Setelah selesai kelas jeny menghampiri tomy yang sudah menunggunya di taman. Dengan senyuman yang terus terukir manis di bibir nya jeny mendudukan dirinya di samping tomy.
“Tomy..” Panggil jeny menoel noel pelan lengan tomy.
Tomy yang sedari tadi fokus dengan buku nya menoleh. Tomy ikut tersenyum menatap istrinya yang juga tersenyum manis padanya.
“Jadikan ajarin gue?” Tanya jeny pada tomy.
“Ya jadilah.. Mana buruan.. Gue mau ada urusan setelah ini.”
“Urusan apa?” Tanya jeny penasaran.
“Ngurusin surat perpindahan gue..” Jawab tomy tanpa menatap jeny.
Jeny terdiam.
Setelah ini mungkin tidak akan ada lagi yang membantunya mengerjakan tugas kuliah. Tomy akan pergi jauh darinya. Dan jeny tidak tau akan sampai kapan.
“Kenapa harus pindah keluar negri sih tom? Lo kan bisa selesein pendidikan lo disini.” Kata jeny sendu.
Tomy menghela nafas.
Andai dirinya bisa memilih.
“Jen.. Papah yang minta gue buat cepet cepet selesein kuliah. Gue harus mengambil alih perusahaan papah secepat nya. Lo tau kan bagaimana keadaan papah?”
Jeny terdiam. Keadaan papah tomy memang sering melemah. Meskipun usia nya masih tergolong muda tetapi penyakit jantung yang di deritanya membuat papah tomy sering keluar masuk rumah sakit.
Itu juga alasan kenapa jeny dan tomy tidak bisa menolak pernikahan mendadak mereka.
“Ya.. Gue tau.” Jawab jeny pelan.
Tomy tersenyum. Meskipun jeny selalu bersikap kekanak kanakan juga manja tapi jeny juga selalu bisa mengerti dirinya.
“Ya udah mana yang lo nggak tau?” Tanya tomy.
Jeny menunjukan tugas nya yang belum selesai. Seperti biasanya, jeny memang hanya mengerjakan yang dia tau selebih nya tomy yang mengajarinya.
Dari dulu sampai saat ini jeny memang selalu begitu.
Tidak sampai 15 menit tomy berhasil membuat jeny faham sehingga gadis itu bisa dengan cepat menyelesaikan tugas nya yang belum selesai.
“Tom.. Gue...”
Tomy mengangkat sebelah alis nya. Pemuda itu menatap bingung pada jeny yang terlihat lesu dan menundukan kepalanya.
“Kenapa jen..?” Tanya tomy pelan.
“Apa gue bisa tanpa lo?” Tanya balik jeny.
Tomy terdiam. Pertanyaan yang sama yang berada di benak tomy. Tomy pun berpikir apakah mungkin dirinya bisa tanpa ada jeny di samping nya.
“Jen.. Lo pasti bisa.. Gue yakin itu..” Senyum tomy menutupi kesedihan hatinya.
Jeny menghela nafas.
Semuanya mungkin akan sangat sulit jeny lalui. Tapi jeny tidak mungkin menghalangi tomy. Tomy mempunyai tanggung jawab atas perusahaan papah nya.
“Gue ke dekan yah..”
“Gue ikut.” Kata jeny cepat.
“Oke...” Angguk tomy setuju.
Jeny melangkah di belakang tomy. Sepanjang melangkah menuju ruang dekan jeny terus menatap sendu punggung tomy. Jeny tidak menyangka mereka berdua akan berpisah. Meskipun perpisahan mereka memang hanya untuk sementara tetapi tetap saja jeny tidak rela.
Sampai waktu pulang tiba jeny terus saja terdiam. Rasanya jeny ingin menghentikan waktu sekarang. Jeny tidak mau tomy pergi. Jeny tidak mau jauh dari pemuda tampan itu.
“Gue liat dari kampus lo diem terus.. Kenapa?” Tanya tomy menoleh sekilas pada jeny.
Jeny menghela nafas.
Jeny tau tomy juga tau apa yang sedang di pikirkan nya. Dan jeny rasa dirinya tidak perlu menjawab pertanyaan suaminya.
