Acara arisan ibu berakhir pukul Sembilan malam, Vanessa ikut
Angle memasuki kamarnya. Dia mengecek ponselnya, ada beberapa pesan dan
panggilan dari Nathan.
“Kenapa kak?” tanya Angle penasaran saat melihat raut wajah
kakanya yang terlihat terkejut.
“Engga, ini Cuma kaget aja abang nungguin dari tadi di depan
gerbang,” jawab Vanessa.
“Kenapa gak masuk aja?” tanya Angle.
“Mungkin dia ngiranya udah selesai dari tadi soalnya habis
lembur katanya pengen pulang bareng,” jawab Vanessa sambil membalas pesan
Nathan, “Tunggu sebentar.”
“Aku kira kaka bakal nginep di sini,” ucap Angle dengan nada
sedih.
“Nanti deh kaka main-main lagi ke sini,” ucap Vanessa, dia
tidak tega melihat Angle yang terlihat sedih.
“Padahal aku tuh pengen tau soal mahluk yang hipnotis kaka.”
“Nanti yah kaka ceritain, sekarang kaka pulang dulu, kesian
abang Nathan udah nungguin,” pamit Vanessa.
Meskipun tidak rela kakanya pulang tapi Angle tidak bisa
melakukan apa-apa selain menganggukan kepalanya, “Hati-hati yah kak, janji
nanti main lagi.”
“Oke,” jawab Vanessa sambil membuat lingkaran menggunakan
ibu jari dan telunjuknya.
Setelah berpamitan dengan ibu dan ayah Vanessa keluar
menghampiri mobil Nathan dan membuka pintu depan lalu duduk. Vanessa melihat
Nathan yang tampak mengacuhkannya, melajukan mobilnya tanpa mengeluarkan
basa-basi, “Marah ini mah,” ucap Vanessa di dalam hatinya sambil mengulum
senyum.
“Udah makan belum?” tanya Vanessa, mencoba memecah
keheningan yang terjadi di dalam mobil.
“Udah,” jawab Nathan singkat tanpa melihat kearah istrinya.
“Kamu marah?” tanya Vanessa. Namun Nathan diam tidak
menjawab petanyaannya.
Sepanjang perjalanan Vanessa memilih diam, dia harus
memikirka cara yang ampuh untuk meluluhkan hati suaminya. Sesampainya di rumah
Nathan masuk lebih dulu dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan
tubuhnya.
Vanessa mengganti bajunya dan merebahkan tubuhnya di atas
tempat tidur untuk menunggu Nathan. Nathan mandi cukup lama Vanessa sudah
menguap beberapa kali, rasa kantuk menyerangnya. Matanya sudah tidak bisa di
ajak kompromi, Vanessa merasakan Nathan mencium keningnya namun Vanessa sudah
tidak memiliki tenaga untuk sekedar membuka matanya.
Nathan memeluk tubuh Vanessa, “Aku menunggu kamu lama
banget, aku tuh laper tau,” lirih Nathan. Tetapi sepertinya istrinya itu sudah
terlelap, Nathan memilih memejamkan matanya. Energinya sudah habis di kantor
dan di mobil yang menunggu Vanessa sampai satu jam lebih.
***
Pagi itu Vanessa terbangun, dia melihat Nathan yang
meringkuk di pinggirnya sambil memegangi perut sambil sesekali meringis, “Kamu
kenapa sayang?” tanya Vanessa khawatir melihat kondisi Nathan.
“Mag ku kambuh kayanya, ambilin obat ku,” pinta Nathan tanpa
membuka matanya.
Vanessa berjalan ke lemari, mencari kotak obat. Dia mengambil
minum dan memberikannya pada Nathan, “Ini bangun dulu,” ucap Vanessa.
Nathan menyandarkan tubuhnya pada tumpukan bantal, lalu
menerima obat yang di bawa Vanessa dan meminumnya dengan cepat.
“Katanya semalem makan tapi kok magnya kambuh?” tanya
Vanessa.
Melihat Nathan yang diam saja Vanessa sudah tau jawabannya,
kalau kemarin suaminya berbohong. Vanessa keluar dari kamar, dia meminta bibi
untuk membuatkan bubur untuk Nathan. Vanessa kembali ke kamar, Nathan terlihat
sudah sedikit membaik, suaminya itu terlihat lebih rileks dan tidak memegangi
perutnya.
“Jangan di biasin kaya gitu lagi, kalau mag nya kambuh aku
gak mau tau urus sendiri jangan minta tolong aku,” ketus Vanessa. Sudah sering
Nathan melupakan waktu makannya karena pekerjaan, Vanessa tidak habis pikir
bagaimana bisa pria itu tidak merasakan perutnya yang berbunyi jika lapar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Eliza Melia
seneng Vanessa idup lagi hhe semangat thor
2021-03-13
1
Ramadhani
coba bca duluk thor
2021-01-10
1