Hampir Ketahuan

Samuel terus terdiam di kelasnya, ia tak bisa mengendalikan detak jantungnya yang cepat saat mendekati wanita culun itu. Di pandang dari segi apapun, ia merasa Clara tak ada bagusnya. Tapi mengapa ia terus tak bisa mengendalikan diri saat bersama wanita itu.

"Ada apa Sam?" tanya Jerry.

"Aku keluar sebentar." jawabnya seraya berlari keluar kelas.

Samuel segera menuju lapangan basket dan mencari keberadaan Clara, tapi wanita itu tak ada disana dan lapangan benar benar rapi dan bersih. Samuel menghela nafas panjang lalu kembali ke kelas. Untung saja dosen belum masuk.

"Kau darimana bos?" tanya Given.

"Minumlah, kau seperti habis dikejar kejar hantu." sahut Jerry seraya memberikan minuman pada Samuel.

"Aku mengecek lapangan basket dan wanita itu sudah tak ada disana, lapangan sudah rapi dan bersih. Mungkinkah ia bekerja sendirian?" tanya Samuel.

"Kenapa tidak, wanita itu cukup gigih. Aku pikir kau semakin keterlaluan Sam. Bagaimanapun, ia hanya wanita lemah yang baru pindah. Kau mengerjainya hanya karena mengabaikan keberadaanmu. Bukankah wajar ia tak mengenalimu karena baru pindah kesini."

"Benar kata Jerry, berhentilah Sam. Wanita itu sudah cukup buruk dengan penampilannya." sahut Given.

Samuel menatap keduanya dengan tajam.

"Oke, oke terserah kau saja." kata Jerry sebelum Samuel mengeluarkan tanduknya.

"Aku memang menyesal setiap kali mengerjainya, tapi jika aku berhenti sekarang, maka aku akan merasa kehilangan. Sialan, apa yang aku pikirkan." pikirnya.

Materi pelajaran pertama di mulai. Mereka mengikuti pelajaran itu dengan tenang sampai selesai.

"Sam, pertandingan basket tinggal tiga hari lagi. Pelatih memintamu untuk lebih serius." ujar Jerry sambil membereskan bukunya.

"Sejak kapan aku tak serius, apa kalian semua meragukan kemampuanku?" tanya Samuel.

"Bukan begitu Sam, lawan kita dari universitas ternama. Mereka juga memiliki tim basket yang sangat handal." ujar Given.

"Kalian tenang saja, aku tak akan mempermalukan universitas kita. Kalian makanlah terlebih dahulu, aku ada urusan sebentar." ujar Samuel.

"Tunggu kau mau kemana..." teriak Jerry tapi Samuel sudah keluar kelas.

Kedatangan Samuel di fakultas bisnis dan manajemen kembali membuat kehebohan. Seketika Celia menghampirinya.

"Sam, apa kau ingin mengajakku makan siang." ujarnya manja sambil memegang tangan Samuel.

Samuel menatapnya jijik lalu melepaskan tangannya, ia masuk kelas dan menghampiri Clara.

"Ikut aku..." perintahnya.

"Kau tak bisa seenaknya Sam, Clara punya hak untuk bebas." bentak Violin.

"Kau bisa tidak sih diam, kau selalu saja mencampuri urusanku." bentak Samuel balik.

"Clara sahabatku, urusannya juga urusanku. Ayo Clara, tinggalkan saja pria gila ini."

Samuel menahan tangan Clara. "Aku beri waktu 3 detik untuk kau menjawab. Ikut aku atau ikut wanita setengah pria ini."

Violin mendorong tubuh Samuel, tapi pria itu seperti batu sama sekali tidak bergerak. Samuel menahan tangan Violin dengan erat.

"Kau berani menyentuhku, apa kau bosan kuliah disini hah..." teriaknya penuh amarah.

Suaranya membuat seisi ruangan terkejut, mereka segera keluar dari kelas dengan takut.

"Aku tak ingin memukul wanita." ujarnya lalu menatap Clara. "Waktumu habis." bentaknya.

"Oke... oke... Aku ikut denganmu." jawab Clara. "Vio maaf, ini demi..."

Violin meninggalkan mereka dengan marah tanpa mendengarkan ucapan Clara. Clara menghela nafasnya, ia sedih melihat Violin marah seperti itu. Samuel menatapnya lalu menarik tangannya.

"Lepaskan tanganmu, kau membuat mereka semua menatap kita." ujar Clara.

"Diam atau aku akan menciummu disini." ancamnya. Seketika Clara menutup mulutnya dan terus mengikuti Samuel.

"Aku pasti akan diejek lagi setelah ini, lalu Celia dan teman temannya akan membullyku lagi. Pria ini benar benar gila, mengapa aku semakin terlibat lebih jauh dengannya." pikir Clara.

