PENGANTIN PENGGANTI IBUKU

PENGANTIN PENGGANTI IBUKU

Episode 1

Malam ini di kediaman Roby Sanjaya sangat ramai, karena semua keluarga besar tengah berkumpul untuk menghadiri pernikahan Mentari yang kedua.

Menteri akan dijodohkan dengan anak dari rekan bisnis Papa Roby, Satya Nugraha seorang duda berumur 28 tahun. Namun, yang menjadi masalahnya sampai sekarang ia belum bercerai dari Yoga.

Delapan belas tahun yang lalu Yoga pergi dari rumah karena ancaman dari mertuanya, ia disuruh memilih pergi dari rumah atau keselamatan istri dan anaknya yang masih bayi terancam.

Mentari menangis dikamar ia begitu bingung, disisi lain masih mencintai suaminya. Setelah 18 tahun berpisah apakah suaminya masih mencintainya seperti dirinya saat ini.

Wanita itu begitu yakin suatu saat Yoga akan datang menjemputnya, kini dirinya hanya bisa pasrah atau kabur malam ini.

Menikah lagi tidak pernah terlintas di benak wanita berumur 38 tahun itu, tapi dulu saat keduanya memutuskan menikah di umur 19 tahun membuat Mentari dan Yoga merasa sangat bahagia dan berjanji akan setia sampai mati.

Mas Yoga dimana? apa benar mas sekarang di Jakarta. Mentari rindu, tolong jemput dan bawa pergi.

Mentari menarik nafasnya beberapa kali, akhirnya ia yakin akan pergi meninggalkan rumah saat keluarganya masih asik mengobrol. Dia mulai mengemasi baju dan memasukkan di tas tanselnya.

Mentari melangkah ke arah jendela, ia memperhatikan sekeliling tidak ada yang melintasi sekitar taman belakang. Kemudian dia melemparkan ranselnya melalui jendela. Namun, sebelumnya ia menulis surat untuk orang tuanya.

Wanita itu keluar dari kamar, ia bisa melihat ke arah ruang tamu dan keluarga masih ramai. Mentari berjalan kearah dapur, merasa aman kemudian dia segera keluar dari pintu belakang.

Mentari tidak lupa mengambil ranselnya yang ia lemparkan tadi, dia segera berlari menuju pintu belakang. Namun, langkahnya berhenti saat pagar dikunci.

Ayo Mentari kamu jangan menyerah, harus cari cara biar bisa keluar tanpa sepengetahuan penghuni rumah.

Mentari akhirnya memanjat pagar pembatas, saat sudah sampai diatas ia segera melempar ranselnya. Kemudian dia segera turun, tapi sayang saat akan mencoba turun tubuhnya merosot dan Bukkk.

Aduh sakit, padahal sudah pelan-pelan masih jatuh juga!

Mentari memperhatikan jalanan yang terlihat sepi, ia segera berjalan menuju simpang untuk mencari taksi. Saat ada taksi lewat dia segera menyetopnya, tapi ia bingung mau kemana saat ini.

"Mau kemana, Mbak?" tanya sopir taksi itu

"Antar saya ke penginapan saja ya... Pak," jawabnya sambil tersenyum.

"Mau penginapan yang di mana Mbak?" tanyanya lagi. Mentari agak bingung! membuat sopir itu meliriknya lewat spion.

"Yang murah aja Pak," jawabnya.

Sopir taksi itu hanya mengangguk, kemudian ia kembali lagi fokus mengemudikan mobilnya. Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit mobil berhenti, Mentari melihat sekeliling.

"Mbak sudah sampai," ucapnya ramah.

"Eh...iya Pak," jawabnya sambil membuka pintu mobil.

Mentari segera membayar taksinya, ia menatap bangunan tingkat dua di depannya. Dia akhirnya masuk dan memesan kamar, sampai di kamar Mentari segera merebahkan tubuhnya.

"Aku akan ke Jakarta untuk menemui Shinta, tapi apa mas Yoga masih mencintaiku? setelah 18 tahun tidak bertemu bagaimana dia sekarang." katanya liirh

Karena lelah Mentari sudah begitu mengantuk, karena malam sudah larut. Tidak menunggu lama akhirnya dia tertidur juga.

