BRAKKK !!!
Tomy terkejut karna suara pintu kamar nya yang di buka dengan sangat keras. Pemuda tampan yang sedang sibuk mengemasi barang barang nya itu menoleh.
“Jen...” Lirih nya ketika mendapati jeny yang berdiri di ambang pintu kamar nya dengan nafas tersengal.
“Lo...”
“Lo bilang lo pergi 2 mingguan lagi. Kenapa tiba tiba perginya lusa?” Tanya jeny langsung.
Tomy tersenyum tipis.
Pemuda tampan itu memang sengaja mempercepat keberangkatan nya ke amsterdam.
“Gue majuin jen..” Katanya menjawab.
Jeny menggelengkan kepalanya.
Dengan kedua matanya yang mulai berair jeny mendekat. Gadis berambut pirang sebahu itu berdiri tepat di depan tomy yang menatap nya.
“Kenapa?” Tanya nya lirih.
Tomy hanya diam.
Meskipun pemuda itu membalas tatapan jeny namun untuk pertanyaan “Kenapa?” yang di ajukan gadis itu tomy tidak tau bagaimana menjawab nya.
“Segitunya lo pengen ninggalin gue tom...”
Air mata jeny mulai menetes membasahi pipi chuby nya. Gadis itu tidak menyangka jika saat perpisahan nya dengan tomy sudah sangat dekat.
Mereka hanya memiliki waktu besok untuk bersama sebelum akhir nya tomy pergi ke amsterdam.
“Jen... Gue nggak bermaksud seperti itu.. Tapi..”
“Lo tega sama gue tom..” Sela jeny.
Tubuh jeny meluruh ke lantai hingga akhir nya terduduk di depan kedua kaki tomy. Jeny benar benar takut menghadapi kesendirian nya tanpa tomy lagi di samping nya.
“Jen maaf.. Tapi gue tetep harus pergi..” Lirih tomy menelan ludah nya.
Jeny menggelengkan kepalanya.
Gadis itu menutupi wajah nya dengan menggunakan kedua tangan nya.
Tomy menghela nafas.
Pemuda itu berlahan berlutut dan meraih tubuh mungil jeny. Tomy mengangkat tubuh jeny dan mendudukan nya di atas ranjang milik nya.
“Gue harap lo bisa ngertiin gue jen..” Katanya.
Jeny tidak menjawab.
Gadis itu menangis terisak dengan menundukan kepalanya menolak untuk menatap tomy yang ada di depan nya.
“Kenapa sih harus pergi.. Kenapa nggak disini aja sama gue... hiks hiks hiks.” Tangis jeny terus menundukan kepalanya.
Tomy tersenyum tipis.
Pemuda itu berlahan meraih tubuh bergetar jeny dan mendekap nya lembut. Tomy juga mengecup sesekali puncak kepala gadis itu.
“Istri gue nggak boleh cengeng dong..” Katanya sambil mengusap usap punggung jeny.
Jeny langsung melepaskan diri dari dekapan tomy. Dengan wajah memerah yang basah oleh air mata jeny menatap tomy.
“Gue ikut..”
Tomy mengeryit.
Tomy juga sempat berpikir untuk membawa jeny ikut serta dengan nya. Tapi mengingat dirinya yang akan sangat sibuk rasanya sangat tidak mungkin. Tomy tidak mungkin mengajak istrinya jika akhirnya dirinya tidak ada waktu untuk sekedar menemaninya.
“Jen.. Nggak bisa.. Lo harus tetap disini. Sama mamah sama papah..” Lirih tomy menatap jeny lembut.
“Kenapa sih? Bukan nya gue istri lo? Gue boleh dong ikut kemanapun lo pergi?” Tanya jeny dengan air matanya yang terus menetes.
Tomy tersenyum lagi. Dengan sangat lembut dan penuh perhatian tomy mengusap pipi basah jeny menggunakan kedua ibu jarinya. Tomy tidak bisa melihat jeny menangis apa lagi jika itu karna dirinya.
“Ada saat nya nanti lo harus selalu ikut gue jen.. Gue janji gue bakal secepat nya kembali buat lo.” Katanya.
Jeny berdecak.
Gadis itu menyingkirkan kedua tangan tomy yang menangkup kedua pipi chuby nya. Jeny tidak mau jauh dari tomy.