Samuel membawanya ke basecamp, ia melepaskan tangan wanita itu.

"Apa maumu sekarang?" tanya Clara.

Samuel menatap Clara dari atas sampai bawah. "Lepaskan semuanya." perintahnya.

"A...a...apa...??? Kau pria mesum..."

"Apa yang sedang kau pikirkan hah? Lepas kacamatamu, ikatan rambutmu." pinta Samuel.

"Kau benar benar sudah gila, bagaimana kau bisa menyuruhku seperti itu. Dan mengapa aku harus menuruti keinginanmu." bentak Clara.

"Ya Tuhan, bantulah aku. Bagaimana jika Samuel mengetahui penyamaranku? Vio, bantu aku..." pikir Clara.

Samuel mendekati Clara. "Apa kau ingin aku yang melakukannya?"

Clara terus mundur. "Jangan Sam, aku mohon."

Samuel tidak memperdulikan permintaan Clara. Tangannya sudah terangkat ingin melepaskan kaca matanya.

"Vio....." teriak Clara.

Seketika pintu basecamp terbuka. "Hentikan Samuel." teriak seorang pria. Pria itu ternyata dekan kampus yang dibawa Violin.

Lalu Violin segera mendekati Clara. "Kau tidak apa apa kan?" tanyanya.

Clara ketakutan, ia bersembunyi di balik tubuh Violin.

"Ikut aku ke kantor Sam." perintah pak Julius.

Samuel menggertakkan giginya menahan emosi. "Tunggu saja pembalasanku." ujarnya pada Violin seraya keluar mengikuti dekan.

Violin menatap Clara. "Apa yang ingin Sam lakukan padamu, apa kau terluka?"

Clara memeluk sahabatnya. "Aku baik baik saja, tapi hampir saja penyamaranku terbongkar. Sam ingin aku melepaskan kaca mata dan juga ikatan rambutku."

Violin menyipitkan matanya. "Apa maksud dari keinginannya, aku pikir ia akan melakukan sesuatu yang...ah sudahlah, ayo kita keluar. Kau tenang saja, mulai hari ini kau akan bebas darinya."

"Tunggu Vio, apa kau melaporkan Samuel pada dekan kampus?" tanya Clara.

"Tentu saja, aku sudah tak tahan lagi dengan perilakunya. Hanya dekan yang bisa menghentikan pria itu." jawab Violin.

"Kau salah Vio, Sam pemilik universitas ini. Bagaimana jika dekan di pecat karena masalah ini?"

"Jangan banyak berpikir Clara, saat aku mengatakannya pada pak Julius, ia sama sekali tak takut pada Samuel. Jika ia takut, mana mungkin ia kemari denganku."

"Bagaimana kau tahu aku disini?"

"Aku tak menemukanmu di kantin, Samuel hanya pergi ke kantin atau basecamp basket."

Clara terbelalak lalu segera menarik Violin keluar. "Kau dalam masalah Vio, Samuel tak suka basecamp nya diinjak wanita."

Violin tertawa. "Lalu bagaimana denganmu nona?"

"Aku pengecualian, karena aku pembantunya selama satu minggu." jawab Clara.

"Sudah jangan banyak berpikir Clara, kau sudah bebas sekarang."

Tiba-tiba Jerry dan Given berlari ke arah mereka.

"Apa yang terjadi?" tanya Jerry.

"Kalian pasti sudah mendengar, untuk apa bertanya." bentak Violin.

"Apa Sam melukaimu Clara?" tanya Jerry.

Clara menggelengkan kepalanya.

"Lalu untuk apa ia dibawa ke ruang dekan?" tanya Given.

"Aku yang melaporkannya karena ia selalu mengganggu Clara." jawab Violin.

"Apa kau tak tahu siapa Samuel, kau bisa dikeluarkan dari kampus." ujar Jerry.

"Aku sama sekali tidak takut, urus saja teman sombong kalian. Ayo Clara..."

Violin dan Clara meninggalkan mereka. Sedangkan Jerry dan Given segera menuju ruang dekan.

*****

Samuel berdiri di depan pak Julius, ia sama sekali tak mau duduk disana.

"Duduklah Sam." ujar pak Julius.

"Tidak perlu, apa maksud anda membawaku kemari?" tanya Samuel. "Anda sepenuhnya sudah bosan menjadi dekan disini." sambungnya dengan nada ancaman.

"Aku tahu kau putra pak Darsa Kelt, tapi kau tak bisa seenaknya berperilaku Sam. Apalagi kau hampir melecehkan mahasiswi baru disini." jawab pak Julius.

