Terkurung

Samuel, Jerry dan Given sedang mengganti pakaian mereka dengan pakaian basket. Mereka memutuskan untuk memulai berlatih karena tidak mengikuti pelajaran kedua.

"Kemampuan bela dirimu tak menurun Sam." ujar Jerry.

"Benar, bos masih bisa memukul seratus orang sekaligus." sahut Given.

"Walaupun aku tak pernah berlatih, tapi aku tak pernah melupakan ilmu bela diriku saat masih SMA. Dan aku juga masih berolahraga di rumah saat senggang. Untung saja Violin itu wanita, jika tidak sudah habislah." jawab Samuel.

"Aku sangat mengangumi jiwa gentleman seorang Samuel." kata Jerry.

"Jika aku mungkin sudah menghajarnya, aku sulit menahan emosi saat berhadapan dengan orang yang selalu memprovokasi ku." ujar Given.

"Bagaimana jika aku yang memprovokasi mu?" tanya Samuel.

"Tentu saja aku tidak berani bos. Lebih baik aku lari." jawab Given.

Sontak saja Samuel dan Jerry tertawa mengejeknya.

"Tapi seingatku, kau tak pernah menang melawan musuhmu." ejek Jerry.

"Sialan..." umpat Given.

Tapi yang dikatakan Jerry memang benar, setiap ada yang mengganggunya, Samuel lah yang menghajar mereka.

"Sepertinya lapangan masih sepi, akan sangat mudah kita latihan dengan serius. Ayo..." ajak Samuel.

Mereka mengikuti Samuel ke lapangan basket. Disana masih sepi karena memang masih dalam jam pelajaran kuliah. Samuel dan teman temannya mulai melakukan pemanasan. Berkali-kali Samuel menggerakkan seluruh tubuhnya. Pria itu sangat terlihat tampan saat melakukan gerakan itu. Ketiganya memulai berlatih sampai terdengar bel jam kuliah berakhir.

"Bersiap siaplah Sam, mereka pasti sedang berlari kemari." ujar Jerry.

"Sangat mengganggu karena terlalu berisik." jawab Samuel datar.

"Itu sangat menyenangkan buatku, banyak wanita wanita cantik menatap kita." kata Given.

Jerry tertawa. "Bagaimana bisa menatapmu, tentu saja mereka menatap pangeran Sam."

"Setidaknya aku ikut mereka tatap karena aku berada di dekat Sam." jawab Given.

Samuel melemparkan bolanya pada mereka. "Mau latihan atau bergosip?" tanyanya.

Jerry dan Given segera memulai latihan lagi.

"Apa kau tak mengerjai Clara lagi?" tanya Jerry sambil mendribble bolanya.

"Seharusnya ia menemani sahabatnya membersihkan toilet. Aku rasa cukup seperti itu hari ini." jawab Samuel.

Suara riuh langkah mulai terdengar, teriakan mereka memekakkan telinga saat memasuki lapangan basket.

"Ya Tuhan, pangeran Sam tampan sekali." teriak mereka.

Tak lama pelatih dan pemain yang lain ikut bergabung.

"Sam, kemarilah..." teriak pak Jorge.

Samuel menghampiri pelatihnya. "Ada apa pak?"

"Sebenarnya kau harus berlatih keras hari ini, tapi ayahmu datang untuk membawamu pulang." jawab pak Jorge.

"Apa? Untuk apa pria itu kemari?"

Pak Jorge berdecak. "Sopanlah sedikit pada ayahmu Sam, temuilah ayahmu. Ia menunggu di basecamp."

Samuel mengumpat dengan kesal, ia dengan enggan meninggalkan lapangan.

"Kalian teruskan latihan." teriak pak Jorge.

Jerry dan Given menghampiri pelatihnya.

"Ada apa dengan Sam, pak?" tanya mereka.

"Ayahnya datang, sudah lanjutkan saja latihannya." jawab pak Jorge.

Keduanya terkejut namun mereka harus kembali ke lapangan, penonton mulai kecewa karena tak melihat keberadaan Samuel. Satu per satu mereka meninggalkan lapangan basket.

*****

"Ada apa?" tanya Samuel tanpa basa basi saat melihat ayahnya.

"Tidak ada sopan santun saat kau menyapa ayahmu." bentak Darsa. "Mengapa kau tidak pulang hah?"

"Apa perdulimu padaku."

"Kau sangat kurang ajar Sam, aku masih ayahmu."

