Pemandangan yang tak terduga, Bara di sajikan tubuh yang menggoda di kamar hotel.
Pakaian Lia sudah berantakan, peluh membasahi tubuh, erangan hewan keluar dari mulut Lia, wajahnya memerah dan meliuk-liuk di ranjang seperti cacing kepanasan.
Bara sempat meneguk salivanya sendiri, sebagai seorang pria normal Bara mulai tergoda dengan pemandangan di depan matanya. Sebuah penyajian yang sempurna dan siap untuk dicicipi oleh siapa yang melihat.
Bara menampar wajahnya sendiri, mencoba menyadarkan agar tak terjerumus dalam lembah hitam.
"Brengsek, ternyata aku di kerjain Akas." gumam Bara.
Bara menghampiri Lia, mencoba menyadarkannya. "Lia sadar Lia...."
"Pak. tolong, aku sudah gak kuat," iba Lia dan terus mendekati Bara.
Bara bingung apa yang harus ia lakukan, dia sendiri tak paham berapa lama efeknya akan hilang.
Bara memutar otaknya, mencari cara untuk membantu Lia dan membuat dirinya agar tak terjerumus ke dalam lembah hitam. Sedangkan tubuh dan otaknya mulai saling memberontak, antara lakukan dan tidak.
Otak Bara tiba-tiba memberi respon setelah kalah berdebat dengan tubuhnya. Bara melepas ikat pinggang dan dasinya untuk mengikat tangan dan kaki Lia.
Lia tak mau diam tubuhnya terus saja bergerak, membuat Bara sampai berpeluhan hanya untuk mengikat tangan dan kakinya.
Setelah selesai tubuh Lia di bungkus dengan selimut dan menyisakan hanya kepalanya saja dan mulutnya di tutup menggunakan sapu tangan milik bara.
"Maafkan aku Lia, ini semua gara-gara aku, dan ini aku lakukan agar kamu bisa segera sadar dan terbebas dari deritamu."
Sekarang Lia mirip sekali ulat yang akan jadi kepompong sesekali masih meliuk-liuk.
Bara meletakkan tubuh Lia di lantai agar tak jatuh, dan bara meninggalkannya beberapa waktu.
Dari jam tiga sore Sampai jam tujuh malam Lia di tinggal sendirian agar bisa menjadi kupu-kupu.
Bara kembali ke hotel untuk melihati Lia, saat masuk bara terkejut tak mendapati Lia.
"Kemana perginya Lia? kenapa tidak ada di kamar, gak mungkin dia bisa keluar kamar dengan keadaan jadi kepompong." Bara mencari lia sampai kekamar mandi, namun tak mendapati keberadaan Lia.
"Lia....kamu dimana...."panggil Bara dan samar-samar terdengar suara tertahan. Bara berusaha mencari keberadaan suara itu dan ternyata suara itu menuju kolong ranjang.
Benar saja Lia menggelinding sampai bawah kolong. Bara buru-buru mengeluarkan Lia dan melepaskan ikatan di mulutnya.
Batuk pun keluar dari mulut Lia dan Lia mulai bisa bernafas dengan lega.
"Bapak mau membunuh saya , nyiksa saya begini. Saya hampir mati pak," teriak Lia dengan posisi masih terlilit selimut.
"Tapi kamu gak mati kan, seharusnya kamu berterimakasih sudah saya bantu, bukannya nuduh saya mau membunuh."
"Tapi nyatanya memang mau membunuh kan, kalau gak, kanapa gak di lepasin ikatannya."
"Kamu sudah sadar kan?"
"Aku sudah sadar, sudah tersalurkan hasratku di dalam kepompong, sekarang biarkan aku jadi kupu-kupu. sakit semuanya pak." ucap Lia yang masih terlilit dalam selimut dan meronta.
"Baiklah aku lepaskan kamu."
Bara pun melepaskan Lia dari lilitan selimut dan melepas ikatan di tangan dan kakinya.
Dengan tubuh lemas Lia merebahkan tubuhnya di ranjang. "Akhirnya aku bebas."
"Tapikan bajumu, kalau kamu sudah baikkan kita pulang, kasian kalau Alfin kelamaan di tinggal." Bara yang berdiri membelakangi Lia.
Setelah Lia benar-benar pulih barulah Bara membawa Lia pulang.
Sesampainya di rumah Lia tak bisa langsung istirahat, tanggung jawabnya menunggu, Alfin sudah menunggu ASI.
