Jeny menghela nafas menatap tomy yang sedang duduk di taman bersama sarah. Pemuda tampan itu tampak tersenyum lepas bersama gadis yang berada di samping nya.
“Lo kenapa jen?” Tanya charlie yang berada di samping kanan jeny.
Jeny menggelengkan kepalanya. Gadis itu menghela nafas sekali lagi kemudian meraih buku tebal nya dan berpura pura membaca nya. Jeny tidak mau charlie tau apa yang sedang di rasakan nya saat ini.
Charlie menatap ke arah jeny menatap tadi. Pemuda berambut kecoklatan itu tersenyum sinis kemudian menoleh kembali pada jeny.
“Jen.. Menurut lo sarah sama tomy cocok nggak?” Tanya charlie memancing jeny.
“Nggak tau.” Jawab jeny terus fokus pada bukunya.
Charlie tersenyum mendengar nya. Pemuda itu kembali menatap pada tomy dan sarah yang berada tidak jauh darinya dan jeny.
Karna tomy berada di kursi taman yang hanya berjarak sekitar tiga meter dari pohon dimana jeny dan charlie duduk di bawah nya.
“Kalau di lihat lihat mereka cocok ya jen?”
Jeny menggerakan bola matanya melirik charlie yang berada di samping nya. Sarah dan tomy memang cocok. Tapi jeny tidak bisa memungkiri dirinya tidak suka melihat tomy dan sarah bersama.
“Biasa aja menurut gue.” Ketus jeny.
“Tapi jen...”
“Gue duluan.” Sela jeny cepat.
Jeny buru buru bangkit kemudian melangkah menjauh dari charlie. Jeny tidak ingin mendengar charlie yang terus mencocok cocokan tomy dan sarah. Karna bagaimanapun juga meskipun mereka tidak saling mencintai, tomy tetap milik nya. Karna tomy adalah suaminya.
Sampai waktu pulang jeny tetap diam. Gadis itu pura pura fokus pada bukunya.
Kesal, sedih, menjadi satu di hatinya saat ini.
Kesal karna tomy seakan tidak perduli padanya hari ini. Dan sedih karna hari ini adalah terakhir mereka bersama.
“Udah makan?” Tanya tomy akhirnya bersuara.
Jeny hanya melirik sekilas pada pemuda itu kemudian kembali pura pura fokus dengan bacaan nya. Bibir nya terasa kaku untuk sekedar menjawab pertanyaan suaminya.
“Jen.. Gue tanya lo udah makan apa belum?” Tanya tomy sekali lagi.
Jeny berdecak.
“Udah. Sama charlie.” Jawab jeny cuek.
“Oke.. Bagus.” Angguk tomy tanpa menatap pada jeny yang berada di samping kemudinya.
Jeny memutar kedua bola matanya jengah.
Tomy benar benar tidak mengajak nya kemana mana. Padahal mereka akan berpisah besok. Tomy juga sepertinya tidak perduli meskipun jeny mengatakan sudah makan bersama dengan charlie.
Jeny menghela nafas.
Gadis itu melirik jalanan yang di lewatinya lewat kaca mobil nya. Tomy membawanya pulang ke rumah kedua orang tuanya lagi.
”Gue mau pulang ke rumah mamah papah..” Kata jeny tanpa menatap tomy.
“Iya.. Ini gue cuma mau ngambil barang barang gue kok.” Balas tomy santai.
Jeny diam.
Gadis itu menutup buku tebal nya. Berpura pura fokus dengan membaca juga tidak membuat tomy merasa bersalah padanya.
Mobil tomy sampai di depan gerbang yang saat itu sedang terbuka lebar. Tomy segera melajukan mobil nya pelan masuk ke dalam pekarangan luas rumah kedua orang tuanya.
“Jen.. Kalau misalnya gue bisa beli rumah buat kita. Lo mau rumah yang kaya gimana? Yang super megah atau biasa aja?” Tanya tomy setelah menghentikan mobil nya.
Jeny langsung menoleh. Gadis itu mengeryit tidak mengerti dengan apa yang di pertanyakan oleh suaminya.
“Gue nggak tau.” Jawab jeny kemudian melengos.
