"Sebaiknya kau segera memakan buah roh jiwa ini dan berkultivasilah, mungkin akan sedikit lama untuk pertama kali mencoba." Su Kong melambaikan tangannya agar Wu Sha dengan segera menelan buah toh jiwa pemberiannya.
"Kita akan membahas hal lainnya setelah kau berkultivasi," Tambahnya
"Em..." Wu Sha mengangguk, kemudian menggigit buah roh jiwa perlahan.
Tubuh Wu Sha begitu ringan saat ia menyelesaikan gigitan terakhirnya, bahkan ia merasa sedang melayang bebas di udara.
Wu Sha menoleh ke arah Su Kong, seolah meminta petunjuk darinya.
Su Kong yang tahu hal itu, mulai membimbing Wu Sha untuk berkultivasi.
Wu Sha duduk bersila, dengan tangan saling terkait dia memejamkan mata. Energi dalam tubuhnya bergemuruh seolah sedang berpesta pora di dalam sana.
Lama kelamaan Wu Sha mulai terbiasa dengan perasaan saat berkultivasi, bahkan dia merasa sangat menikmatinya.
Su Kong yang melihat Wu Sha tengah fokus berkultivasi, beranjak dari duduknya, dia keluar mencari beberapa buah yang berguna bagi Wu Sha setelah bocah itu selesai membangun pondasinya.
Di dunia jiwa yang berada di dalam cincin Wu Sha mempunyai energi alam yang sangat melimpah. Bahkan tiga kali lipat dari energi alam yang berada di luar dunia jiwa.
Beberapa jam berlalu, Wu Sha mulai membuka matanya. Tanpa sengaja hidungnya mencium aroma menyengat yang sangat busuk.
Wu Sha dengan cepat berdiri dan berusaha mencari asal bau tersebut.
Dengan mengendus layaknya anjing pelacak dia mencari sumber bau, tapi dia terperanjat saat mengetahui sumber bau adalah dirinya sendiri.
"Kenapa tubuhku penuh kotoran? Bahkan lebih bau daripada kotoran kuda." Wu Sha mencium aroma tubuhnya sembari tersenyum kecut.
Wu Sha akhirnya memutuskan untuk membersihkan badannya yang penuh kotoran entah dari mana itu.
Saat selesai membersihkan diri, kebetulan bersamaan dengan kembalinya Su Kong dengan beraneka ragam buah di tangannya.
"Buah apa yang kau bawa? Aku tak pernah melihatnya, semuanya tampak asing bagiku," Ujar Wu Sha sambil berjalan mendekati Su Kong.
"Heh.. Aku sudah menduga, kau belum pernah melihatnya. Buah buah ini adalah buah berharga yang dapat mempercepat kulitivasi, hanya dengan memakannya...,"
"Mungkin saat ini, selain di sini tidak ada lagi buah buah semacam ini. Jikapun ada itu pasti akan sangat langka," Jelas Su Kong.
Mata Wu Sha tiba tiba berbinar mendengar penjelasan dari Su Kong. Kemudian berkata.
"Dengan buah di tanganmu itu, pasti akan mendapatkan banyak sekali koin emas," Serunya dengan semangat.
Phak!
"Kenapa yang masuk di otakmu hanyalah masalah koin emasnya saja, seharusnya kau lebih terpusat dengan kampuan buah ini yang dapat meningkatkan kultivasimu." Su Kong memukul Wu Sha dengan sedikit tenaganya.
"Cih.. Kau tidak tahu betapa pentingnya koin emas dalam kehidupan," Cibir Wu Sha pelan.
"Khe khe.. Kau memang bocah bodoh! Apalah artinya jika kau kaya tapi tak mempunyai kekuatan untuk menjaganya!" Mendengar gumaman Wu Sha, Su Kong mendengus kesal.
"Huft... Lupakan masalah itu. Kita lanjutkan mengenai tujuan utama kita saja." Su Kong mendudukkan tubuh kecilnya pada salah satu kursi.
Wu Sha melihat Su Kong dan memandang penuh heran.
"Padahal dia monyet, tapi kenapa dia bertingkah layaknya manusia pada umumnya. Bahkan duduknya begitu bergaya." Wu Sha melihat Su Kong yang duduk dengan sebelah kaki di atas kaki lainnya.
Wu Sha menggeleng kemudian ikut duduk di kursi di hadapan Su Kong.
"Sebaiknya aku mulai menjelaskan mengenai dunia ini. Meskipun aku tahu kau adalah pemilik dunia ini, aku yakin kau tak tahu dengan jelas dunia ini." Su Kong menatap remeh Wu Sha.
Tapi Wu Sha membalas dengan anggukan disertai dengan senyum canggungnya.
"Dunia ini adalah dunia jiwa. Cincin di jari tengahmu itu adalah kunci untuk masuk kedalam dunia ini." Su Kong melirik cincin di jari Wu Sha.