“Jen.. Lo jangan gitu dong.. Jangan buat gue semakin ngrasa berat buat pergi.. Lo tau kan gue nggak mungkin tetap tinggal?”
Jeny tetap diam.
Tetesan bening yang meluncur bebas dari kedua mata belonya jatuh tepat di punggung tangan nya. Jeny tidak bisa menghadapi dunia nya tanpa tomy di samping nya.
Tomy menghela nafas.
Memang susah meyakinkan jeny jika sudah seperti itu. Jeny pasti akan terus diam dan fokus dengan pemikiran nya sendiri.
Tomy menghentikan mobil nya ketika sampai di halaman luas rumah kedua orang tua jeny. Pemuda itu hanya diam dan menghela nafas saja ketika jeny keluar dari mobil dan meninggalkan nya tanpa berkata apapun.
Tomy menghela nafas nya frustasi. Tiba tiba bayangan jeny tersenyum manis kembali hadir di depan nya. Senyum manis dan senandung kecil yang keluar dari bibir pink alami jeny adalah karna bertemu dengan lorenzo.
Hal itu membuat tomy muak juga marah. Tomy ingin sekali berbicara pada jeny tentang siapa sebenar nya lorenzo. Namun mengingat jeny yang begitu sangat mengagumi sosok lorenzo, tomy jadi berpikir 2 kali. Kalau tomy melarang jeny dekat dengan lorenzo jeny pasti akan marah. Jeny pasti akan menganggap nya egois dan suka mengatur. Tapi jika tomy membiarkam jeny larut dengan kekaguman nya, tomy takut jeny juga akan terpedaya oleh rayuan maut pemuda bermata sipit itu.
“Charlie.. Apa bisa gue nitipin jeny ke lo..” Gumam tomy lirih.
Charlie meskipun suka menyombongkan diri tetapi charlie baik. Tomy tau itu.
Charlie tidak seperti lorenzo yang suka tebar pesona dan gonta ganti pasangan. Dan lagi, tomy tau charlie menyukai jeny. Tomy yakin charlie bisa menjaga jeny dengan baik selama dirinya tidak ada di samping gadis itu.
“Gue harus temuin charlie sekarang juga.. Cuma dia yang bisa gue percaya sekarang.”
Tomy kembali menghidupkan mesin mobil nya. Dengan kecepatan full tomy mengendarai mobil nya menuju rumah charlie.
Tomy tau charlie mungkin akan marah jika tau dirinya dan jeny sudah menikah. Tapi tomy tidak punya pilihan lain. Cuma charlie yang bisa membantunya menjaga jeny dari lorenzo.
Tidak sampai 20 menit mobil tomy sampai di depan gerbang tinggi menjulang kediaman keluarga charlie. Pemuda tampan dengan switer biru itu keluar dari mobil nya. Tomy merogoh saku celana jins nya meraih hp nya untuk menghubungi charlie.
“Ya tom..”
“Lo dimana?” Tanya tomy tanpa basa basi.
“Gue di rumah. Kenapa?” Jawab charlie kemudian bertanya balik dengan nada bingung.
“Lo keluar sekarang. Gue di depan rumah lo.”
Tomy langsung memutuskan sambungan telpon nya setelah itu. Pemuda tampan itu menyenderkan dirinya di bagian depan mobil mewah nya menunggu charlie datang menghampiri nya.
Suara pintu gerbang yang terbuka membuat tomy menoleh. Dari dalam pekarangan luas rumah nya charlie keluar dan menghampiri tomy yang sedang menunggu nya.
“Kenapa nggak masuk?” Tanya charlie menatap tomy.
Tomy hanya menghela nafas.
Niat nya datang bukan untuk mampir atau berkunjung. Niat nya datang adalah untuk mengatakan tentang hubungan nya dengan jeny juga menitipkan jeny pada charlie.
“Gue mau ngomong sesuatu sama lo.” Kata tomy singkat.
Charlie mengeryit. Tomy tidak pernah sampai datang ke rumah nya jika hanya ingin mengatakan sesuatu yang tidak penting. Dan sekarang tomy berada di depan nya dengan wajah datar hanya untuk mengatakan sesuatu yang belum charlie tau.
“Lo ikut gue.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Ndhe Nii
masih menyimak👍🙏🤣
2022-01-25
0