi jarak pandang Satya.
"Dimana bik?" tanya Satya saat bik Ida membawa payung untuk Satya.
"Dekat kursi taman den, tadi bibik lihat dari kamar Aden," jawab bik Ida.
Satya langsung keluar, dan berjalan ke arah taman yang ada kursinya, bik Ida hanya bengong melihat Satya berjalan tanpa membawa payung.
"Loh, kok enggak pakai payung?" kata bik Ida. Ranga yang mendengar bik Ida bicara sendiri hanya mengelengkan kepala.
"Hujan angin bik, percumah bawa payung," jawab Ranga.
Bersambung ya ..
Jangan lupa dukung terus dengan like dan votenya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
ummilia1180
buat satya
T e g a.... banget sich....
2022-06-07
0
𝙦𝙞𝙡𝙡𝙖 𝙋𝙆𝙓𝘿 🗿
Dari benci jadi bucin 🤪🤭
2022-01-07
0
Miah Restiana
klau senja sakit baru setya kasih perhatian....
2021-10-13
2