Sesuai kesepakatan bersama. Dimas, Toni dan Bara kembali mendatangi tempat Lia di rawat.
Lia yang sudah bersiap-siap untuk pulang, gagal karena mereka.
Lia tak habis pikir dengan pikiran mereka hanya karena dirinya, mereka melakukan sesuatu yang secara logika sangat aneh.
Bara memberikan beberapa lembar kertas yang sudah dijilid yang berisikan perjanjian yang mereka sepakati.
"Ambil ini dan bacalah, jika kamu merasa keberatan dengan poin yang ada di dalamnya, kamu bisa menggantinya karena di sini semua harus adil dan tidak boleh ada kecurangan." jelas Bara.
"Aku tidak perlu membacanya aku. Aku tahu kalian pria berpendidikan dan pasti semuanya sudah di pertimbangkan dengan masak- masak, aku hanya ini menambahkan beberapa poin saja. Yang pertama aku masih punya tanggungan terhadap Alfin akan tumbuh kembangnya jadi tidak ada yang boleh melarang ku untuk menemui dan merawat Alfin termasuk juga papanya tidak boleh melarang. Yang kedua tidak ada s*x, aku ingin semuanya normal , dan yang terakhir aku ingin menghabiskan hari Minggu sendirian tidak ada yang boleh mengganggu hari Mingguku. Aku rasa itu saja dulu yang lainnya bisa nyusul."
Semua poin tambahan dari Lia sudah di catat oleh pengacara yang mereka pilih.
"Baiklah, karena hari ini dan besok milik Bara, kalau begitu aku pamit dulu, mau kembali melanjutkan pekerjaan, selamat bersenang-senang sayang." ucap Toni dan berlalu pergi.
"Aku juga pamit Lia, jaga dirimu, lusa a
ku akan menjemputmu.
Aku pergi dulu." Dimas pun pergi
Lia menatap Bara dengan tatapan penuh tanda tanya yang masih belum terjawab.
"Kenapa kamu Lia? aku gak melakukan apapun."
"Aku mau tanya, bagaimana cara kalian membagi waktu?"
"Oh.. itu kita pilih jalan tengah yaitu suit dan aku pemenang pertama kemudian Dimas dan di susul Toni." jelas Bara
"Apa??? kalian suit. Memang ya kalian semua ini sudah kehilangan akal sehat , apa gunanya pendidikan tinggi jika sikap kalian masih seperti anak SD yang."
"Sudahlah, kenapa baru sekarang marah-marah kenapa gak sekalian tadi dengan mereka."
Lia hanya bisa cemberut dan menyilangkan tangannya di depan dada.
"Mau ikut pulang atau nginep di sini lagi." ucap bara sambil membawa tas Lia yang berisi pakaian.
"Ya pulang lah, aku sudah rindu dengan malaikat kecil yang menggemaskan." Lia membayangkan Alfin yang imut.
Sepanjang perjalanan Bara menjelaskan poin- poin yang dia ajukan, dan membuat Lia hanya mengangguk-garuk kepala.
"Dalam hidupku tak pernah aku berfikir akan menjadi bahan taruhan kalian, aku sudah berusaha menolak tapi kalian tetap memaksa sebenarnya apa sih yang istimewa dariku, padahal masih banyak wanita di luar sana yang masih gadis, cantik pintar dan lebih segala-galanya dari ku, apakah mas bara bisa menjelaskannya padaku?"
"Pengen tahu kelebihan kamu di mataku?"
"Iya... coba katakan."
"Eeeeemmm tidak ada, tidak ada yang spesial dari dirimu." jawab santai Bara.
Lia mengernyitkan dahinya mendengar jawaban Bara. "Kalau tidak ada yang istimewa kenapa ikut-ikutan taruhan dengan mereka?"
"Kan sudah ku katakan, aku hanya ingin melindungi kamu dari mereka, selama kamu masih di butuhkan Alfin, aku akan berusaha menjagamu."
"Gak perlu, aku bisa jaga diri, dengarkan ini aku gak butuh di kasihani dan gak butuh mas Bara sok jadi pahlawan pelindung. Aku pastikan tak akan pernah jatuh cinta pada mas Bara." ucap Lia Sebelum memalingkan wajahnya dari Bara. Lia merasa kecewa dengan jawaban yang di keluarkan Bara entah itu bercanda atau sungguhan tapi itu menyakitkan hati Lia.
Sesampainya di rumah Lia keluar duluan dan mengacuhkan Bara, berjalan masuk kedalam rumah dan segera menaiki anak tangga menuju kamarnya tanpa menghiraukan teguran Akas.