"Melecehkan? Kapan aku melakukan hal semacam itu? Apa anda tadi sedang melihatku sedang melecehkannya?" bentak Samuel.

"Jika kau tak punya niat seperti itu, untuk apa kau membawa Clara kesana dan saat aku membuka pintu, wanita itu sedang ketakutan dan berteriak memanggil nama temannya."

Samuel menggebrak meja dengan kedua tangannya. "Anda telah menuduh orang yang salah, sepertinya anda benar benar tak ingin lagi di universitas ini. Tunggu saja, besok anda pasti tak diizinkan masuk kampus kembali."

"Tidak seperti itu Sam..." ujar pak Gunawan rektor kampus. Ia segera ke ruang dekan setelah mendengar keributan para mahasiswa mahasiswi kampus. "Ini hanya sebuah kesalahpahaman saja. Pak Julius, anda tak mungkin menuduh putra pak Darsa kan?" sambungnya.

"Atas nama pak Julius, aku minta maaf padamu Sam." ujar pak Gunawan lagi.

"Mengapa anda yang mewakilinya?" tanya Samuel.

Pak Gunawan menatap pak Julius penuh harap.

"Baik Sam, mungkin aku salah paham. Maafkan aku, tapi aku minta kau jangan mengganggu Clara lagi, karena kau akan menyesal nanti." ujar pak Julius.

Samuel menatap mereka tajam lalu keluar tanpa berkata apapun, bahkan ia membanting pintu itu dengan keras.

