Jerry dan Given ternyata menunggu Samuel di depan pintu ruang dekan. Mereka terkejut saat Samuel keluar dengan marah.
"Sam, bagaimana? Kau baik baik saja kan?" tanya Jerry.
"Sialan..." jawab Samuel marah sambil melangkah. "Aku harus memberi pelajaran pada wanita tomboi itu karena telah mempermalukan aku." sambungnya.
"Apa kau di skors?" tanya Given.
Samuel menghentikan langkahnya, lalu menatap tajam Given. "Siapa yang berani menskors ku?" bentaknya. "Kalian ikut aku..." ajaknya.
Suara bel tanda pelajaran kedua di mulai, tapi Samuel tidak memperdulikannya. Ia terus berjalan menuju kelas Clara. Kedua temannya tetap mengekor di belakang. Sesampainya di fakultas bisnis dan manajemen, mereka melihat dosen masuk. Dengan angkuhnya, Samuel masuk tanpa perduli.
Kedatangannya tentu saja membuat keributan lagi, bahkan Samuel sama sekali tak memandang dosen di depan kelas.
"Apa yang kau lakukan?" tanya dosen.
Samuel tak perduli, ia terus menghampiri Clara dan Violin. "Kalian berdua ikut aku." ujarnya.
"Bagaimana jika kami menolak?" tanya Violin.
Dosen hanya bisa menggeleng, ia tahu siapa Samuel. Jadi ia hanya bisa melihat apa yang diinginkan pria itu.
"Kalian ikut atau aku akan memecat pak Julius." ancam Samuel.
Keduanya terbelalak, sepertinya Samuel tidak main main.
"Kalian bertiga cepatlah keluar." teriak dosen.
Violin dan Clara akhirnya mengikuti keinginan Samuel. Mereka mengikuti Samuel keluar kelas. Samuel membawa keduanya ke belakang universitas. Ia seketika berhenti dan menatap kedua wanita itu.
"Kau pikir setelah melaporkan perbuatanku, aku akan di skors atau diberi hukuman." bentaknya pada Violin. "Kau pikir aku benar benar tak bisa memecat pak Julius yang ikut campur dengan urusanku." bentaknya lagi.
"Dan kau wanita tomboi, kau sudah bosan kuliah disini rupanya." sambung Samuel.
Seketika Clara maju untuk melindungi sahabatnya. "Ini bukan salah Vio, ia hanya khawatir padaku. Jadi aku mohon hukumlah aku dan biarkan Vio pergi." pintanya.
"Kau jangan bodoh Clara, aku tidak takut sama sekali." sahut Violin.
Samuel memasukkan kedua tangannya di kantong celananya dengan sikap pongah. "Aku sungguh terharu dengan persahabatan kalian. Tapi aku sama sekali tidak perduli. Samuel Kelt telah dipermalukan, dan kau tahu apa artinya itu kan."
"Sam, aku mohon lepaskan Vio. Ini semua salahku." ujar Clara lagi.
Samuel mendekati Clara lalu memegang dagunya. "Kau sangat berani nona jelek."
Violin menangkis tangan Samuel. "Kau benar benar keterlaluan, sampai kapan kau akan menghina Clara dan mengerjainya."
"Tentu saja sampai aku puas, benarkan Giv, Jer."
"Benar..." jawab Jerry dan Given.
"Kau pernah memukul pria hingga babak belur kan? Jadi kau cobalah melakukannya padaku." tantang Samuel.
"Tidak, kau boleh menghukumku dengan apapun. Tapi jangan berkelahi dengan Vio." kata Clara lagi.
"Kau pikir aku akan memukul wanita, aku hanya ingin melihat kemampuannya." jawab Samuel.
"Minggir lah Clara, pria ini memang pantas di hajar." ujar Violin.
Jerry dan Given menarik Clara menjauhi mereka. Clara memberontak tapi tak mampu berbuat apapun, keduanya sangat kuat menahannya.
"Sebelum kita mulai, aku ingin mengajukan kesepakatan denganmu. Jika aku yang menang, maka kau jangan ikut campur masalahku dengan Clara dan kau harus membersihkan toilet lapangan basket selama satu minggu." kata Samuel.
"Jika aku yang menang, maka jangan pernah usik Clara selamanya." jawab Violin.
"Deal..." jawab Samuel.
Violin mulai mengayunkan tangannya membuat Clara berteriak. Tapi pukulan Violin meleset. Samuel memang pria yang memegang janjinya, ia sama sekali tak memukul Violin. Berkali kali pria itu menahan pukulannya saat hampir mengenai wajah dan tubuh Violin. Dan Violin berkali kali terjatuh dengan sendirinya saat melayangkan pukulannya pada Samuel.
Terakhir Samuel menahan tangan Violin dengan kuat. "Aku rasa sudah cukup, kau sama sekali tidak bisa memukulku. Kau justru sudah berkali kali terkena pukulan bayangan dariku. Apa kau tak akan menyerah?" bentaknya.
Clara segera melerai mereka. "Cukup, aku bilang cukup." ujarnya. "Hentikan Vio... Kau akan terluka, aku bisa melihatnya sendiri." katanya sedih.
"Ciiiih..." jawab Violin. "Sialan, aku sama sekali tak bisa memukul wajah tampan playboy ini. Sepertinya aku memang harus menyerah, tapi bagaimana dengan Clara?" pikir Violin.
"Vio, dengarkan aku... Tinggal 5 hari lagi aku akan bebas darinya, aku akan melawannya jika ia sudah keterlaluan. Aku mohon berhentilah..." bisik Clara.