********

Sementara di kediaman Papa Roby.

Mama Marni yang ingin istirahat, tapi sebelumnya ia akan melihat anaknya terlebih dahulu. wanita paruh baya itu berlahan membuka pintu kamar Mentari, dia mengerutkan keningnya saat di kasur anaknya tidak ada.

Mama Marni segera melihatnya dikamar mandi, tapi kosong. Matanya melihat sekeliling ruangan, kemudian ia berjalan ke arah meja rias. Seketika dia terkejut! saat membaca surat yang di tinggalkan oleh Mentari.

Mama Marni segera keluar kamar dan berjalan menuju ke kamarnya, saat sampai kamar dia melihat suaminya akan berbaring.

"Papa...." Panggilnya.

Papa Roby melihat istrinya yang begitu cemas, ia kembali lagi duduk sambil menatap wanita yang kini berdiri di depannya.

"Ada apa?" tanya papa Roby

Mama Marni tidak menjawab, tapi ia langsung menyerahkan surat yang di tinggalkan anaknya.

Papa Roby segera mengambil dan membacanya, seketika wajahnya menegang.

Papa Roby meremas kertas di tangannya, ia kemudikan keluar menuju kamar cucunya. Rahangnya mengeras menahan amarah, ia yakin cucunya tahu kalau Ibunya akan kabur.

Sampai depan kamar Papa Roby segera mengedor pintu kamar Senja dengan kuat, tapi belum juga dibukakan oleh cucunya. Hal itu membuatnya semakin meradang.

Senja yang baru saja akan tidur dikejutkan oleh suara gedoran pintu yang kuat dari luar pada hal sekarang sudah Pukul 1.30, Senja belum tidur karena masih memikirkan pernikahan ibunya dengan Satya Nugraha seorang duda.

Senja tau istrinya Satya memilih kabur dengan kekasihnya, setelah 2 hari pernikahannya.

Senja segera bangun sebelum pintu kamarnya di dobrak oleh Kakeknya.

"Ada apa? Senja ngantuk, Kek," ucapnya sambil mengucek matanya.

Kakek hanya menatap cucu satu-satunya itu, lalu Kakek langsung masuk kamar Senja, diperiksanya kamar cucunya.

"Mana Ibumu Senja!" bentak Kakek sambil melihat sekeliling kamar cucunya

Senja terkejut, baru kali ini kakek membentaknya dengan suara yang mengelegar. Semua yang di lantai bawah buru-buru menuju arah suara kakek, Nenek berjalan berlahan sambil menangis memeluk Senja.

"Sudah Pa, sudah kita tunggu sampai besok pagi. Siapa tau Mentari pulang," ucap Nenek,

Senja menatap Neneknya, ada apa sebenarnya? kenapa semua orang panik!

"Nek, ada apa?" ucap Senja sambil mengusap air mata Nenek Marni.

"Ini, Ibumu pergi meninggalkan surat," jawab Nenek sambil memperlihatkan kertas yang dipegangnya ke arah Senja.

Senja segera mengambil kertas di tangan Neneknya, lalu ia membuka dan segera membacanya.

*Buat Mama dan Papa.

Sebelumnya Mentari minta maaf Pa, kalau Mentari mengecewakan Papa dan Mama lagi, jujur Mentari sampai sekarang masih mencintai Mas Yoga, sekarang Mentari akan mencarinya.

Maaf Pa, Mentari tidak mencintai Satya.

Mentari titip Senja ya, katakan pada Senja kalau Mentari mencari Ayahnya.

Maafkan Mentari sudah mengecewakan Papa dan Mama.

Salam sayang dari Mentari.

Senja meremas kertas yang ada di tangannya, air matanya mengalir bebas di pipi. rasa kecewanya sangat besar kepada Ibunya, tapi Senja harus tetap tegar.

Sampai kapan hanya Allah SWT yang tau, selama ini Senja diejek dan dihina karena tidak mempunyai Ayah, semua itu ia rasakan dari saat mulai TK sampai lulus SMA.

Namun, Senja menyimpannya sendiri, ia tidak pernah cerita kepada Ibu dan keluarganya yang lain.