"Aku bukan putramu, aku hanya pewarismu."

"Kau..." tangan Darsa mulai terangkat.

"Pukul aku lagi, pukulanmu sudah tidak terasa sakit lagi di tubuhku. Aku sudah biasa mendapatkannya." bentak Samuel.

Darsa mengendalikan emosinya, ia menggertakkan giginya menahan amarah. Putranya sudah tak bisa ditangani lagi.

"Ikutlah denganku ke rumah sakit." ujar Darsa.

"Aku ada latihan."

"Kau harus menjalani check up Sam."

"Aku sama sekali tidak sakit, untuk apa aku melakukan check up setiap bulan."

"Demi kesehatanmu, aku pun melakukan hal yang sama. Jangan berdebat lagi, ikutlah denganku."

Clara terkejut mendengar Samuel dan seorang pria saling berteriak di depan pintu basecamp, ia tak berniat menguping tapi ia datang karena tugasnya sebagai pelayan Samuel.

"Aku tak mau jadi ahli warismu, aku bukan boneka." teriak Samuel.

Seketika Darsa kehilangan kendali lagi, ia menampar putranya dengan keras. Clara berlari ke arah mereka.

"Hentikan, apa yang anda lakukan. Siapa anda?" tanya Clara.

Samuel terkejut melihat wanita itu sudah di depannya.

"Yang seharusnya bertanya itu aku, siapa kau ikut campur?" tanya Darsa.

"Aku...aku..."

Samuel menyingkirkan tubuh Clara. "Jangan ikut campur urusanku." bentaknya.

"Ikutlah denganku, atau kau benar benar keluar dari rumah." bentak Darsa lagi.

Clara menatap mereka bergantian, lalu menyadari kesalahannya. Orang yang menampar Samuel sangat mirip dan ia ingat pernah melihat wajahnya. Lalu seketika menutup mulutnya.

"Anda, anda ayah Samuel?" tanya Clara gugup.

"Nona, jangan ikut campur urusan keluarga. Pergilah..." jawab Darsa pelan

Dengan kekerasan hati, Clara tak mau pergi. "Walaupun anda ayahnya, tapi anda tak boleh memukul putra anda sendiri."

"Siapa yang menyuruhmu ikut campur hah?" bentak Samuel.

"Tapi..."

"Pergilah atau aku akan menambah hukumanmu." ancam Samuel.

Darsa menyadari sesuatu, ia teringat laporan rektor tentang putranya. "Apa kau wanita yang selalu diganggu putraku?"

Clara bingung harus menjawab apa, jika ia menjawab yang sebenarnya ia yakin Samuel akan di pukul lagi. Seketika Clara menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada yang mengganggu siapa siapa om." jawab Clara.

Darsa menatap Clara, wanita itu membela putranya habis habisan. Sungguh sangat menarik, pikir Darsa Kelt.

"Sam, aku tak akan mengulangi perkataanku lagi. Ikutlah denganku ke rumah sakit." ujar Darsa seraya meninggalkan mereka.

Samuel tak ingin lebih dipermalukan di depan wanita culun itu, ia mendekati Clara.

"Jika kau mengatakan yang kau lihat hari ini pada orang lain. Maka kau akan tahu akibatnya." bisik Samuel seraya meninggalkan Clara.

Clara terkejut lalu mencibir. "Dasar pria arogan yang tak tahu terima kasih, aku menyesal membantumu." gumamnya.

Clara menghela nafasnya lalu meninggalkan basecamp, ia menuju toilet lapangan basket untuk menemui Violin. Tapi belum sampai ke toilet, ia sudah di tarik beberapa orang.

"Kalian mau apa?" tanya Clara lalu menyadari mereka adalah teman teman Celia.

"Diamlah, kau ikut kami." ujar Irma.

Mereka membawa ke sebuah gudang. Disana sudah ada Celia menunggunya.

"Wah...wah...si culun jelek tak tahu malu ini akhirnya kita dapatkan." ujar Celia.

"Apa yang mau kau lakukan?" tanya Clara.

Celia mendekatinya lalu menekan kedua pipinya dengan tangan. "Kau masih berani denganku, mengapa kau terus mengganggu pangeranku."

"Aku sama sekali tidak mengerti."

"Kau wanita tak tahu malu, jalang murahan. Sejak kau datang ke kampus ini, pangeranku selalu mengabaikanku. Apa kau masih tak mengerti?" bentak Celia.