Violin menatap tajam Samuel. "Baiklah aku berhenti tapi bukan karena kalah darimu, aku hanya tak ingin membuat Clara bersedih."
Samuel tertawa begitu juga dengan Jerry dan Given.
"Tapi kesepakatan kita tetap berlaku. Kau harus menjauh dari urusanku dengan Clara, dan toilet menantimu. Jika kau melanggar, aku tidak akan main main lagi. Yang pertama akan aku keluarkan dari kampus adalah pak Julius, ingat itu." ujar Samuel seraya meninggalkan mereka.
*****
Clara menghela nafasnya, ia membantu Violin duduk di pinggir taman.
"Kau baik baik saja kan?" tanya Clara.
"Maaf Clara, aku tak bisa membantumu lagi. Kau benar, Samuel tak bisa kita lawan. Aku pikir mengadukannya pada dekan akan berhasil, ternyata membuat semuanya semakin rumit. Maafkan aku..." jawab Violin.
"Sudahlah Vio, tapi jika kau tak datang bersama pak Julius mungkin penyamaranku akan terbongkar. Terima kasih untuk itu Vio. Untuk kedepannya, aku bisa mengatasinya sendiri. Ini juga salahku karena memilih penampilan seperti ini."
"Aku harap suatu hari nanti, ia akan menyesal karena telah melakukan ini padamu. Buat ia menyesal Clara. Buat Sam brengs** itu bertekuk lutut dihadapanmu."
Clara tertawa. "Kau masih punya kekuatan untuk berkata seperti itu."
"Sepertinya ia bisa bela diri, aku tak tahu akan hal itu. Yang aku dengar ia hanya pemain basket terbaik disini." jawab Violin.
"Tapi ia memegang kata katanya untuk tidak memukul wanita. Aku suka sikapnya itu." ujar Clara tanpa sadar.
Violin terbelalak. "Kau akan mati ditanganku jika sampai menyukainya." ancamnya.
"Mana mungkin, aku hanya menyukai sikap pria sejatinya saja. Dan aku semakin menyayangimu Vio, kau mati matian membelaku." ujar Clara seraya memajukan bibirnya seakan akan ingin mencium Violin.
Violin seketika mendorong wajah Clara, keduanya tertawa terbahak-bahak. Kejadian yang mereka alami akan menjadi cerita di saat mereka semakin dewasa nanti.
"Sialan, kita melewatkan satu pelajaran hari ini." ujar Violin.
"Aku berharap dosen bisa memaafkan kita dan mengerti keadaannya." jawab Clara.
Clara tiba tiba terbelalak. "Ya Tuhan, aku harus menemui pak Julius."
"Tapi kenapa?" tanya Violin.
"Ikut aku cepat, nanti aku akan menceritakannya padamu." jawab Clara sambil berlari.
Violin hanya menggelengkan kepalanya lalu mengikuti Clara menuju ruang dekan. Beruntung bagi Clara, karena dekan itu masih ada di ruangannya. Ia mengetuk pintu dan masuk setelah di persilahkan.
"Clara..." sapa pak Julius.
"Maaf pak membuat anda terlibat."
"Iya pak maafkan aku juga." sahut Violin.
Pak Julius mempersilahkan keduanya duduk. "Seharusnya pak rektor tidak menghentikanku. Tapi sepertinya ada sesuatu internal yang tak bisa dijelaskan. Jadi maaf Clara, Violin, aku tak bisa membantu soal Samuel lagi."
"Tidak masalah pak, aku datang kemari hanya ingin minta tolong. Bisakah kejadian ini jangan sampai pada orang tuaku." ujar Clara.
"Sebenarnya aku berpikir sebaiknya pak Johannes Loman tahu soal kau Clara, hanya ia yang bisa menghentikan Samuel. Bagaimanapun orang tuamu..."
"Pak Julius, jangan katakan apapun pada mereka." potong Clara. "Aku tak ingin orang tua terlibat dalam masalah ini, aku bisa mengatasinya. Aku mohon pak."
Pak Julius menghela nafasnya. "Baiklah, tapi jika Samuel mengganggumu dengan berlebihan, kau bisa melaporkannya bahkan ke polisi."
Clara tertawa. "Aku yakin Samuel tidak seperti itu pak. Terima kasih, kami pamit."
Keduanya keluar ruangan.
"Ciiiih... Apa aku tak salah dengar tadi. Kau sangat membela playboy itu." ujar Violin.
"Aku hanya asal bicara, sudahlah ayo kita ke kelas lagi. Barang kita masih tertinggal disana." ujar Clara sambil mendorong tubuh Violin.
*****
Happy Reading All...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐
dekati diri nya rebut hati nya cla yakin sam pasti berubah
2022-08-10
0
𝕸y💞BL🏃♂️
Sudah mulai ada rasa Clara sama babang Sam yang cakep seantero MT... ech kampus Universitas Indonesia
wkwkwk
2022-08-09
1
🏘⃝Aⁿᵘ3⃣❤ning🍀⃝⃟💙
heleh munaroh clara nih... ga sadar kl dh suka jg sm Samuel... clara terlalu naif kesel jg liat dia lbh mertahanin penyamarannya drpd ngadu sm org tuanya... ortunya ga bakalan tinggal diam kl liat clara dibully... emang ga ada denger kabar gtu langsung bakalan langsong colaps apa papanya... kayaknya sih ga lah... lemah amat kl iya... apalagi msh bs kerja jg kan...
2022-08-09
2