Tak lama Senja membawa Neneknya turun ke lantai satu, dia melihat semua berkumpul di ruang keluarga, tak lama ia ikut duduk di samping sang Nenek.

Kakek Roby terlihat masih sangat kesal dengan kepergian anaknya, ia menatap Senja merasa bersalah, karena harus menyuruh mengantikan Ibunya untuk menikah dengan Satya.

"Kakek sudah menghubungi keluarga Nugraha, Kalau sampai besok Mentari belum pulang. Kakek dikasih dua pilihan, Saham Nugraha akan ditarik, dan otomatis akan berpengaruh terhadap perusahaan kita," ujarnya sambil mengusap wajah keriputnya yang di makan usia.

"Sarat yang kedua apa?" tanya Rendy

"Pilihan yang kedua, Senja harus mengantikan Ibunya menikah dengan Satya," kata kakek.

Semua terkejut dengan permintaan keluarga Nugraha.

"Kakek Berharap padamu, Nak," ucapnya memohon kepada Senja.

Senja masih diam mencerna apa yang baru saja di dengarnya, jangakan menikah pacaran saja aku belum pernah.

Senja menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju, ia masih mau kuliah mengejar mimpinya. Pacaran belum menjadi prioritas utama seorang Senja Irawan, apalagi harus menikah di usia muda.

"Enggak! Senja enggak mau menikah," ucapnya dengan tegas.

"Rendy juga tidak setuju," belanya.

"Ini sudah jadi keputusan Kakek, kalau saja Ibumu tidak kabur kamu tidak perlu berkorban seperti ini. Ngerti kamu!" bentaknya kepada Senja

Rendy langsung berdiri, ia menatap papanya tajam sambil mengepalkan kedua tangannya. Melihat itu Mama Marni segera menenangkannya, ia begitu sedih melihat keluarganya seperti ini.

"Kakek egois, Kakek hanya memikirkan diri Kakek sendiri. Apa kakek tahu kenapa Ibu memilih kabur, hah!" teriak Senja kepadanya

"Karena Ibumu wanita bodoh! lebih memilih mencari lelaki yang tidak berguna seperti Ayahmu!" bentaknya.

Mama Marni menangis mendengar perdebatan cucu dan suaminya, Randy yang melihat itu juga sangat kesal.

"Satya itu pria dingin, umur Senja dan Satya sangat jauh, bagaimana papa bisa menikahkan mereka?" tanya Rendy.

"Itu demi nama baik kita dan keluarga Nugraha." Jawabnya datar.

"Tapi Kek, Senja masih 18 tahun masak sih harus menikahi Om-om, Kakek enggak kasihan sama Senja." kata gadis kecil itu sambil menatap Kakeknya berharap dibatalkan

"Umurnya Baru 28 tahun Senja, tapi terlihat seperti umur 25 Tahun, kakek yakin kamu akan menyukainya." Jawab Kakek menatap cucunya.

"Papa coba pakai cara lain," usul rendy

Kakek Roby menatap tajam ke arah Rendy yang dari tadi mencoba menghancurkan rencananya selama ini, ia tidak ingin gagal lagi.

"Ya sudah sekarang semua istirahat," ucap Nenek Marni yang tidak ingin ada perdebatan lagi. kemudian mama Marni dan Kakek Roby pergi istirahat.

Di ruang keluarga tinggalah Rendy dan Senja, keduanya sama-sama terdiam. Gadis itu menarik nafasnya panjang pacaran saja selama ini belum menjadi prioritasnya, apa lagi harus menikah muda dengan seorang duda.

Ibu yang seharusnya menjadi pelindungku, lebih memilih mengejar cintanya. Namun, apa dia tahu sekarang aku yang menjadi korbannya.

Rendy menatap iba kepada ponakannya, yang harus menikah dengan temannya saat kuliah dulu. walau sekarang dia kurang dekat Satya karena kesibukannya masing-masing.

Waktu yang tunggu-tunggupun datang, Senja masih di ruang makeup sejak pukul 6.00. Dia merasa sedih Ibu satu-satunya yang dimiliki tidak ada dihari pernikahannya, tak lama pintu terbuka Nenek tersenyum menatap cucunya.

