Keesokkan harinya Lia lebih awal sarapan dan pergi halaman belakang bersama Alfin untuk berjemur.
Bara dan Akas, yang sudah siap-siap ke kantor keluar dari kamar dan sarapan.
"Bu Sumi, mana Lia." Tanya Bara.
"Mbak Lia sudah sarapan, sekarang sedang berjemur bersama Alfin di halaman belakang, tinggal minum susu yang belum," jelas bi Sumi.
"Bara gimana tadi malam, aku gak sempat nanya kamunya dah tidur," tanya Akas sambil ngunyah makanan.
"Kurang hot, tapi gak papa lah, yang penting tersalurkan."
"Aku kira kamu sudah lupa tempat itu, soalnya sejak kamu nikah kamu kan gak pernah kesana lagi," ucap Akas lagi.
"Itu semua gara-gara kamu, kalau saja kamu gak ngerjain aku, gak bakalan aku kesana lagi."
Mbak Ayu datang menghampiri Bara yang sedang sarapan.
"Pak, popok Alfin sudah habis," laporan Ayu.
"Oya, nanti biar Lia yang belanja daripada dia nyantai di rumah. Kasih tahu apa aja yang habis sama Lia."
"Baik pak, akan saya kasih tahu mbak Lia."
Akas dan Bara pun menyelesaikan sarapan, sebelum pergi ke kantor bara menghampiri Lia yang masih berjemur.
"Lia sudah dikasih tahu Ayu belum?"
"Sudah pak tinggal nunggu uangnya aja," ucap Lia sambil menatap Bara.
Bara mengambil kartu ATM di dompetnya dan memberikannya pada Lia.
"Pakai ini untuk belanja, sekalian kalau kamu mau belanja kebutuhanmu. Anggap aja itu bonus kamu yang sudah berhasil mendapatkan tanda tangan pak Toni."
Lia mengambil kartu ATM dari tangan Bara. Tanpa sengaja Lia melihat cap di leher Bara.
"Sayang, bilang ke papamu, kalau mau ke kantor cap di lehernya di tutup ya, biar gak ketahuan kalau habis kena hot kiss," sindir Lia.
Bara yang menyadari ucapan Lia langsung menutupi bagian leher yang sempat terlihat.
"Aku pergi ke kantor dulu," pamit bara
"Hati-hati dijalan, semoga hari bapak menyenangkan."
"Alfin, bunda Lia mau jalan-jalan dulu ke mall, nanti bunda Carikan baju baru buat Alfin sayang." Lia menciumi Alfin dengan gemas
Lia pun bersiap-siap dan pergi menggunakan taksi menuju salah satu mall.
Lia memanfaatkan waktu untuk jalan-jalan dahulu sebelum belanja. Saat sedang asik jalan-jalan tanpa sengaja Lia bertabrakan dengan Toni.
"Lia, kamu ngapain disini? sepertinya kita memang jodoh ya, bisa bertemu lagi di sini."
Lia tak dapat lari karena tangannya keburu di pegang Toni.
"Saya hanya jalan-jalan aja pak," jawab Lia.
"Kalau begitu ikut aku, aku akan belikan hadiah buat kamu atas servis kamu kemaren sampai gak sadar kalau kamu sudah pergi."
"Lia mencoba memberontak namun tak bisa." Akhirnya Lia mengikuti Toni menuju toko pakaian.
Para pelayan menyambut kedatangan Toni yang bersama Lia. Toni langsung memilihkan beberapa lembar baju buat Lia, dan dan meminta Lia mencobanya.
Lia tahu sifat Toni bagaimana jika tak dituruti, hingga terpaksa Lia menuruti kemauan Toni.
Berkerja selama enam bulan dan menjadi sekertaris spesial Toni, membuat Lia paham tentang Toni, hanya satu yang Lia tolak, yaitu saat Toni melamar dirinya.
Lia mencoba beberapa baju yang Toni pilihkan dan memperlihatkannya ke Toni dan Toni pun menyukainya.
Toni membelikan tiga lembar baju untuk Lia.
"Sayang apa kamu suka, bajunya."
"Saya suka pak, terimakasih buat bajunya, sekarang apa saya boleh pergi."
Toni meraih pinggang Lia dan mendekatkan tubuh lia hingga menempel pada tubuhnya.
Tanpa perhitungan Toni mendaratkan bibirnya ke bibir Lia, membuat Lia kaget dan terdiam hanya matanya yang ke kanan ke kiri.
Lia segera mendorong tubuh Toni dan menjauhkan tubuhnya dari Toni.
"Apa yang bapak lakukan di tempat umum."
"Ayolah baby, aku hanya menciummu saja, lagian kamu pasti akan menjadi milikku, gak usah menghindari lagi. Aku tahu kamu sudah menjadi janda jadi biarkan aku yang menggantikan posisinya."