"Samuel lah yang terus menggangguku, aku sama sekali tak pernah mengganggunya." jawab Clara.

Celia mendorong tubuh Clara hingga terjatuh. "Berani sekali kau memfitnah pangeran Sam, Irma, Tamara, Ully ikat wanita jelek ini. Lalu kita kurung disini, aku berharap wajahnya digigit tikus."

"Baik bos..." jawab ketiganya.

"Lepaskan aku..." teriak Clara namun ia tak bisa melawan ketiganya.

Mereka tertawa dengan keras, lalu mengunci Clara di gudang. Air mata Clara tumpah, ia ketakutan karena gudang itu sangat gelap.

*****

Siapakah yang akan menyelamatkan Clara???

Happy Reading All...😘😘😘

Terpopuler

Comments

𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐

𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐

nangis terus nanti bedanya luntur ketahuan yaaa🙄

2022-08-10

0

𝕸y💞BL🏃‍♂️

𝕸y💞BL🏃‍♂️

wuih mulut mulai berkoar koar
apa untung nya sih...
emang kalian dapat apa dari babang Sam🤣🤣🤣

2022-08-09

1

🏘⃝Aⁿᵘ❤ning🍀⃝⃟💙

🏘⃝Aⁿᵘ❤ning🍀⃝⃟💙

hadehh... lepas dr mulut buaya skrg terjebak masuk ke mulut singa... dh buka aja penyamaranmu clara... geregetan bgt liatnya... tuh ciwi2 merasa paling cantik sejagat raya....

