Suara ketukan pintu mengusik tidur Lia. Tak ingin rasanya Lia turun dari ranjang , namun ketukan pintu itu tak juga berhenti.
Lia segera turun dari ranjang dan berjalan membukakan pintu. Akas adalah tamu yang tidak sopan, malam-malam bertamu di rumah seorang janda.
"Pak Akas, ngapain malam-malam kesini?" tanya Lia tapi Akas malah fokus memandang tubuh Lia yang terlihat jelas menonjolkan payudara yang besar dalam balutan piyama.
"Pak, kok malah bengong. Kalau gak ada yang penting lebih baik bapak pulang sudah malam gak baik bertamu," Lia ingin menutup pintu dan mengusir Akas
"Tunggu sebentar Lia, jangan di tutup dulu, aku mau bicara. Pak Bara memintaku menjemputmu sekarang untuk datang kerumahnya." jelas Akas.
"Memang ada penting apa pak? apa gak bisa besok pagi aja, soalnya ini sudah malam," tolak Lia
"Ayolah Lia, Pak Bara memintaku menjemputmu, bahkan kalau kamu gak mau dia berpesan untuk tetap memaksamu, jadi ikut ya, aku mohon." bujuk Akas.
"Baiklah, tunggu sebentar, aku ganti baju dulu, bapak tunggu di luar jangan masuk kedalam," Lia pun kembali kekamar dan berganti pakaian.
Sekarang Lia mengenakan baju kaos yang di lapisi cardian dan rok panjang dengan membawa tas.
Lia pun pergi bersama Akas menuju kediaman Bara.
Di rumah Bara sudah gelisah mondar-mandir tak menentu arah ditambah tangis Alfin yang terus saja mengusiknya.
Tak lama kemudian terdengar suara mobil masuk halaman dan Bara buru-buru menghampiri.
Lia keluar dari mobil dan langsung menghampiri Bara yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Malam pak, ada apa ya pak, malam-malam gini manggil Lia?" tanya Lia penasaran.
"Untung kamu mau datang, ayo ikut aku sekarang." Bara menarik lengan Lia dan membawanya kekamar Alfin.
"Lia, tolong bantu aku, Alfin menagis terus, aku gak tahu lagi bagaimana caranya menenangkan dan menidurkan Alfin. Hanya kamu satu-satunya harapan ku, maukah kamu memberikan ASI mu untuk Alfin malam ini."
"Tapi pak, punya saya masih sakit karena hisapan Alfin tadi siang membuat kedua-duanya sakit." jelas Lia.
"Kalau begitu bisakah kamu memompanya dan memberikannya untuk Alfin." pinta Bara lagi dan Lia pun mengangguk.
Lia mengambil pompa asi yang tak pernah ia tinggalkan kemana pun ia pergi." Bisakah bapak menutup mata sebentar Sedangkan saya mau memompa ASI saya." Bara pun berbalik badan dan menutup matanya.
Setelah mendapat satu botol Asi, Lia memberikannya pada Ayu agar di berikan pada Alfin dan berharap Alfin mau.
Setelah di coba ternyata Alfin menolak dot yang di berikan dan kembali menangis.
Tak ada pilihan lain, jika masih gak mau juga, berarti Lia sudah tak bisa membantu.
Diambilnya Alfin dari tangan Ayu dan membawanya duduk dan segera saja Lia mengangkat kaosnya dan memberikan mencoba memberikan ASI-nya kepada Alfin. Ternyata Alfin memang anak pintar, bisa memilih mana yang alami.
Lia menutup bagian dirinya yang terbuka dengan cardian agar tak terlihat oleh Bara.
"Pak.. lihatlah Alfin memang cocok dengan mbak Lia, dan mintanya langsung ASI dari milik mbak Lia langsung." Ucap Ayu yang merasa lega Alfin mau terdiam begitu juga dengan Bara yang lega melihat putranya memilih ASI yang dia mau.
"Mbak, tolong buatkan Lia minuman dan sekalian saya juga." perintah Bara dan Ayu pun pergi.
Di tatapnya wajah Lia yang sedikit meringis kesakitan karena ulah Alfin yang rakus.
"Kenapa Lia, apa masih sakit?" tanya Bara
"Tambah sakit pak, Alfin rakus sekali nyusunya."