"Kamu terlihat cantik, Nak," ucapnya tersenyum menatap wajah Senja yang sangat mirip dengan Mentari.

"Terimakasih Nek, Nek Senja kabur juga ya!" katanya dengan melangkah mendekati Jendela kamarnya.

"Husttt, enggak boleh kasihan Kakek sudah merencanakan semua ini, biar saham perusahaan tuan Nugraha tidak di tarik Nak," ucap Nenek sambil mengusap air matanya.

"Maaf Nek, Senja akan menikah dengan Om Satya," ucapnya, tak lama Nenek memeluk cucunya.

"Ayo kita turun, karena ijab kabulnya sebentar lagi akan di mulai. Setelah ijab kabul kamu baru boleh keluar," ucap Nenek ke cucunya.

Sementara di ruang tamu sudah ada penghulu, dan keluarga besar Satya, pernikahan ini sengaja hanya mengundang keluarga besar saja, setelah ada kabar kalau Mentari kabur.

Satya duduk di depan pak penghulu sebagi wali nikahnya Senja, sedangkan Kakek dan Om Rendy sebagi saksi dari pihak Senja dan ada 2 saksi lagi dari pihak Satya.

Setelah terdengar suara Sah dari para saksi, resmi sudah Senja menjadi istri dari Satya Nugraha. Tak lama ia di iring sampai di depan Satya, Satya terlihat berdiri menyambut istrinya yang baru sekali ini melihat anak dari Mentari.

Senja mendekati Satya dengan jantung yang berdebar, ya Allah ternyata ganteng Om Satya.

Setelah itu Satya memegang tangan Senja membantunya duduk di sampingnya, semua berkas sudah siap di tanda tangani dan tukar cincin juga sudah.

Waktunya semua tamu undangan untuk menyantap makanan yang sudah di hidangkan, sedangkan kedua mempelai duduk di pelaminan yang ada di dekat kamar makeup yang di gunakannya tadi.

Keduanya sama-sama diam, hanya terkadang terdengar helaian nafas Senja yang sudah merasa lelah. Apa lagi harus pura-pura tersenyum saat ada tamu undangan mengucapkan selamat.

Senja sudah merasa gerah dilihatnya Satya sebentar, tapi Satya tetap diam seperti patung.

"Om, Senja kekamar duluan ya? sudah gerah ini," ucapnya sambil menatap suaminya, tapi dia tetap diam.

Senja makin kesal karena tidak ada respon dari Satya, tak lama dia melihat Nenek melangkah ke arahnya.

"Nak Satya sudah bisa istirahat, karena tamu tinggal keluarga besar kita saja, ayo Nak antar suaminya untuk istirahat." ucap Nenek sambil tersenyum.

"Maaf Nek, Satya istirahat dulu, tolong sampaikan ke yang lain," ucapnya sopan.

Tak lama Senja berjalan duluan, yang di ikuti oleh Satya, sampai kamar dia langsung menghempaskan tubuhnya di kasur yang di hiasi dengan kelopak mawar. Sedangkan Satya memilih duduk di sofa sambil menyandarkan kepalanya di bahu sofa.

Bersambung ya

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Riby gak pernah mau belajar dari apa yg sudah terjadi, Bukannya kapok malah di ulangin lagi,hadeehh Egois bamget nih orang..Satya juga kenapa mau,Mentari itu 10 tahun lebih tuaan dari kamu lho..

2024-07-15

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Astaga udah kayak anak abegeh aja..Ortunya juga kenapa sih maksa banget..🤦🤦

2024-07-15

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kabur mengejar cinta yg belum pasti,untung kalo mantan masih sendiri,lha kalo mantan udah punya isteri gimana, bertahun2 juga,kenapa harus sekarang kabur mencarinya?

