Keesokkan harinya pun tiba, dimana Lia akan bertemu lagi Toni, Pria mesum namun dihormati semua orang, hanya orang tertentu yang tahu sifat asli Toni termasuk Lia yang mengetahui nya.
Toni sebenarnya pria masih mudah usianya 28 tahun, tapi kehidupannya yang suka dengan dunia malam membuat dia jadi pria mesum.
Seperti biasa saat Alfin bangun dan setelah mandi Lia Selalu menyusui Alfin.
"Alfin, doain bunda Lia ya, bunda hari ini Mau beraksi lagi, bunda mau nunjukin ke papa kamu, kalau pengalaman mama di dunia sekertaris jangan diremehkan," ucap Lia pada Alfin yang masih menyusu.
Beberapa hari Alfin mendapatkan asi dari Lia Alfin mulai terlihat ada perubahan, badannya mulai berisi dan tidak rewel.
"Lia apa kamu sudah siap, nanti Akas yang akan mengantar mu ke kantor pak Toni."
"Baiklah, saya akan lakukan permintaan bapak kali ini, tapi jangan larang saya melakukan sesuatu pada pak Toni mesum itu."
"Maksudmu? kamu jangan buat masalah ya, atau perusahaan saya bisa tercemar nama baiknya."
"Suka-suka saya, sekarang bapak tergantung pada saya untuk bisa mendapatkan tanda tangan itu, jadi bapak liat saja dan jangan ikut campur," ucap Lia
"Pak, sepertinya Lia sudah memperlihatkan jati dirinya tentang siapa dia sebenarnya, jangan sampai dia main kotor buat mendapatkan tanda tangan, itu bisa membuat malu perusahaan pak." bisik Akas pada Bara.
"Kalau begitu aku saja yang akan mengantar kamu, dan mengawasimu, agar kamu gak macam-macam," ucap bara
"Terserah bapak, bapak yang sudah memasukan saya kedalam kandang singa jadi jangan di sesali," tegas Lia yang sebenarnya kecewa atas keputusan Bara.
Sebelum berangkat Lia pamit dengan Alfin yang ada di gendongan Ayu.
"Doain bunda Lia ya sayang."
"What sejak kapan, Alfin punya bunda lagi." saut Akas, namun tak di gubris Lia maupun Bara.
Bara dan Lia sampai ke kantor Toni sekitar jam 09.30.
"Lia hati-hati, jangan bertindak yang aneh-aneh," Bara nampak kuatir melepaskan Lia pada Toni.
"Temui saya dua jam lagi di hotel mutiara kamar nomor 01 VVIP, jika bapak mau bantu saya.
"What? Lia apa yang mau kamu lakukan?" Lia pergi meninggalkan bara yang masih di dalam mobil dan berjalan masuk ke kantor membawa berkas.
Di dalam kantor asisten Toni sudah menunggu dan mengantarkan Lia ke ruang kerjanya.
"Selamat datang Lia sayang, akhirnya aku bisa bertemu denganmu lagi, aku sangat rindu padamu," Toni langsung main peluk Lia.
"Saya tahu, maksud bapak meminta saya kemari," Lia meraih kerah Toni dan mendekatkan wajahnya dekat dengan Toni.
"Kamu memang wanita cerdas, tahu apa yang aku inginkan," Toni meremas bokong Lia dengan gemas.
"Jangan buru-buru pak Toni sayang, kita masih perlu membahas masalah kerjasama dengan perusahaan Bara Grup," Lia mencoba menahan rasa risih dengan perlakuan Toni.
"Bisa kita bicarakan nanti saja, aku sudah gak tahan, liatlah ulat didalam celana ku ingin segera keluar." Toni mengelus ulat dalam celana, sedangkan Lia memperhatikan ulat pak Toni sudah mulai memenuhi celananya.
"Eeeemmm, sepertinya kalau di sini gak enak nanti kelihatan orang." Basa basi Lia dan Toni tahu itu.
"Baiklah, mari kita bersenang-senang sayang." Toni mengambil kunci mobilnya dan menarik tangan Lia mengajaknya pergi.
Saat sampai luar kantor ternyata Bara masih menunggu Lia, dan melihat Toni melingkarkan tangannya di pinggang Lia.