"Mbak ayu, bawa Alfin kekamar ya, aku mau membersihkan badan." ucap Lia sesampainya di rumah.
Bara buru-buru menghampiri Akas yang sedang nonton TV.
"Akas...." teriak Bara mengagetkan Akas.
"Ada apa si Bara teriak-teriak, aku gak tuli, pendengaran ku masih bagus."
"Kenapa kamu mau menjerumuskan aku, ada dendam apa kamu denganku."
"apa...aku gak paham." Akas pura-pura bingung.
"Kamu tahu kan, Lia itu sedang terpengaruh obat perangs*ng tapi kenapa kamu malah memintaku untuk masuk menemui Lia."
"Aku hanya ingin memberikan kesenangan buat kamu." ucap Akas sambil cengengesan.
"Kesenangan apanya, kamu hampir membuatkan terjerumus ke dalam lembah hitam."
"Jadi bapak gak ambil kesempatan dalam kesempitan." Akas sedikit kecewa dengan Bara.
"Aku ini bukan laki-laki yang mudah tergiur dengan perempuan, aku masih bisa mengendalikan diri, gak kaya kamu lihat tubuh seksi sedikit sudah mau di caplok aja." Bara terus saja ngomelin Akas karena sikapnya.
"La terus ngapain kalian pulang malam kalau gak, eeeemmm sama Lia?"
"cuma main kepompong kupu-kupu, puas Lo." Bara pergi meninggalkan Akas. Percuma ngomelin Akas,sampai berbuihan mulut tetap tak akan masuk ke otak Akas.
"Bermain kepompong, kupu-kupu itu apa? apa itu gaya baru yang mereka ciptakan. Aku harus tahu biar bisa mempraktekkannya." Akas pun kembali menonton tv sambil memikirkan gaya kepompong kupu-kupu.
Di kamar Lia sedang menyusui Alfin sambil rebahan, tubuhnya sakit semua terasa tulangnya mau copot sendiri-sendiri.
Sesampainya di kamar bara langsung membersihkan diri, bau parfum Lia bercampur peluh membuat aroma tubuhnya campur aduk.
Dibawah guyuran shower, Bara terus saja teringat kejadian yang tak terduga itu, untuk pertama kalinya Bara melihat tubuh Lia walau tak sepenuhnya, tubuh seksi Lia yang meliuk-liuk di ranjang sungguh menggugah naluri seorang lelaki normal.
Bayangan itu rupanya membangkitkan sesuatu yang tertidur.
"Brengsek Akas, aku sudah bersusah peyah menghentikan ini, dia membuatku terjabak kembali." Bara buru-buru mandi dan bersiap kembali untuk pergi mencari penyaluran hasrat lelaki.
"Akas ayo ikut aku, kamu harus tanggung jawab sudah berani membuat masalah denganku." ucap Bara dan Akas pun buru-buru menghampiri dan mengikuti Bara.
"Tunggu..." tahan Lia. Bara dan Akas bersamaan menoleh ke arah Lia.
" Kalian mau kemana?" tanya Lia yang menghampiri.
"Aku mau keluar sebentar cari angin."
"Kebetulan kalian cuma jalan-jalan, tolong belikan aku kelapa muda ya, dua biji yang warnanya pink dan ukurannya yang besar dan satu lagi, dalamnya yang sedang-sedang saja ya jangan terlalu tua dan jangan terlalu muda."
"Lia, mau diminum atau mau buat cuci muka? mana kita tahu isi didalam kelapa." Saut Akas.
"Ya nanti aku belikan, kamu istirahat saja dan jangan di tunggu soalnya aku pulangnya gak menentu." ucap Bara.
"Baiklah, selamat bersenang-senang. jangan lupa pakai pengaman." ucap Lia dan bara sedikit tersedak mendengar ucapan Lia masalah pengaman.
"Iya kami selalu pakai pengalaman, biar aman dari kecelakaan." ucap Akas
Mereka pun pergi lagi dan Lia menutup pintu.
Dan tidak menyadari bahwa ucapannya tentang pengaman di tanggapi berbeda-beda oleh dua pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Saras Wati
🤣🤣🤣🤣🤣
2022-08-08
0
TaThom
aku pun sepaham dgn Bara 😂😂
2021-02-08
0
Darna Dahlia
lia sm siapa Thor ...bgs ceritanya..
2021-02-08
0