Bara masuk dan membawa tas Lia, namun langsung di hadang Akas yang penasaran dengan sikap Lia.
"Kalian habis berantem? kok gak biasanya Lia Langsung nyelong masuk ke kamar."
"Ceritanya panjang, nanti aku ceritakan. ngapain kamu pulang bukannya kerja?"
"Aku ngambil dokumen yang tertinggal, nie aku juga mau balik."
"Aku ikut bareng kamu aja ke kantor di rumah sepertinya ada aura panas." ucap Bara
"Kamu ada-ada saja, yang panas tu aura kamu bukan rumah ini, ayo buruan berangkat nanti keburu meledak kalau terlalu panas." ajak Akas
Selama di perjalanan Bara menceritakan semuanya pada Akas asal muasal yang membuat Lia marah.
Akas hanya bengong tak percaya dengan apa yang di lakukan bosnya sudah diluar fikiran Akas.
"Pantas aja Lia marah, dengar ya pak, kalau saya jadi Lia saya akan melakukan hal yang sama dengan Lia, bukannya di kasih alasan yang membuat hati wanita senang ini malah blak-blakan ngomongnya."
"Terus aku harus bagaimana dengannya, aku sudah berkata jujur, bahwa aku melakukan ini semua untuk menjaga dan melindungi Lia."
"Sekarang saya tanya pada mu. Kamu tertarik atau ada perasaan suka, sayang, ingin selalu dekat dengannya, selalu merindukannya. Ada gak rasa itu?" tanya Akas
Bara sejenak terdiam dan membayangkan tentang Lia. "Saat aku didekatnya aku selalu nyaman, dan ada perasaan aneh saat bersamanya."
"Itu namanya kamu mulai jatuh cinta sama Lia, tapi dirimu terlalu meninggikan ego, tak bisa mengungkapkan isi hati. Ayolah, jika tak mau kehilangan Lia ini kesempatan terakhir yang bisa di lakukan, buat Lia nyaman dan aman bersamamu, nanti aku ajari 1001 cara membuat wanita jatuh cinta dan kamu tahu Akas lah master nya."
Setelah Lia cukup istirahat dan tenang, Lia menemui Alfin yang aktif memperhatikan setiap orang yang berbicara dengannya termasuk juga dengan Lia.
Alfin dengan seksama mendengarkan Lia bercanda dan terkadang tersenyum memperhatikan Mimik bibir Lia.
"Bunda sangat rindu pada Alfin, bunda gak ingin jauh-jauh dari Alfin, bunda sudah sangat nyaman dengan Alfin tapi bunda tak bisa selamanya bersama Alfin, saat Alfin sudah besar nanti jangan lupakan bunda ya, Bunda sadar papamu cepat atau lambat akan mencarikan ibu sambung untuk kamu, dan juga akan menggantikan posisi bunda untuk menjagamu." ucap Lia sambil sesekali mengecup kening Alfin.
"Jangan sedih mbak Lia, jika Alfin memang memilih mbak untuk jadi ibu sambungnya pasti akan selalu ada jalan untuk selalu bertemu dengannya, atau bisa jadi malah pak Bara menjadikan mbak Lia ibu sambung buat Alfin."
"Jangan bercanda kamu mbak ayu, gak mungkin mas Bara bisa jatuh cinta padaku, walaupun andai saja itu benar aku tak bisa menerimanya, aku gak sanggup jika di tengah hubungan akan menjadi pertengkaran karena kekurangan diriku yang sekarang ini."
"Yang sabar ya mbak, aku yakin suatu hari akan ada yang mau menerima kekurangan mbak, asalkan mbak jangan menutupinya dari awal lebih baik sebelum sebuah hubungan makin berlanjut untuk baik jujur." ucap Ayu.
terimakasih sudah mampir jangan lupa tinggalkan jejak 👍❤️⭐🧿✍️ ditunggu.
"Jejak Kalian sangat berarti buatku"
🙏🙏🙏
Maaf untuk sementara novel ini kan jarang update atau tak update tiap hari, karena posisi saya sedang jadi Bumil jadi sedikit kurang fokus untuk ide-ide selanjutnya, terimakasih yang masih tetap setia menunggu updatenya, akan tetap saya selesaikan sampai end.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Sinar Batu Abadi
smngt berkarya mbakk
2023-08-11
0
Efan Zega
dimas dan toni belum tau
2021-02-09
0
Anthee Pratama Yusuf
dah lama bgt ga up.knp Thor,SKT???
2021-02-02
0