Sesampainya di kantor Vanessa keluar dari lift di lantai
lima, dan masuk ke ruangan staf keuangan. Ruangannya masih tampak kosong, Vanessa
sengaja datang lebih pagi ada pekerjaan yang harus dia kerjakan, sangat urgent
karena Niko akan melakukan persentasi nya siang ini.
Ruangan staf mulai terdengar ramai, Vanessa sudah
menyelesaikan pekerjaannya. Dia keluar dari kubikelnya, berjalan menuju ruangan
Niko. Niko terlihat tidak bersemangat mukanya kusut, “Kenapa kaka ipar?” tanya
Vanessa.
“Teman mu itu ngambekan,” lirih Niko.
Vanessa tersenyum, pria satu ini akhirnya jatuh cinta juga
dengan Putri sahabatnya. Dia duduk di hadapan Niko, “Memangnya ada masalah apa
?” tanya Vanessa.
“Kemarin itu aku lupa janji ketemu sama dia, dia marah gak
mau angkat telpon.”
“Data untuk persentasi hari ini beres?” tanya Vanessa.
“Justru itu kemarin aku keasikan ngerjain, soalnya takut gak
keburu. Sampe lupa ada janji sama Putri, dia tuh marah-marah dulu di telpon
karena udah nunggu dua jam di sana katanya,” ujar Niko.
“Kirim aja bunga, terus makanan, sama coklat ke kosan. Nanti
juga dia yang nelpon abang duluan,” ucap Vanessa memberi ide.
“Kaya gitu doang?” tanya Niko dengan nada tidak percaya.
“Ya emangnya harus gimana, emangnya abang mau buat drama berlutu
gitu di hadapan Putri?”
Niko menggelengkan kepalanya, “Ngapain gak ada kerjaan
banget,” ketus Niko.
“Ya makanya aku kasih ide yang simple. Pokoknya makanannya
yang banyak, biasanya kalau dia lagi kesel tuh makannya banyak kadang punyaku
juga di embat dia,” ucap Vanessa. Dia masih ingat saat Putri putus dengan
pacarnya, kerjaannya tuh cari makanan terus ngeluh-ngeluh sakit hati
ujung-ujungnya minta makanan, katanya biar ada tenaga buat ngadepin kehidupan
yang pahit. Vanessa ingin tertawa jika mengingat kejadian itu.
“Oke, thanks yah.”
Vanessa menganggukan kepalanya, lalu memberikan hardisk. “Udah
beres nih bang, moga sukses yah persentasinya.”
Setelah melihat Niko yang menganggukan kepalanya sambil
fokus pada ponselnya. “Gerecep banget si abang langsung pesen bunga,” batin
Vanessa saat mengintip layar ponsel Niko. Tanpa berpamitan Vanessa berjalan
keluar ruangan Niko.
***
Saat semua orang pergi untuk ke kantin Vanessa malah naik ke
atas untuk menemui suaminya. Ruang sekertaris Nathan tampak kosong, Vanessa
membuka ruangan Nathan tanpa mengetuknya dulu. Nathan terlihat sedang fokus
pada layar laptopnya. Vanessa duduk di sofa dan membuka kotak makan yang ada di
atas meja. Ini peraturan yang harus dia ikuti, Nathan tidak ingin Vanessa makan
di kantin bersama yang lain karena menurutnya makan siang adalah me time mereka
di kantor.
Nathan mengalihkan perhatiannya melihat Vanessa yang sedang
asik bermain ponsel sambil makan. “Kemapa senyum-senyum?” tanya Nathan sambil
duduk di sebelah Vanessa.
“Itu Putri lagi sombong di kasih bunga, coklat dan makanan
dari abang,” ucap Vanessa menjelaskan.
Nathan membuka kotak makannya, “Tumben abang nagsih bunga,”
gumam Niko.
“Mereka lagi marahan, makanya aku kasih saran buat
ngeluluhin hati Putri,” jawab Vanessa setelah menelan makanan yang ada di
mulutnya.
“Kalau kamu lagi marah aku gituin luluh juga gak?” tanya
Nathan sambil menatap istrinya.
“Tergantung marahnya karena apa dulu?” tanya Vanessa sambil
memasukan daging kedalam mulutnya.
“Kalau aku mau anak sebelas, kamu marah gak? Nanti aku kasih
bunga yang banyak.”
“Memangnya kamu serius mau punya anak banyak?” tanya
Vanessa. Dia menutup kotak makannya, meskipun makanannya masih tersisa tapi
nafsu makannya hilang karena ucapan Nathan yang membahas masalah anak lagi.
“Iya aku pengen banget, soalnya dulu itu mami gak mau
ngelahirin lagi waktu aku minta adik. Jadi aku Cuma bisa main sama Niko doang …
gak seru kalau Cuma main berdua.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Fariz
celamitan😂😂😂😂😂😂
2022-02-02
0
Ani Fernando
lanjut donk thor
2021-12-07
0
(~🍒 Santai aja 😏🍒~)
mau anak kayaknya sudah mulai terpengaruh oleh keluarga gen halilintar yang punya sebelas anak rusuh dan kocak banget aku nggak kepikiran sampai disana ide nya 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-11-07
0