"Lia apa yang kamu lakukan, jangan sampai kamu bertidak kotor, hanya demi tanda tangan itu," gumam Bara sambil mengikuti perginya Lia dan Toni.
Ternyata apa yang di ucapkan Lia benar, Toni membawa Lia ke dalam hotel mutiara dan menuju kamar VVIP 01 dan Bara pun memesan kamar di sebelahnya.
Lia tahu, bahwa bara sedang mengikuti dirinya dan sengaja ingin membuat bara tak sembarang mengambil keputusan lagi.
Sesampainya di kamar hotel Toni langsung merebahkan badannya di ranjang dan Lia masih berdiri menyilangkan tangannya di dada.
" Come on baby."
"Tanda tangan dulu baru Lia temani," saut Lia yang masih berdiri.
"Okay, bawa kemari berkasnya," pinta Toni yang sudah duduk di sisi ranjang.
Toni pun menandatangani berkas kerjasama, dan kemudian bangkit berdiri untuk menuang anggur.
"Karena sudah mendapatkan tanda tangan, saatnya rencana selanjutnya." gumam Lia.
Lia menuang anggur dan dimasukkan satu butir obat tidur.
"sayang, aku ingin minum dari gelasmu," ucap Lia dengan suara manja.
"Tentu saja sayang, ini memang untukmu."
Mereka pun tukar gelas yang sama-sama ada jebakan Batman di dalamnya.
Setelah selesai Toni langsung melepaskan semua pakaiannya dan menyisakan celana dalamnya sedangkan Lia mulai sedikit tidak fokus.
"Kenapa aku jadi begini, kenapa terasa panas sekali tubuhku, Lia kuat, jangan sampai kamu kelewatan." Lia mencoba mengembalikan konsentrasinya dan kembali fokus pada Toni dan ternyata Toni sudah tertidur di samping Lia.
Lia berusaha membuat seolah-olah, Toni habis bermain ranjang dengan Lia. walaupun dirinya mulai tak terkendali namun Lia sepertinya masih mampu memfokuskan otaknya.
Lia buru-buru, keluar dari kamar hotel dan membawa berkasnya sedangkan Lia berlahan kehilangan konsentrasi tubuhnya mulai memanas, dan nafasnya memburu.
Saat membuka pintu ternyata Bara sudah ada di depan pintu.
"Lia kamu kenapa, wajahmu memerah."
"Pak pesankan aku kamar sekarang dan bapak tolong jangan dekat-dekat dengan saya, beri saya waktu untuk menyendiri." ucap Lia dengan terputus- putus, obat perangsang yang di masukan Toni di dalam anggur ternyata mulai bereaksi.
"Aku antar kamu kekamar." Bara memapah Lia pergi kekamar yang sudah dipesan dan langsung meletakkan tubuhnya di ranjang.
"Pergi pak, tinggalkan aku sendiri aku ingin sendiri." Lia yang sudah tak berdaya dengan peluh yang membasahi tubuhnya Lia mulai tersiksa dengan hasrat yang menggelora.
"Lia kamu Kenapa, apa yang terjadi padamu." tanya Bara yang bingung.
"Pergi....." teriak Lia
Bara pun keluar kamar dengan kebingungan Sedangkan di dalam Lia tersiksa dengan obat perangsang itu.
Bara menghubungi Akas kan menceritakan apa yang terjadi dengan Lia. Mata Akas terbelalak mendengar cerita Bara di ujung telepon.
"Andai aku yang di sana sudah ku caplok tu Lia, sayang pak bara terlalu lugu untuk hal ini. Bagaimana kalau gue kerjain aja bos yang terlalu polos." gumam Akas sambil tersenyum penuh ide nakal.
"Pak, jangan tinggalkan Lia sendirian, dia di kamar sedang tersiksa, bapak harus bisa menolongnya, temani dia turuti kemauannya agar di tidak tersiksa lagi." saran Akas yang menjerumuskan Bara.
Bara yang terlalu polos akan hal-hal semacam itu membuat Bara masuk dalam jebakan Akas, dan kembali masuk kedalam kamar untuk melihat Lia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
wonder mom
asisten zuper lucknut
2024-03-12
1
Mira Cantika
🤣🤣🤣🤣
2022-06-21
0
Sekar Arimbi
😂🤣😂🤣😂 polos yg bgmn ini ...bos kok polos
2021-05-07
1