Tomy tertawa pelan.
Sebenar nya kedua orang tuanya sudah memberikan sebuah rumah yang cukup megah sebagai kado pernikahan nya dengan jeny. Tapi tomy menolak nya. Bukan tidak menghargai. Tapi tomy ingin memiliki hunian sendiri bersama jeny atas jerih payah dan keringat nya.
“Nggak mau turun?” Tanya tomy menatap jeny yang hanya diam di samping nya.
Jeny tidak menjawab.
Gadis itu hanya diam dengan tatapan datar nya.
“Oke...” Angguk tomy dengan helaan nafas.
Tomy keluar dari mobil nya tanpa berkata apapun lagi pada jeny. Tomy tau jeny sedang marah padanya. Maka dari itu selama di kampus tomy sama sekali tidak mendekati istrinya itu. Tomy tidak mau jeny semakin marah padanya.
“Den....” Sapa seorang asisten rumah tangga pada tomy yang baru saja memasuki rumah nya.
“Bi.. Mamah ada?” Tanya tomy menatap asisten rumah tangga nya yang akrab di panggil bibi.
“Mamah nggak ada den.. Ikut papah ke kantor.” Jawab bibi.
“Oh.. Ya udah..” Angguk tomy kemudian berlalu.
Tomy sedikit berlari menaiki anak tangga. Akhir akhir ini mamah nya memang sering menemani papah nya ke kantor. Semua itu karna keadaan sang papah yang kadang sering lemah secara tiba tiba.
Ketika sampai di kamar nya tomy segera meraih koper milik nya yang berada di samping lemari bajunya. Hari ini adalah hari terakhir tomy bisa berkumpul dan tertawa bersama orang orang yang di sayangi nya.
Ketika hendak menarik keluar kamar koper nya, pandangan tomy tertuju pada bingkai photo nya bersama jeny. Tomy tersenyum kemudian kembali melangkah.
Tomy tidak ingin membuat jeny menunggu nya terlalu lama.
“Bi... Tomy pergi yah.. Bibi sehat sehat. Tomy titip mamah sama papah..” Kata tomy tersenyum menatap asisten rumah tangga nya yang sudah bekerja di rumah nya sejak tomy kecil.
“Iya den.. Aden juga hati hati ya di sana. Jangan lupa makan terus jaga kesehatan aden selalu..” Balas bibi dengan kedua matanya yang berkaca kaca.
“Ya bi.. Tomy pergi..” Senyum tomy kemudian berlalu.
Tomy menaruh koper nya di bagasi mobil. Setelah itu tomy masuk kembali ke dalam mobil nya dan menemukan jeny yang sudah terlelap dengan memeluk ransel nya.
Tomy tersenyum.
Seharian ini tomy tidak berada di samping istrinya. Dan itu berhasil membuat tomy sangat merindukan gelak tawa nya. Tomy tidak bermaksud menghindar. Tomy hanya memberi waktu pada jeny yang sedang marah padanya. Tomy juga sedang berusaha melatih diri untuk tidak selalu mengekang gadis itu.
“Maafin gue yah.. Tapi gue benar benar harus pergi..” Lirih tomy menatap wajah damai istrinya.
Tomy menelan ludah nya.
Sejak kecil jeny selalu bergantung padanya. Dan tomy tidak bisa untuk tidak ada di samping nya. Tapi mulai besok tomy akan memulai semuanya tanpa gadis itu di samping nya. Meskipun itu hanya untuk sementara tetapi rasanya sangat berat bagi tomy.
Tomy sudah terbiasa menjalani hari harinya dengan jeny.
Tomy menghela nafas dan memejamkan kedua matanya sesaat. Tomy yakin bisa melalui semuanya dengan cepat. Dan tomy akan kembali dengan menegakkan kepalanya penuh rasa percaya diri sebagai suami jeny yang sesugguh nya.
Dan jika saat itu tiba tomy berjanji akan berusaha membuat jeny mencintainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Sunny Sunshine
yah namanya masih anak kuliahan gitu masih labil lah,, maunya masih bebas ber ekpresi ga heran sih sama sifat si Jeny tu
2021-01-18
2