"Tapi tak semua orang dapat menggunakan cincin tersebut. Hanya orang yang beruntung dan terpilih saja yang dapat membuka portal dunia jiwa."
Satu persatu informasi mengenai dunia jiwa Su Kong salurkan kepada Wu Sha. Dia tak menyembunyikan apapun dari Wu Sha karena memang Wu Sha lah harapan satu satunya dia bisa bebas dari kekangan dunia jiwa.
Setelah menjelaskan kurang lebih berjam jam, Su Kong akhirnya selesai dengan alasan mengapa dia bisa terkurung di dunia ini.
"Haha... Aku sungguh sangat kasihan dengan nasibmu. Tak aku kira kau lebih menderita dari pada diriku. Kita senasib kawan..." Wu Sha menghampiri Su Kong sambil merentangkan tangan ingin memeluk primata kecil itu.
Sedangkan Su Kong yang melihat Wu Sha ingin memeluknya dengan cepat menghindar.
"Apa yang kau lakukan? Dan siapa yang kau panggil kawan. Paling tidak kau seharusnya memanggilku senior," Ujar Su Kong.
Wu Sha masang wajah datar, kemudian menyeringai sambil berkata.
"Hei, kenapa kau begitu marah. Aku memanggilmu kawan karena nasib kita tak jauh berbeda dan kau membutuhkan diriku untuk keluar dari dunia jiwa ini."
"Jadi kau harus mengikutiku sebagai teman perjalananku." Wu Sha menjulurkan tinjunya.
Lagi lagi Su Kong dibuat tak mengerti, dia hanya memiringkan kepalanya dan menatap heran kepalan tangan di depannya.
Melihat Su Kong tak mengerti maksudnya, Wu Sha menepuk dahinya seraya mengaduh bodoh.
"Ayo kita tos, sebagai tanda kita adalah rekan." Wu Sha kembali menjulurkan kepalan tangannya.
Dengan sedikit enggan Su Kong membalas kepalan tangan Wu Sha.
"Seharusnya aku menjadi gurunya, kenapa sekarang malah seperti ini," Gumam kacau Su Kong dalam hati.
Setelah tinju keduanya menyatu, Wu Sha dengan semangat berteriak
"Rekan selamanya!"
Su Kong tersenyum, tapi tak ada yang menyadari senyumannya, karena dia tersenyum hanya sepersekian detik saja.
"Seperti ini juga bagus," Gumam Su Kong setelah beberapa saat berpikir.
Dari pada menjadi bawahan ataupun tinggal di dunia jiwa selama hidupnya, lebih baik berpetualang dengan Wu Sha.
Setidaknya dia tahu Wu Sha bukanlah manusia serakah ataupun memiliki niatan buruk pada dirinya.
"Oh iya, bagaimana cara kita keluar?" Wu Sha bertanya dengan wajah polos.
"Jadi kau tidak tahu bagaimana cara keluar?" Tanya Su Kong dengan terkejut.
Mendapatkan jawaban sebuah gelengan dari Wu Sha, Su Kong membatin kesal.
"Sial! Jadi dia mempermainkanku. Dia hanya berpura pura akan pergi?!" Su Kong yang tadinya tenang seketika meradang.
Su Kong tak mengungkapkan masalah cara keluar karena dia merasa Wu Sha sudah mengetahui caranya.
Wu Sha mengetahui apa yang dipikirkan Su Kong, karena dia telah lama memperkirakan hal ini akan terjadi.
"Andai aku mengatakan aku tak tahu bagaimana cara keluar sejak awal kau juga tak dapat melakukan apapun." Wu Sha mengatakan dengan tenang.
Seketika Su Kong menghela nafas rendah saat mendengar ucapan Wu Sha.
"Setidaknya aku bisa memanfaatkannya, andai dia mengatakan jika dia tak tahu bagaimana cara keluar," Keluh Su Kong dalam hati.
"Tapi bagaimana lagi, dia terlalu licik untuk anak seusianya," Keluhnya lagi.
Sungguh ia tak menyangka akan menjumpai bocah yang begitu licik dan cerdik seperti Wu Sha. Di lain sisi dia kesal dengannya tapi tersirat rasa kagum di sisi lainnya.
"Kau hanya perlu memejamkan matamu, kemudian bayangkan tempat yang ingin kau tuju. Begitupun sebaliknya." Dengan pasrah Su Kong menjelaskan.
"Hanya seperti itu?" Wu Sha sungguh terkejut.
Wu Sha berpikiran akan sedikit lebih sulit, tapi kenyataannya hanya perlu membayangkan sembari memejamkan matanya.
"Sepele!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Moch Guntur
Pantas aja Ayah dan Saudara Tirinya gak Suka
2023-07-13
0
Jimmy Avolution
Ayo...
2023-01-18
0
Pendekar
Wu Sha dapat teman ngobrol
2021-01-26
0