"Jaga ucapan bapak ya, siapa yang mau dengan bapak." Lia pun meninggalkan Toni.
"Aku pastikan kamu jadi milikku Lia, sampai kapanpun akan aku kejar," teriak Toni dan mendapatkan perhatian banyak orang yang melewatinya.
Jalan-jalan Lia menjadi kacau karena Toni. Akhirnya Lia memilih segera belanja kebutuhan Alfin dan segera pergi dari mall dan berharap tidak bertemu dengan Toni lagi.
Saat sampai parkir, tanpa sengaja Lia bertemu dengan mantan bosnya lagi.
Memang sungguh sial Lia hari ini, Menghindar dari yang satu ketemu lagi dengan yang lain.
Dimas adalah bos pertama Lia saat pertama kali Lia terjun di dunia sekertaris.
Lia dan Dimas pernah berpacaran, namun hubungan mereka kandas karena ada orang ketiga yang merusak hubungan mereka dan membuat Lia mengalah.
Lia mencoba menghindar dari Dimas dan pura-pura tidak kenal, namun pria yang pernah jadi pacarnya rupanya masih ingat dan mencegah Lia untuk pergi.
"Lia, kamu masih ingat aku kan. Aku senang sekali kita bisa bertemu disini, aku sudah tiga tahun mencari dirimu dan hampir putus asa, tapi kita sepertinya masih berjodoh dan bisa dipertemukan lagi denganmu." Dimas langsung memeluk Lia karena merasa bahagia namun tak mendapat respon dari Lia.
"Ngapain mas masih nyariin aku, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa, lagian aku sudah melupakan mas Dimas," ucap tegas Lia.
"Ikut aku sekarang kita bicara baik-baik."
"Tapi aku mau pulang." tolak Lia namun Dimas bersikeras membawa Lia pergi.
"Aku gak mau menyia-nyiakan kesempatan ini Lia, apa kamu gak kasihan denganku."
Lia di bawah masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan mall.
"Kita mau kemana mas, Aku mau pulang mas, turunkan aku di sini. Tidak ada yang perlu di bahas lagi di antara kita."
"Ada Lia, ada yang ingin aku bahas, jadi please tolong kamu nurut ya, sekali ini aja." ucap Dimas sambil menyetir mobil.
Dimas membawa Lia ke cafe miliknya, tempat dimana biasa Lia dan Dimas menghabiskan waktu di sela kesibukan.
"Ngapain mas kita kesini, aku sudah mengubur semua kenangan masa lalu kita. Mas aku mohon lupakan aku dan biarkan aku pergi."
"Tidak Lia, aku masih mencintaimu, aku masih sayang sama kamu. maafkan aku yang pernah khilaf. jujur setelah kepergianmu aku merasa ada yang kurang dalam hidupku dan itu adalah kamu. Aku mohon Lia kembali bersamaku."
"Gak bisa mas, Alia bukan lagi wanita yang sempurna, aku wanita cacat. aku sudah menutup pintu hatiku untuk siapa pun termasuk mas jadi tolong biarkan aku pergi, dan jangan mencari aku lagi."
Dimas memeluk tubuh Lia sangat erat, "Masih begitu bencinya kamu padaku Lia, aku Janji akan meluluhkan hatimu lagi dan biarkan aku mendapatkan hatimu lagi," ucap Dimas namun Lia hanya menggelengkan kepalanya.
Dimas pun membiarkan Lia pergi tanpa sempat mengenang memori bersama di cafe.
Lia pergi menggunakan taksi dan pulang, Lia menangis tersedu-sedu di dalam taksi mengingat kenapa semua orang-orang yang pernah ada di dekat Lia kembali hadir disaat dirinya menjadi janda dan tak bisa lari untuk menghindarinya.
Lia sampai kerumah pukul tujuh malam, dengan mata yang masih sembab masuk melewati Bara yang baru keluar dari kamar.
"Lia kenapa, apa yang terjadi padamu?" tanya Bara sambil menahan lengannya.
"Gak papa pak, lepaskan saya pak saya mau kekamar" Bara pun melepaskan Lia dan Lia pun meninggalkan Bara dan masuk kamar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Sinar Batu Abadi
sedihh
2023-08-10
0
Katherina Ajawaila
Ribet Bara udh sm2 duda dan janda mslah di biarin sendiri enak aja kamu menang banyak anak mu di urusin tapi mending jajan di luar. ngk jelas
2023-07-16
0
🦅HagiaShofia🦘
ktnya tidk mau trjerumus ke lembah hitam apanya huuu bara bere wkwkw tau nya main ama jalangkung
2022-08-12
1