"Maafkan anakku, gara-gara dia kamu jadi kesakitan. Kalau begitu besok kerumah sakit untuk mengobati milikmu yang luka."
"Gak perlu pak, nanti juga sembuh sendiri."
"Oh.. begitu, ya sudahlah. Gimana Alfin tidur belum?"
"Sepertinya sudah tidur tapi belum nyenyak, soalnya masih sering ngisap."
"Malam ini kamu nginap disini aja, aku takut kalau Alfin terbangun lagi dan menangis gak tahu lagi apa yang akan aku lakukan. Lagian ini sudah malam."
"Tapi kan pak, besok saya harus masuk kerja?"
"Kamu libur aja dulu, lagian besok saya juga libur, biar Akas yang menghendel di kantor besok."
"Baiklah kalau itu perintah bapak." Lia pun mengangguk.
Ayu datang membawa dua gelas minuman dan meletakkan nya di meja.
"Mbak tolong angkat Alfin, sepertinya sudah tidur nyenyak."
"Iya mbak." Ayu langsung mengangkat tubuh Alfin dan meletakkannya di ranjangnya.Dan Ayu pun keluar meninggalkan Bara dan Lia.
"Lia, atas nama Alfin maukah kamu merawat Alfin dan memberikan ASI mu ada Alfin, aku sudah konsultasi dengan dokter, Alfin bisa mendapatkan nutrisi yang dia butuhkan dengan asi yang kau berikan, cukup kamu yang makan dan Alfin juga akan mendapatkan kebutuhan tubuhnya melalui ASI yang kamu miliki."
"Tapi kan saya bekerja di kantor bapak, dan itu belum ada satu bulan."
"Aku akan memberikan gaji lebih dari gaji di kantor asal kamu mau tinggal di sini agar aku bisa mengawasi apa yang kamu konsumsi. Berapapun gaji yang kamu mau akan aku berikan."
"Bukan masalah gaji yang jadi masalahnya, tapi saya berfikir bagaimana jika Alfin hanya mau asi saya dua atau tiga bulan saja, apakah saya nanti masih bisa berkerja di kantor bapak."
"Jangan kuatir, aku akan tetap menerima mu menjadi sekertaris bahkan kamu bisa bantu di rumah jika aku membutuhkan bantuanmu."
"Baiklah, kalau begitu saya mau, karena saya harus merencanakan sesuatunya jangka panjang, status saya yang janda membuat saya harus bekerja sendiri untuk menghidupi diri saya sendiri."
"Baiklah, kalau begitu kita dil, ayo aku antar ke kamar mu, agar kamu bisa istirahat, karena hari sudah malam." Bara mengantar Lia ke kamar tamu untuk istirahat.
Bara turun dan bersantai di ruang tamu sambil mengambil bir untuk menemaninya.
Akas datang menghampiri Bara.
"Habis ngapain dengan Lia?" tanya Akas.
"Pikiran mu selalu saja ngeres. Aku meminta Lia kesini buat memberikan Asinya pada Alfin."
"Apa, Emangnya Lia sudah memproduksi ASI?dia kan belum punya anak."
"Awalnya aku juga mikir begitu, rasanya aneh, tapi setelah tahu kisahnya aku merasa kasihan dan yang membuatku geleng kepala, Alfin hanya mau minum ASI langsung gak mau pakai dot."
"Wah, ada tanda-tanda, calon pengganti ibu Alfin kelihatannya."
"Apaan sih kamu, aku sama sekali gak tertarik."
"Kalau gitu biar aku aja yang dekatinya, pertama kali aku melihat dia, waktu masih pakai piyama bodynya membangunkan sesuatu yang ada di dalam sana. Rasanya pengen segera menerkamnya. Tapi aku masih bisa nahan soalnya bosku ini aku kira yang mau duluan menghantamnya." ucap Akas yang asal nyeplos.
"Jangan macam-macam dengan Lia selama Alfin masih membutuhkan Lia, jangan harap kamu bisa menggangu Lia." ucap tegas Bara.
"Iya-iya aku tahu, aku cuma bercanda aja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Agnes Putri
pinter bgt nih bocah..pengen ngendot dri pabriknya langsung😂😂
2023-12-25
1
Sinar Batu Abadi
kerennn karyanya
2023-08-10
0
Katherina Ajawaila
keren thour suka baca kalau yg berbau kel
2023-07-16
0