2022-08-09

0

lihat semua
Episodes
1 Samuel Kelt
2 Clara Aldrey
3 Hari Pertama Kuliah
4 Hari Sial
5 Kepulangan Mami
6 Dinner First Time
7 Rencana Perjodohan
8 Dipermalukan
9 Perlakuan Yang Berbeda
10 Anak Sultan
11 Perasaan Aneh
12 Samuel Mengikuti Clara
13 Kediaman Clara
14 Kediaman Samuel
15 Kesetiaan Sahabat
16 Sahabat Spesial
17 Luntur
18 Hampir Ketahuan
19 Tak Bisa Dilawan
20 Terkurung
21 Samuel Bernyanyi
22 Perhatian Samuel
23 Violin Kesal
24 Teman Lama
25 Hukuman Celia The Genk
26 Penolakan Velly Loman
27 Kesepakatan Johannes dan Velly
28 Kebebasan Celia the Genk
29 Sahabat Lama
30 Rasa Cemburu
31 Alia adalah...???
32 Pelukan Tanpa Sadar
33 First Kiss
34 Kegalauan Samuel
35 Curahan Hati Clara
36 Pernyataan Cinta
37 Kedatangan Loman
38 Pengganggu
39 Kemarahan Samuel
40 Jangan Jangan
41 Kejujuran Samuel Pada Temannya
42 Telepon Dari Samuel
43 Mencari Samuel
44 Jadian
45 Ketahuan
46 Tamparan Dari Clara
47 Cerita Clara
48 Mesra
49 Rencana Pertemuan
50 Aku Merindukanmu
51 Perdebatan Lagi
52 Saling Perhatian
53 Waktu Untuk Faisal
54 Pangeran dan Putri
55 Kelas Musik Pertama
56 Siapa Cler.L
57 Kekesalan Violin
58 Milik Loman Adalah Milik Clara
59 Menyiapkan Makanan Tim Basket
60 Beilan Putus
61 Ciuman Di Depan Umum
62 Perdebatan Beilan dan Alia
63 Beilan Jatuh Cinta Lagi
64 Pertemuan Keluarga
65 Keterkejutan
66 Menambah Kebohongan
67 Kencan Pertama
68 Kemarahan Samuel
69 Nasehat Velly Loman
70 Mabuk Dan Meracau
71 Clara Sakit
72 Harga Diri dan Keegoisan Samuel
73 Sulit Diyakinkan
74 Kepanikan Samuel
75 Ungkapan Hati Samuel
76 Akhirnya Damai
77 Faisal Urusan Samuel
78 Samuel dan Ayahnya
79 Menghadapi Faisal
80 Kembali Berteman
81 Jerry Dan Given Terkejut
82 Kedatangan Dokter Firdaus
83 Violin Beilan
84 Rencana Celia & Alia
85 Tak Menyukai Perubahan
86 Penculikan Clara
87 Lokasi Penculikan
88 Clara Kabur
89 Tertipu
90 Salah Sangka
91 Akhirnya Ditemukan
92 Pengepungan Hutan
93 Pelarian Penculik
94 Penangkapan Penculik
95 Tertembak Mati
96 Samuel Nyaris Pingsan
97 Cerita Given
98 Surat Penangkapan
99 Penangkapan Celia
100 Kedatangan Vony dan Hideyoshi
101 Introgasi Vony
102 Kegilaan Celia
103 Takut Mereka Tahu
104 Posesif dan Pencemburu
105 Bersama Red
106 Kejutan Untuk Samuel
107 Kesedihan Violin
108 Sudah Saatnya Tahu
109 Kenyataan Yang Menyakitkan
110 Memperbaiki Semuanya
111 Pernikahan
112 Malam Terindah
113 TAMAT
114 BONUS ( END )
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Samuel Kelt
2
Clara Aldrey
3
Hari Pertama Kuliah
4
Hari Sial
5
Kepulangan Mami
6
Dinner First Time
7
Rencana Perjodohan
8
Dipermalukan
9
Perlakuan Yang Berbeda
10
Anak Sultan
11
Perasaan Aneh
12
Samuel Mengikuti Clara
13
Kediaman Clara
14
Kediaman Samuel
15
Kesetiaan Sahabat
16
Sahabat Spesial
17
Luntur
18
Hampir Ketahuan
19
Tak Bisa Dilawan
20
Terkurung
21
Samuel Bernyanyi
22
Perhatian Samuel
23
Violin Kesal
24
Teman Lama
25
Hukuman Celia The Genk
26
Penolakan Velly Loman
27
Kesepakatan Johannes dan Velly
28
Kebebasan Celia the Genk
29
Sahabat Lama
30
Rasa Cemburu
31
Alia adalah...???
32
Pelukan Tanpa Sadar
33
First Kiss
34
Kegalauan Samuel
35
Curahan Hati Clara
36
Pernyataan Cinta
37
Kedatangan Loman
38
Pengganggu
39
Kemarahan Samuel
40
Jangan Jangan
41
Kejujuran Samuel Pada Temannya
42
Telepon Dari Samuel
43
Mencari Samuel
44
Jadian
45
Ketahuan
46
Tamparan Dari Clara
47
Cerita Clara
48
Mesra
49
Rencana Pertemuan
50
Aku Merindukanmu
51
Perdebatan Lagi
52
Saling Perhatian
53
Waktu Untuk Faisal
54
Pangeran dan Putri
55
Kelas Musik Pertama
56
Siapa Cler.L
57
Kekesalan Violin
58
Milik Loman Adalah Milik Clara
59
Menyiapkan Makanan Tim Basket
60
Beilan Putus
61
Ciuman Di Depan Umum
62
Perdebatan Beilan dan Alia
63
Beilan Jatuh Cinta Lagi
64
Pertemuan Keluarga
65
Keterkejutan
66
Menambah Kebohongan
67
Kencan Pertama
68
Kemarahan Samuel
69
Nasehat Velly Loman
70
Mabuk Dan Meracau
71
Clara Sakit
72
Harga Diri dan Keegoisan Samuel
73
Sulit Diyakinkan
74
Kepanikan Samuel
75
Ungkapan Hati Samuel
76
Akhirnya Damai
77
Faisal Urusan Samuel
78
Samuel dan Ayahnya
79
Menghadapi Faisal
80
Kembali Berteman
81
Jerry Dan Given Terkejut
82
Kedatangan Dokter Firdaus
83
Violin Beilan
84
Rencana Celia & Alia
85
Tak Menyukai Perubahan
86
Penculikan Clara
87
Lokasi Penculikan
88
Clara Kabur
89
Tertipu
90
Salah Sangka
91
Akhirnya Ditemukan
92
Pengepungan Hutan
93
Pelarian Penculik
94
Penangkapan Penculik
95
Tertembak Mati
96
Samuel Nyaris Pingsan
97
Cerita Given
98
Surat Penangkapan
99
Penangkapan Celia
100
Kedatangan Vony dan Hideyoshi
101
Introgasi Vony
102
Kegilaan Celia
103
Takut Mereka Tahu
104
Posesif dan Pencemburu
105
Bersama Red
106
Kejutan Untuk Samuel
107
Kesedihan Violin
108
Sudah Saatnya Tahu
109
Kenyataan Yang Menyakitkan
110
Memperbaiki Semuanya
111
Pernikahan
112
Malam Terindah
113
TAMAT
114
BONUS ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!