“Kapan lo akan kembali?” Tanya nya pelan dengan isakan yang masih tersisa.
“Secepat nya jen.. Setelah semuanya selesai. Dan setelah gue berhasil. Gue pasti kembali buat bawa lo kemanapun gue pergi.” Jawab tomy mantap.
“Bagaimana dengan kak sarah.. Apa kak sarah tau?”
Tomy menghela nafas. Jeny selalu saja membawa bawa nama sarah setiap berbincang dengan nya.
“Belum.. Tapi nanti pasti gue kasih tau.” Jawab tomy melengos.
Jeny menatap tomy sendu.
Sebentar lagi dirinya tidak akan bisa tertawa bersama dengan sahabat sekaligus suaminya itu. Sebentar lagi tidak akan ada yang membantunya dalam mengerjakan tugas yang tidak jeny tau. Dan sebentar lagi tidak akan ada lagi yang menemaninya begadang saat tidak bisa tidur.
Jeny beralih menatap koper dimana berisi tumpukan baju yang mungkin akan di bawa tomy. Mereka baru menikah 2 hari dan harus berpisah karna tomy yang akan pindah kuliah ke amsterdam.
“Kalau kita nggak menikah apa lo akan tetep pergi?”
Pertanyaan jeny membuat tomy menoleh. Menikah atau tidak dengan jeny, tomy memang akan tetap melanjutkan kuliah nya ke amsterdam.
“Jen.. Semua ini sudah gue pikirin dari dulu.. Dan gue emang udah ada niat dari dulu.. Kita tidak menikah juga gue tetep akan pergi.” Jawab tomy.
Jeny menganggukan kepalanya.
Status suami istri yang mereka sandang sekarang memang tidak banyak yang tau. Bahkan seantero kampus tidak ada yang tau satu pun.
“Di amsterdam banyak cewek bule yang cantik, tinggi, juga sexy. Apa lo bakal berpaling dari kak sarah?”
Pertanyaan jeny kali ini membuat tomy tertawa. Lucu sekali mendengar seorang istri yang bahkan menanyakan suaminya berpaling dari cewek lain ke cewek lain lagi. Bukan berpaling darinya ke cewek lain.
“Kenapa lo nggak nanya gue bakal berpaling dari lo atau nggak? Istri gue kan lo bukan sarah?”
Jeny mengusap sisa air matanya. Jika dirinya dan tomy saling mencintai mungkin jeny akan bertanya apakah tomy akan berpaling darinya ke cewek lain atau tidak.
“Yang lo suka kan sarah. Bukan gue.” Jawab jeny menghela nafas.
Tomy melirik jeny. Gadis itu benar benar masih menganggap nya memiliki perasaan khusus pada sarah.
“Jen lo udah makan?” Tanya tomy mengalihkan pembicaraan.
“Belum...” Jawab jeny menggelengkan kepalanya.
“Gue langsung kesini pas pulang ke rumah nggak nemuin lo di kamar. Kata mamah papah lo sedang kemas kemasin barang yang akan lo bawa lusa.” Kata jeny melanjutkan.
Tomy menganggukan kepalanya. Tomy tidak pernah berpikir sebelum nya jeny akan sangat berat di tinggalkan oleh nya. Tapi di sisi lain tomy juga sedikit merasa kecewa karna berat nya jeny dia tinggalkan hanya karna jeny takut sendiri. Bukan karna mencintai nya.
“Kalau gitu ayo kita makan dulu. Gue juga laper.” Ajak tomy.
Jeny menahan tomy. Tangan nya mencekal lengan tomy yang hendak bangkit dari duduk nya.
“Kenapa jen?” Tanya tomy mengeryit.
“Gue pengen makan takoyaki.” Jawab jeny dengan wajah sendu menatap tomy.
“Makan nasi dulu baru makan takoyaki.” Tegas tomy tidak ingin di bantah.
“Tapi...”
“Istri yang baik itu yang nurut sama apa yang di bilang suami.” Sela tomy cepat.
Jeny mendelik. Tomy memang terkadang sedikit menyebalkan.
“Kalau gue makan nasi terus kapan gue makan takoyaki nya tomy?” Tanya jeny kesal.
“Setelah kita makan malam. Kita keluar sebentar. Beli takoyaki.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Onih Sumarni
kenapa ga pada jujur z sih sama perasaan mwreka.masing",
2021-06-20
0