*****

Happy Reading All...😘😘😘

Terpopuler

Comments

𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐

𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐

yang jelas klo ngomong.... minta di sentil ni orang🙄

2022-08-10

0

𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐

𝕸y💞Uʟғᴀ ིྀ༙࿐

bilang ada klo kau udah ada respect ama tu si culun

2022-08-10

0

𝕸y💞𝕄𝕆𝕆ℕ🍀⃝⃟💙

𝕸y💞𝕄𝕆𝕆ℕ🍀⃝⃟💙

eeciie.. yg gak mau kehilangan 😂

2022-08-09

0

lihat semua
Episodes
1 Samuel Kelt
2 Clara Aldrey
3 Hari Pertama Kuliah
4 Hari Sial
5 Kepulangan Mami
6 Dinner First Time
7 Rencana Perjodohan
8 Dipermalukan
9 Perlakuan Yang Berbeda
10 Anak Sultan
11 Perasaan Aneh
12 Samuel Mengikuti Clara
13 Kediaman Clara
14 Kediaman Samuel
15 Kesetiaan Sahabat
16 Sahabat Spesial
17 Luntur
18 Hampir Ketahuan
19 Tak Bisa Dilawan
20 Terkurung
21 Samuel Bernyanyi
22 Perhatian Samuel
23 Violin Kesal
24 Teman Lama
25 Hukuman Celia The Genk
26 Penolakan Velly Loman
27 Kesepakatan Johannes dan Velly
28 Kebebasan Celia the Genk
29 Sahabat Lama
30 Rasa Cemburu
31 Alia adalah...???
32 Pelukan Tanpa Sadar
33 First Kiss
34 Kegalauan Samuel
35 Curahan Hati Clara
36 Pernyataan Cinta
37 Kedatangan Loman
38 Pengganggu
39 Kemarahan Samuel
40 Jangan Jangan
41 Kejujuran Samuel Pada Temannya
42 Telepon Dari Samuel
43 Mencari Samuel
44 Jadian
45 Ketahuan
46 Tamparan Dari Clara
47 Cerita Clara
48 Mesra
49 Rencana Pertemuan
50 Aku Merindukanmu
51 Perdebatan Lagi
52 Saling Perhatian
53 Waktu Untuk Faisal
54 Pangeran dan Putri
55 Kelas Musik Pertama
56 Siapa Cler.L
57 Kekesalan Violin
58 Milik Loman Adalah Milik Clara
59 Menyiapkan Makanan Tim Basket
60 Beilan Putus
61 Ciuman Di Depan Umum
62 Perdebatan Beilan dan Alia
63 Beilan Jatuh Cinta Lagi
64 Pertemuan Keluarga
65 Keterkejutan
66 Menambah Kebohongan
67 Kencan Pertama
68 Kemarahan Samuel
69 Nasehat Velly Loman
70 Mabuk Dan Meracau
71 Clara Sakit
72 Harga Diri dan Keegoisan Samuel
73 Sulit Diyakinkan
74 Kepanikan Samuel
75 Ungkapan Hati Samuel
76 Akhirnya Damai
77 Faisal Urusan Samuel
78 Samuel dan Ayahnya
79 Menghadapi Faisal
80 Kembali Berteman
81 Jerry Dan Given Terkejut
82 Kedatangan Dokter Firdaus
83 Violin Beilan
84 Rencana Celia & Alia
85 Tak Menyukai Perubahan
86 Penculikan Clara
87 Lokasi Penculikan
88 Clara Kabur
89 Tertipu
90 Salah Sangka
91 Akhirnya Ditemukan
92 Pengepungan Hutan
93 Pelarian Penculik
94 Penangkapan Penculik
95 Tertembak Mati
96 Samuel Nyaris Pingsan
97 Cerita Given
98 Surat Penangkapan
99 Penangkapan Celia
100 Kedatangan Vony dan Hideyoshi
101 Introgasi Vony
102 Kegilaan Celia
103 Takut Mereka Tahu
104 Posesif dan Pencemburu
105 Bersama Red
106 Kejutan Untuk Samuel
107 Kesedihan Violin
108 Sudah Saatnya Tahu
109 Kenyataan Yang Menyakitkan
110 Memperbaiki Semuanya
111 Pernikahan
112 Malam Terindah
113 TAMAT
114 BONUS ( END )
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Samuel Kelt
2
Clara Aldrey
3
Hari Pertama Kuliah
4
Hari Sial
5
Kepulangan Mami
6
Dinner First Time
7
Rencana Perjodohan
8
Dipermalukan
9
Perlakuan Yang Berbeda
10
Anak Sultan
11
Perasaan Aneh
12
Samuel Mengikuti Clara
13
Kediaman Clara
14
Kediaman Samuel
15
Kesetiaan Sahabat
16
Sahabat Spesial
17
Luntur
18
Hampir Ketahuan
19
Tak Bisa Dilawan
20
Terkurung
21
Samuel Bernyanyi
22
Perhatian Samuel
23
Violin Kesal
24
Teman Lama
25
Hukuman Celia The Genk
26
Penolakan Velly Loman
27
Kesepakatan Johannes dan Velly
28
Kebebasan Celia the Genk
29
Sahabat Lama
30
Rasa Cemburu
31
Alia adalah...???
32
Pelukan Tanpa Sadar
33
First Kiss
34
Kegalauan Samuel
35
Curahan Hati Clara
36
Pernyataan Cinta
37
Kedatangan Loman
38
Pengganggu
39
Kemarahan Samuel
40
Jangan Jangan
41
Kejujuran Samuel Pada Temannya
42
Telepon Dari Samuel
43
Mencari Samuel
44
Jadian
45
Ketahuan
46
Tamparan Dari Clara
47
Cerita Clara
48
Mesra
49
Rencana Pertemuan
50
Aku Merindukanmu
51
Perdebatan Lagi
52
Saling Perhatian
53
Waktu Untuk Faisal
54
Pangeran dan Putri
55
Kelas Musik Pertama
56
Siapa Cler.L
57
Kekesalan Violin
58
Milik Loman Adalah Milik Clara
59
Menyiapkan Makanan Tim Basket
60
Beilan Putus
61
Ciuman Di Depan Umum
62
Perdebatan Beilan dan Alia
63
Beilan Jatuh Cinta Lagi
64
Pertemuan Keluarga
65
Keterkejutan
66
Menambah Kebohongan
67
Kencan Pertama
68
Kemarahan Samuel
69
Nasehat Velly Loman
70
Mabuk Dan Meracau
71
Clara Sakit
72
Harga Diri dan Keegoisan Samuel
73
Sulit Diyakinkan
74
Kepanikan Samuel
75
Ungkapan Hati Samuel
76
Akhirnya Damai
77
Faisal Urusan Samuel
78
Samuel dan Ayahnya
79
Menghadapi Faisal
80
Kembali Berteman
81
Jerry Dan Given Terkejut
82
Kedatangan Dokter Firdaus
83
Violin Beilan
84
Rencana Celia & Alia
85
Tak Menyukai Perubahan
86
Penculikan Clara
87
Lokasi Penculikan
88
Clara Kabur
89
Tertipu
90
Salah Sangka
91
Akhirnya Ditemukan
92
Pengepungan Hutan
93
Pelarian Penculik
94
Penangkapan Penculik
95
Tertembak Mati
96
Samuel Nyaris Pingsan
97
Cerita Given
98
Surat Penangkapan
99
Penangkapan Celia
100
Kedatangan Vony dan Hideyoshi
101
Introgasi Vony
102
Kegilaan Celia
103
Takut Mereka Tahu
104
Posesif dan Pencemburu
105
Bersama Red
106
Kejutan Untuk Samuel
107
Kesedihan Violin
108
Sudah Saatnya Tahu
109
Kenyataan Yang Menyakitkan
110
Memperbaiki Semuanya
111
Pernikahan
112
Malam Terindah
113
TAMAT
114
BONUS ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!