2024-07-15

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episede 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Jinga dan El
167 Kecurigaan Sari
168 kepergian Sari
169 Penyesalan Ibnu
170 Kesempatan kedua Ibnu
171 Petuah untuk Ibnu
172 Bukan Update
173 Kedatangan Ibnu
174 Ibnu pingsan
175 Asal Nama Killer
176 kedatangan Desti
177 Desti kabur
178 Ranga panik
179 Ranga manja
180 peyusub
181 Leon operasi
182 Leon Sadar
183 kesempatan kedua
184 keisengan Leon
185 Keusilan Leon part 2
186 Ferdi mabuk
187 Niat Baik
188 Desti pura-pura gila
189 Kemarahan Senja
190 panggil om
191 Hanum Hamil
192 Buka puasa
193 rumah tangga bahagia
194 Tinggal bersama
195 Takut kehilangan
196 Arena balap
197 Ranga kritis
198 Ranga Sadar
199 Rendy pingsan
200 Rendy sadar
201 Kedatangan Arga
202 Mengingatkan Ranga
203 makan bersama
204 Rumah impian Diana
205 Satya makin posesif
206 Senja panik
207 Salah paham
208 Kekhawatiran Ibnu
209 kemarahan Ranga ke Sasa
210 Kenyataan pahit Sasa
211 pernikahan
212 Ibnu Junior
213 Kejadian Aneh
214 Masa lalu Senja
215 Kecurigaan Satya
216 Pria misterius
217 Kedatangan Yoga
218 Mulai penyelidikan
219 Misteri mulai terungkap
220 Kode rahasia
221 kebenaran mulai terungkap
222 Yona
223 Yona Murka
224 Senja Kecewa
225 penyesalan
226 Mengintai sang istri
227 Merindu
228 Pasanagan mesum
229 Menjenguk Bunda
230 Jebakan untuk Yona
231 Penghianat
232 Kebenaran terungkap
233 Tendangan maut Senja
234 Ranga hancur
235 Kedatangan Leon
236 Bertemu Diana
237 Kecurigaan Yoga
238 Diana ganguan mental
239 curiga
240 Kejutan
241 titik terang
242 Rencana Senja
243 Fakta siapa Leon
244 Fifi shock
245 Berita duka
Episodes

Updated 245 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episede 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Jinga dan El
167
Kecurigaan Sari
168
kepergian Sari
169
Penyesalan Ibnu
170
Kesempatan kedua Ibnu
171
Petuah untuk Ibnu
172
Bukan Update
173
Kedatangan Ibnu
174
Ibnu pingsan
175
Asal Nama Killer
176
kedatangan Desti
177
Desti kabur
178
Ranga panik
179
Ranga manja
180
peyusub
181
Leon operasi
182
Leon Sadar
183
kesempatan kedua
184
keisengan Leon
185
Keusilan Leon part 2
186
Ferdi mabuk
187
Niat Baik
188
Desti pura-pura gila
189
Kemarahan Senja
190
panggil om
191
Hanum Hamil
192
Buka puasa
193
rumah tangga bahagia
194
Tinggal bersama
195
Takut kehilangan
196
Arena balap
197
Ranga kritis
198
Ranga Sadar
199
Rendy pingsan
200
Rendy sadar
201
Kedatangan Arga
202
Mengingatkan Ranga
203
makan bersama
204
Rumah impian Diana
205
Satya makin posesif
206
Senja panik
207
Salah paham
208
Kekhawatiran Ibnu
209
kemarahan Ranga ke Sasa
210
Kenyataan pahit Sasa
211
pernikahan
212
Ibnu Junior
213
Kejadian Aneh
214
Masa lalu Senja
215
Kecurigaan Satya
216
Pria misterius
217
Kedatangan Yoga
218
Mulai penyelidikan
219
Misteri mulai terungkap
220
Kode rahasia
221
kebenaran mulai terungkap
222
Yona
223
Yona Murka
224
Senja Kecewa
225
penyesalan
226
Mengintai sang istri
227
Merindu
228
Pasanagan mesum
229
Menjenguk Bunda
230
Jebakan untuk Yona
231
Penghianat
232
Kebenaran terungkap
233
Tendangan maut Senja
234
Ranga hancur
235
Kedatangan Leon
236
Bertemu Diana
237
Kecurigaan Yoga
238
Diana ganguan mental
239
curiga
240
Kejutan
241
titik terang
242
Rencana Senja
243
Fakta siapa Leon
244
Fifi shock
245
Berita duka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!